Author's POV
Niall membopong tubuh Megan yang sudah tidak sadarkan diri dengan darah yang terus bercucuran dari ujung dahinya, beruntung Niall saat ini tengah menggunakan kemeja berwarna gelap sehingga darah yang menempel di bajunya tidak nampak jelas.
Beberapa perawat menghampirinya dengan membawa bangkar, kemudian dengan sigap Niall meletakkan Megan di bangkar tersebut. Detak jantungnya mulai tak karuan dan kebiasaan buruknya pun muncul, Niall menggigit ujung kukunya sambil menunggu Megan yang sedang ditangani oleh pihak medis.
Marcus yang ada disebelahnya hanya terdiam sembari memikirkan beberapa kemungkinan yang saat ini menjadi pertanyaan dibenaknya, Niall yang terlihat begitu khawatir dan cemas ketika membopong wanita yang menurutnya asing itu menjadi sebuah tanda tanya besar.
Dan di tempat yang berbeda, hal yang sama dirasakan oleh Ashley. Sejak dirinya menginjakkan kaki di rumahnya kemarin hingga hari ini, ia sama sekali tidak mendapatkan kabar apapun dari Niall. Tentu saja hal itu bukan hal yang wajar baginya, karena ini pertama kalinya ia mengalami kesulitan untuk menghubungi kekasihnya sendiri.
Beberapa kali ia sudah mencoba menghubungi ponsel Niall namun tidak ada satupun panggilan itu terangkat, bahkan pesan-pesan yang Ashley kirimkan juga belum terbaca oleh lelaki itu. Ashley menghembuskan nafasnya pasrah, ia berusaha berpikir positif jika Niall memang tengah sibuk mengurus pekerjaannya.
Karena bukan hanya Niall, melainkan Tara pun sulit dihubungi. Entah apa kesibukkan kedua orang itu, Ashley pun tidak mendapat clue apapun.
"Ash, kau jadi menyerahkan revisi tugas akhirmu ke kampus hari ini?" Suara Ana membawa Ashley kembali pada realita. Wanita itu membawakan sepiring sarapan yang langsung disajikan dihadapannya.
Ashley mengangguk sambil merapihkan berkas-berkas yang akan ia serahkan ke bagian akademik di kampusnya hari ini, tak lupa mengucapkan terima kasih pada Ana yang telah membuatkannya sarapan. "Hal terakhir yang harus kulakukan sebelum wisuda." gurau Ashley.
Ana tertawa kecil seraya mengusap kedua lengan Ashley dengan lembut, dari usapan tersebut Ashley bisa merasakan naluri keibuan Ana yang mengalir untuknya. "Selamat atas segala kesuksesanmu, aku tidak bisa membayangkan terpaksa kembali kesini hanya untuk sebuah prank." gurau Ana sekaligus menyindirnya.
Ashley sempat terlonjak mendengar kata 'prank' yang keluar dari mulut Ana, wanita itu menatap Ana dengan tatapan jahilnya. "That's sucks, ditambah lagi Niall yang sepertinya sudah mulai sibuk dengan persiapan turnamen untuk para atletnya, aku masih belum memberi tahunya mengenai kelulusanku ini." keluhnya.
"Kau masih memiliki banyak waktu untuk memberi tahunya sebelum wisuda dan-oh, apakah Mr. dan Mrs. Hamilton sudah mengetahui hal ini?"
Ashley menggeleng.
"Well, kalau begitu saranku kau memberi tahu kabar ini pada keluargamu terlebih dahulu. Biarkan Niall mengetahuinya terakhir, agar lelaki itu merasa bersalah padamu." Ana berkata dengan nada angkuhnya membuat Ashley tak kuasa tertawa begitu wanita itu selesai menyelesaikan kalimatnya.
Ashley tahu pasti Ana hanya berusaha menghiburnya, wanita itu tidak benar-benar berniat untuk membuat Niall merasa demikian.
"Terima kasih atas sarannya, Ana. Kau benar-benar yang terbaik!" Ashley memeluk cepat wanita yang sudah menemaninya sejak kecil itu sebelum mengambil tas beserta kunci mobilnya untuk menuju ke kampus.
Sesampainya di kampus, karena ia hanya datang sendirian Ashley pun bergegas menyelesaikan segala urusannya dan cepat-cepat kembali ke rumah karena saat ia berangkat tadi, kedua sahabatnya yang tak lain adalah Maddie dan Serena bahkan masih terlelap di kamar tamu miliknya selayaknya putri tidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Another World
Fiksi Penggemar"I want to take you to another world, so that you can feel the love and happiness that you have never felt before" copyright© 2020 by kennyzzlexo