10. Unplanned

145 23 10
                                    


Ashley dan Niall kembali ke resort pada pukul sepuluh malam, mereka baru saja menghabiskan malam itu bersama.

Niall benar-benar menepati ucapannya ketika ia berkata bahwa pada malam itu hanya ada Ashley dan dirinya, tidak yang lain. Itu benar. Setelah menikmati sunset dipinggir pantai, Niall mengajak Ashley berkeliling Malibu.

Ternyata kepergian Niall setelah makan siang bukan untuk menemui teman-temannya, melainkan untuk mencari tempat yang cocok untuk menghabiskan waktunya bersama Ashley malam itu.

Keempat teman Ashley pun tidak benar-benar melupakan Ashley begitu saja, semua itu hanya segelintir rencana Serena dan Maddie agar Niall bisa menyatakan perasaannya dipinggir pantai saat matahari terbenam.

Seperti yang selalu Ashley impikan.

Jadi, bisa disimpulkan semua yang terjadi pada hari itu adalah bagian dari rencana.

Begitu Niall menceritakan semua rencana itu pada Ashley, wanita itu sempat merasa tak percaya. Bukan apa-apa, karena perilaku yang ditunjukkan keempat temannya itu benar-benar terkesan natural.

"Aku berharap mereka sudah tertidur." ucap Ashley ketika mereka tengah berjalan menuju bungalow.

Niall terkekeh sebelum mengecek jam yang ada dipergelangan tangannya. "Sekarang pukul sepuluh lewat lima, aku tidak yakin mereka tertidur secepat ini, babe."

Untuk kesekian kalinya dihari ini, pipi Ashley kembali memerah bak kepiting rebus. Semenjak mereka saling menyatakan perasaannya tadi, Niall selalu memanggilnya dengan panggilan itu.

"Oh, ayolah. Jangan tersipu seperti itu, kau membuatku ingin kembali menciummu." goda Niall.

"Kalau begitu berhenti menggodaku." jawab Ashley semakin menutupi wajahnya dari Niall.

Niall tergelak, semakin mengeratkan rangkulannya pada pundak Ashley dan mengecup kening wanita itu dengan manisnya.

"Awe, Niall the sweetest guy." Ashley berkata sambil menatap Niall jahil.

Niall menaikkan kedua alisnya, "I know right? the sweetest guy you've ever met."

Keduanya tergelak, setelah itu tidak ada lagi pembicaraan diantara keduanya karena mereka telah sampai di bungalow yang mereka tempati.

Ashley memperhatikan keadaan yang sangat sepi dan sunyi, sedangkan Niall membuka pintu kaca dengan perlahan. Begitu mereka masuk, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan dari keempat orang itu.

Ashley menghela nafasnya lega, setidaknya malam ini ia bisa beristirahat dengan tenang. Tanpa adanya bombardir pertanyaan dari teman-temannya.

"Aku akan mengantarkanmu ke kamar, sepertinya mereka semua sudah tertidur." Niall menarik Ashley menuju kamarnya dan Maddie.

Ashley membuka pintu kamar itu perlahan dan mengintip sedikit untuk memastikan ia tidak membangunkan Maddie yang dianggapnya sudah tertidur.

Namun yang didapatinya hanyalah kamar kosong yang bahkan ranjangnya pun masih rapih seperti tak tersentuh.

"Maddie tidak ada, Ni. Kemana dia?" Ashley membuka pintu itu lebih lebar lagi sehingga Niall bisa melihat kedalam kamarnya yang kosong itu.

Niall mencurigai sesuatu, pasti ini adalah salah satu rencana yang disusun tanpa sepengetahuannya.

Niall menatap Ashley, begitupun sebaliknya. Ashley mengerutkan keningnya bingung. Mengapa pula Niall menatapnya seperti itu?

"Apakah ini adalah salah satu dari rencanamu, Mr. Horan?" tanya Ashley penuh selidik.

Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang