Prolog

5.6K 301 9
                                    

Amaranthine
(adj.) eternally beautiful and unfading;
everlasting, undying, immortal.

Luna Kinandita

Aku selalu setuju bahwa hidup penuh dengan kejutan. Biarpun kata orang aku pasti akan menjadi juara umum di setiap semesternya, aku akan selalu terkejut saat namaku dipanggil oleh Pak Imam-wali kelasku selama 2 tahun berturut-turut-dan diberi tahu sebagai murid paling berprestasi. Aku juga selalu terkejut saat mama papa membawa kue ulang tahun tengah malam ke kamarku sembari bernyanyi. Meskipun hampir tiap bulan aku mendapat pengakuan cinta dari lawan jenis-bukan bermaksud sombong-tetapi aku selalu terkejut sampai tidak bisa bicara apa-apa. Ya, hidup ini memang penuh kejutan.

Dan kejutan terbesar dalam hidupku telah Tuhan kirim hari itu. Saat aku tiba-tiba pingsan di kamar mandi, berlanjut ke diagnosis dokter yang membuatku berharap itu hanya mimpi. Karena kejutan itu pula, mama dan papa menjadi orang tua yang posesif, aku harus meninggalkan sekolah, juga menjalani hariku bersama obat-obatan yang membuat mual.

Sesaat, aku termenung. "Apa ini tujuan Tuhan memberikan kehidupan yang nyaris sempurna untukku selama ini? Karena aku harus mengakhirinya dengan rasa sakit." Namun, mengapa rasanya tidak adil? Aku masih 17 tahun, baru bisa menentukan cita-cita, masih ada banyak hal yang ingin aku lakukan, masih ingin bersama mama papa. Mengapa harus seperti ini?

Sakti Gentala

"Kamu harus belajar dewasa, Sakti. Kamu yang nanti akan meneruskan usaha papa." - papa gue yang lebih cerewet dari tukang sayur kompleks, namanya Pak Hilman.

"Bagaimana kamu bisa bertanggung jawab atas anak istri kamu nanti kalau tugas elektrolisis saja tidak kamu kerjakan?" - Guru kimia kesayangan gue, Bu Inas.

"Jangan bandel terus, Den. Bibi kasihan sama bapak. Minum obat terus gara-gara Aden." - asisten rumah tangga gue yang hobinya nonton gosip, Bi Minem.

Kenapa semua orang ribet banget urus kehidupan gue, sih? Papa menikmati hidup dengan berkas-berkas pekerjaannya yang enggak pernah selesai. Bu Inas kelihatan bahagia banget kalau udah ketemu sama unsur periodik. Bi Minem bisa heboh banget kalau lihat Nikita Mirzani di layar TV. Semua orang punya cara sendiri untuk menikmati hidup, bukan? Dan selama ini, itu yang gue lakukan, menikmati hidup. Bukan menyia-nyiakan seperti yang mereka katakan.

Bahagianya gue adalah saat mengambil gambar sebanyak mungkin menggunakan kamera analog peninggalan mama, mengabadikan senyum penjual buah di trotoar yang merasa senang karena ada pembeli yang memborong, juga menikmati padatnya transjakarta jurusan Pondok Labu - Blok M.

Gue enggak tahu kapan gue meninggal. Mungkin aja sebelum menggantikan papa, mungkin aja waktu mengerjakan ulangan harian elektrolisis, mungkin aja waktu makan tempe bacem buatan Bi Minem. Maka dari itu, gue mau menikmati hidup sebanyak mungkin, senikmat mungkin, dengan cara gue sendiri.

*
*
*
Selamat pagi, Legiuns.

Semangat menjalani bulan puasanya, yaaa! Apalagi kalo ditemenin sama Bincey, harus tambah-tambah kuat pokoknya!

Baik, baru beberapa hari cerita Sasa sama Mahesa beres, aku balik lagi dengan cerita baru. Genrenya romansa remaja. Tapi, jangan anggap enteng cerita ini, agak lumayan berat soalnya. FYI, cerita ini udah TAMAT, bahkan udah ditulis sejak Oktober tahun lalu. Jadi, insya Allah aman, gak akan kejebak sama hiatus Bincey yang suka tiba-tiba dan gak tau kapan akhirnya. Tenang, di cerita ini gak akan ada yang namanya PHP.

Tapi, tentu aja, aku juga butuh dukungan kalian supaya semangat update. Gak muluk-muluk kok, cuma minta suportif kalian buat kasih vote sama komen. Gampang kan? Biar kita punya hubungan simbiosis mutualisme gituuuu. Siap ya?

Daaaann ....
Karena Chanyeol lagi wamil dan aku lagi suka sama orang ini—ngerasa juga dia yang paling pas buat tokoh Sakti Gentala—ini dia cast nya :

Karena Chanyeol lagi wamil dan aku lagi suka sama orang ini—ngerasa juga dia yang paling pas buat tokoh Sakti Gentala—ini dia cast nya :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Mingyu Seventeen, sebagai Sakti Gentala

Kim Mingyu Seventeen, sebagai Sakti Gentala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luna Kinandita (gak tau siapa)

Ini cuma imajinasi aku aja. Kalo kalian ngerasa punya bayangan visual juga gak apa-apa kok. Yang penting kalian berhasil masuk aja ke ceritanya.

Aku mulai update nanti sore. Jadi, jangan lupa masukin cerita ini ke library sama reading list kalian, yaaa. Xoxo!

Bini Ceye,
05.51, 13 April 2021.

Amaranthine [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang