Pagi itu keadaan kantor Arthawilaga Corporation sangat kacau. Semua gunjingan terjadi sana sini. Berita itu sudah meluas cepat. Bahkan para wartawan sudah menunggu di depan gedung, menantikan si pemilik perusahaan membuka suara.
Reva yang baru saja tiba di kantor segera memberi tau pengumuman berasal dari perintah Jeno yang menelfonnya tadi pagi.
"Perhatian semuanya. Karena ada permasalahan yang terjadi dengan Pak Jeno, jadi beliau meminta saya tadi pagi untuk meliburkan seluruh karyawan maupun staff yang ada di kantor ini selama 2 hari sampai keadaan benar-benar baik kembali."
"Kak, Pak Jeno kenapa? Kasus mabuk itu ya? Sama kencan nya?"
"Itu saya tidak tau. Tapi ada masalah juga dengan projek baru perusahaan ini. Jadi mohon untuk tidak menyebarkan berita yang tidak benar. Saya yakin penyebab Pak Jeno seperti itu karena stress akibat permasalahan perusahaan ini."
"Emangnya kenapa, Kak? Apa masalah sama perusahaan ini? Kita takut banget kalo ini dampaknya buat kita juga." ucap salah satu mereka.
Reva menghela nafasnya.
"Berkas dari projek baru Pak Jeno dengan perusahaan XC Technology ada yang mencuri dan membakar nya. Saya tidak tau itu siapa, tapi kami bakal cari tau siapa pelaku itu dengan bantuan dari temannya Pak Jeno." jelas Reva.
"Kita harap pelaku itu ketemu dan gak buat Pak Jeno jadi bahan perbincangan media. Masalahnya Pak Jenovan CEO yang berprestasi dan sukses."
"Semoga saja. Kalian jika percaya dengan Pak Jeno, tetap lah dukung beliau. Beliau juga sudah banyak melakukan hal baik untuk kita semua. Kalian harus profesional, jika begini perusahaan beliau bisa menurun dan itu juga akan merugikan diri kalian juga."
Mereka mengangguk. Memang, seluruh karyawan, satpam ataupun cleaning service di perusahaan Jeno itu tau bagaimana atasannya berbuat baik kepada mereka semua. Jeno benar-benar atasan yang di sukai oleh para orang di kantornya. Tak heran mereka banyak mempercayai Jeno sebagai atasan mereka.
"Jadi, ayo pulang semua. Kerjakan saja di rumah."
Mereka pun bubar dari kantor itu.
Reva memakai baju biasa hanya untuk memberi tau kepada semua orang di kantor. Sebab, dia akan bertemu dengan Keira dan teman-teman Jeno.
✿.。.:* ☆:**:. ℍ𝐨Ⓣ ČEØ .:**:.☆*.:。.✿
"Bilang ke saya, kenapa kamu sama saya gak pake baju?!"
Gadis yang di bentak nya beberapa kali itu menangis tersedu. Bahkan dia lupa dengan panggilan yang biasa nya dengan Sera.
"Jawab Sera! Saya gak mungkin ngelakuin itu kan?!"
"Aku takut sama kamu, Jen. Kamu semalem kayak orang kesetanan. Tiba-tiba narik aku trus kamu cium gitu aja bibir sama leher aku dan sesudahnya kam-"
"Ga usah di lanjutin."
Sera menangis keras.
"Maaf, Jen. Aku juga gak tau aku bakal ketiduran disini."
Jeno yang melihat Sera menangis dengan badan yang tertutup oleh selimut langsung memeluk nya.
"Sorry, Ser. Saya yang salah disini, maafin saya. Saya benar-benar udah ngerusak kamu." ucap Jeno yang mengelus rambut Sera.
Sera memukul dada Jeno yang tidak berpakaian itu sembari menangis terisak.
"Aku takut, Jeno. Aku takut aku kenapa-napa."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT CEO
Fanfiction"Aduh om, maaf banget ya." "Jangan panggil saya om, saya masih muda." ✿.。.:* ☆:**:. ℍ𝐨Ⓣ ČEØ .:**:.☆*.:。.✿