"Kak Jeno sakit!"
Jeno melepaskan pergelangan tangan yang dia genggam dengan tangan kekar nya itu.
"Maksud kamu apa?!" bentak Jeno.
"Maksud gue yang tadi ya? Oh gak ada, cuman mau ngerjain lo doang kok. Asik aja gitu. Seru kan?"
"Keira, kamu kalau punya masalah sama saya bilang. Bukan kek gini caranya, saya tuh lagi bicarain projek perusahaan saya ke depannya gimana." jelas Jeno.
"Oh iyakah? Aduh maaf, gak sengaja deh. Tapi kok tadi ada ketawa-ketawa trus mana pake acara lo ngelap in bibir si ceww itu pakai tisu. Bahas pekerjaan atau lagi main drama, Pak?"
Jeno hanya berusaha menahan diri ya untuk tidak memaki-maki Keira.
"Kamu cemburu liat saya sama Sera berduaan?" tanya Jeno langsung.
Jeno melihat Keira tajam. Dia bisa melihat ada kegugupan di manik matanya.
"Gak! Ngapain cemburu. Ogah gue."
"Oh gitu ya. Kamu gak tau ya? Saya cemburu liat kamu yang selalu deket-deket sama Aji. Pengen saya tonjok tu Aji. Saya cemburu Keira, asal kamu tau."
Kedua mata Keira menbulat sempurna. Kalimat terakhir Jeno membuat jantung nya berdetak 2 kali lipat.
Jeno mendekati Keira kini wajah pria itu berseberangan dengan telinga Keira.
"Tapi bohong." ucap Jeno.
Keira melihat wajah Jeno yang dekat itu.
"Gila lo."
Jeno menatap manik mata Keira. Pandangan mereka bertemu dan terkunci selama 1 menit.
"Keira, dari deket gini kok cantik sih?" batin Jeno.
"Jantung gue kok lomba lari gini jadinya?" -Keira.
Jeno sadar dan menjauhkan wajahnya. Kecanggungan pun terjadi.
"Besok. Besok kamu harus pergi sama saya. Saya gak terima penolakan." ucap Jeno.
"Kemana?"
"Gak perlu kamu tau."
"Gak mau."
"Don't want it? seriously don't want to?"
Keira mengangguk mantap.
"Oh oke. Saya akan sebarkan aib kamu."
"Aib? Aib apaan? Ngaco lo Jenovan."
"Pertama, foto kamu tidur di kamar saya kedu-"
Keira menghentikan omongan Jeno.
"Tunggu! Kapan gue tidur di kamar lo woi?"
"Kamu gak sadar? Kamu abis nonton film sampe jam 2 malam tapi kamu masuk ke kamar saya tiba-tiba sedangkan tv di depan tidak kamu matikan. Saya yang lagi main laptop di kasur aja kaget."
"Trus abis itu? Lo gak apa-apain gue kan?"
"Gak. Saya biarin kamu tidur di kasur saya sampai saya selesai sama kerjaan. Abis itu saya gendong kamu ke kamar kamu."
"GENDONG?! GILA JENOVAN!" Keira sangat kaget dan menepuk lengak Jeno.
"Apa? Kan saya cuman gendong. Rencananya saya biarin aja ampe pagi tapi pasti nanti kamu heboh. Pilih jalur aman aja."
"Astaga bego banget gue. Trus apa lagi?"
"Trus yang kedua, kamu...kamu..bra kamu kenapa bisa di belakang pintu kamar mandi?"
Jika yang tadi Keira sangat kaget, maka yang ini dua kali lipat kaget dan malu. Kemana akan di letakkan harga diri gadis itu? Begitulah pikirnya.
"Duh gila gue harga diri gue." Keira mengacak rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT CEO
Fiksi Penggemar"Aduh om, maaf banget ya." "Jangan panggil saya om, saya masih muda." ✿.。.:* ☆:**:. ℍ𝐨Ⓣ ČEØ .:**:.☆*.:。.✿