"Nah dah sampe."
Motor Jeno sudah terparkir di depan garasi rumah.
"Bentar, kamu jangan turun dulu." ucap Jeno.
Semenjak di perjalanan tadi mereka mengobrol, dan tiba-tiba saja Jeno memanggil sebutan aku-kamu yang membuat Keira bertambah salah tingkah.
"Kenapa?" tanya Keira.
Jeno langsung berjongkok membelakangi Keira.
"Ngapain?" tanya Keira.
"Naik." perintah Jeno.
"Gak ah, kan udah nyampe. Tinggal jalan ke dalam doang."
"Aku maksa." ucap Jeno.
"Iya deh iya."
Akhirnya mau tidak mau Keira pun naik ke punggung Jeno. Lalu mereka pun masuk ke dalam rumah.
"Mama kamu mana?"
"Ada kok. Ma!! Mama!! Yuhu mama!!" teriak Jeno di ruang tamu.
"Sttt!! Berisik Jeno. Gak usah manggil Mama kamu gitu juga kali. Ini bukan hutan." ucap Keira yang memukul pundak Jeno.
"Salahin kenapa rumah aku kegedean. Makanya kalo manggil harus teriak dulu."
"Dasar."
Ela pun keluar dari pintu menuju kolam renang karena mendengar suara teriakan anaknya.
"LAH KEIRA?!! ITU KAMU, SAYANG?!" Ela sangat terkejut melihat siapa yang di depannya.
"Iya Mama, ini Keira." ucap Keira.
"Ya ampun Keira, mama Ela kepikiran sama kamu sayang. Mama nangisin kamu takut kenapa-kenapa." ucap Ela sambil mendekati mereka.
"Tenang ma, Keira udah aman sekarang." ucap Jeno.
Jeno menurunkan Keira dari punggungnya nya.
Ela langsung berlari memeluk Keira erat.
"Keira, mama cemasin kamu nak. Kamu gak papa? Kamu ada yang luka? Kenapa kamu kurusan gini? Kamu diapain sama mereka? Bilang sama mama."
Ela cemas melihat keadaan Keira.
"Keira, masih lemas mah. Nanti Jeno sekalian ceritain aja kejadian sebenarnya. Papa belum pulang ya?"
"Belum. Ini aja tadi mama nelfon gak di angkat."
"Udah tengah malem mah. Lembur?"
"Iya. Tadi papa pas pergi dia bilang bakalan pulang tengah malem."
"Ya udah deh nanti kita cerita sama papa. Nunggu papa pulang dulu, Bang Mahen juga."
"Mahen? Maksud kamu Mahen ada disini? Dimana Mahen?! Mama mau ketemu dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT CEO
أدب الهواة"Aduh om, maaf banget ya." "Jangan panggil saya om, saya masih muda." ✿.。.:* ☆:**:. ℍ𝐨Ⓣ ČEØ .:**:.☆*.:。.✿