"Arghh! Dan, gue selalu ke pikiran Keira."
Aji yang sedang mengerjakan latihan matematika itu seketika berhenti.
"Ya sama Ji, gue juga."
"Ini pasti ada hubungannya sama Bang Jeno dan Sera."
"Gue rasa gitu."
"Gue udah gak kuat lagi pengen nonjok muka Bang Jeno." ucap Aji.
"Sama gue juga."
Mereka memang sudah menemukan bukti tapi itu tidak cukup akurat 100%.
✿.。.:* ☆:**:. ℍ𝐨Ⓣ ČEØ .:**:.☆*.:。.✿
Jenovan, pria berjalan masuk ke dalam rumahnya. Namun itu kosong, tidak ada siapapun. Dia tau bahwa kedua orang tuanya itu pergi ke kantor nya.
Jeno berjalan ke kamarnya, dia sedikit rindu dengan rumahnya. Berjalan ke lemari dan mengambil setelan baju kantornya.
Kemana dia? Dia akan pergi ke kantornya. Apapun resiko dia akan terima termasuk gunjingan para karyawannya.
Setelah rapi, Jeno segera turun dan berjalan ke mobilnya lalu berangkat.
Sesampainya di kantor, Jeno segera masuk ke dalam perusahaan. Pandangan mereka yang berada disana hanya terpaku pada sosok anak bungsu Darren Arthawilaga itu, bisikan sana sini terdengar. Termasuk bisikan yang membicarakan hubungan Jeno dengan seseorang lalu dia dalam keadaan mabuk juga.
"Pagi, Pak. Wah Pak, udah lama ya gak masuk kantor." ucap salah satu karyawan laki-laki disana.
"Hmm, maafkan saya. Saya ada sedikit urusan yang perlu saya sudahi."
"Oh begitu. Baik Pak, saya ke ruangan saya dulu."
"Ya."
Jeno pun pergi ke lift untuk pergi ke ruangannya. Sesampainya di atas, kebetulan Reva baru saja keluar dari ruangannya.
"Oh Pak Jenovan?"
"Selamat pagi."
"Oh selamat pagi, pak. Bapak gimana keadaannya?" tanya Reva.
"Tubuh saya sehat tapi nggak dengan pikiran saya."
Reva hanya terdiam. Dia juga tidak punya hak untuk ikut campur.
"Reva." panggil Jeno.
"Ya, Pak?"
"Kamu ada dapat kabar tentang Keira hilang?" tanya Jeno.
"Ya Pak, saya tau kabar itu. Teman Bapak kemarin yang beritahu saya."
"Siapa? Ajisaka?"
"Bukan Pak Jeno, tapi Regas."
"Terus sekarang gimana? Keira udah tau ada dimana?" tanya Jeno.
"Belum pak. Saya sedih dengar kabar itu, saya ingin mencari Keira juga."
Jeno hanya memicingkan matanya sekejap.
"Maafkan saya." ucap Jeno.
Yiva sedikit kaget mendengar ucapan Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT CEO
Fanfiction"Aduh om, maaf banget ya." "Jangan panggil saya om, saya masih muda." ✿.。.:* ☆:**:. ℍ𝐨Ⓣ ČEØ .:**:.☆*.:。.✿