Akhirnya bisa update juga cerita ini gaes..😊 sdh tak sabar mau menamatkan sesegera mungkin, vote dan berikan komen kalian supaya upnya cepet 😁 coz author dah mulai writer block 😅
Happy reading 😘
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>Mata Subowo menelisik menembus pemandangan penuh penghinaan yang menginjak-injak harga dirinya. Istri cantiknya yang belum pernah disentuhnya walau seujung kuku, telah jatuh dalam pelukan pria tinggi besar berkulit putih dan bermata biru, Cammon Vanderberg sang kapten Voc yang telah hadir di rumahnya belakangan ini.
"Tangkap mereka!!!" pekik Subowo.
Tubuh Sin yang berbalut selembar jarik dengan cepat mengenakan bajunya, demikian juga Cammon. Para pengawal menunduk malu tanpa mendongak sedikitpun saat keduanya terpapar cahaya obor yang menerangi kamar itu.
"Bawa mereka ke ruang pemujaan!" perintah Subowo.
Kedua sejoli digiring menuju ruang angker yang telah mereka masuki siang tadi, ketakutan membayang di wajah Sin. Air matanya meleleh pasrah. Beberapa jengkal dari tempatnya berdiri, Cammon tersenyum menatap seolah menyuruhnya tenang.
Seolah ingin melindungi gadis pujaannya itu, Cammon berusaha berbicara dengan Subawo.
"Tuan Subowo, ini kesalahan saya sepenuhnya. Saya telah merayu Sin dan memaksanya masuk ke kamar. Dan ..., hal ini terjadi begitu saja, ma-"
"Diam! Atau kupenggal kepalamu!"
"Ndoro ..., tolong lepaskan kami. Saya telah mencintai Tuan Cammon sebelum pernikahan paksa dengan Ndoro. Berbelas kasihlah kepada kami, Ndoro."
"Kalian akan dikurung di kamar masing-masing! Tidak ada yang boleh keluar sebelum keputusanku. Aku sudah tidak sabar menghabisimu Belanda busuk! Bersiaplah!" pekik Subowo memecah kesunyian malam, lalu dia memerintahkan anak buahnya untuk menyekap Sin dan Cammon di kamarnya dengan pengawalan ketat di setiap pintu.
Subowo menggeram dan menendang semua yang ada di ruangan itu. Istri-istrinya datang dan memberi penghiburan, rencananya gagal untuk mempersembahkan tumbal yang didapatnya susah payah. Kini dia akan bersiap mendapatkan ganti rugi apapun yang terjadi.
Para genderuwo yang telah mendapat janji gadis perawan cantik keturunan sinden yang lahir pada hari selasa kliwon telah pupus. Tumbal cantik itu terenggut oleh orang lain, bahkan sang tumbal menyerahkannya dengan sukarela.
Subowo mengamuk karena sesuatu yang membahayakan nyawanya dan harta bendanya akan segera dihadapinya. Entah apa yang akan dilakukannya untuk mendapatkan kembali tumbal yang sesuai permintaan genderuwo sesembahannya.
Belum juga menemukan titik temu itu, Subowo dikejutkan dengan suara teriakan beberapa penjaga dari luar ruangan dan menggedor-gedor pintu.
"Ndoro! Ndoro! Kita diserang!"
Subowo berdiri dari tempat duduknya, dan melangkah cepat ke arah pintu.
"Ndoro, pasukan Belanda sudah dekat. Mereka hampir sampai di rumah ini. Jumlah mereka sangat banyak!" teriak penjaga itu ketakutan.
Subowo segera masuk lagi ke kamar pemujaan, ia melakukan ritulnya memanggil genderuwo untuk membereskan pasukan Belanda itu segera.
Kemenyan dibakar, lantunan mantera keluar dari mulut Subowo yang kadang mendesis dan mengeluarkan suara aneh. Aroma binatang menyeruak ke dalam penciumannya. Pertanda salah satu diantara mereka telah datang.
"Grrr ... grrr ..., aku datang, Ndoro."
"Aku akan mencarikan tumbal yang kau inginkan, sebanyak yang kau mau! Tapi, bereskan pasukan Belanda itu! Habisi nyawa mereka tanpa tersisa ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Cammon Vanderberg
HororKapten VOC Cammon Vanderberg terdampar di sebuah tempat misterius di pesisir pulau jawa tahun 1770an. Kapal yang dinaikinya tenggelam dan tidak ada yang selamat selain dirinya. Tempatnya terdampar itu dihuni oleh para pemuja pesugihan genderuwo untu...