Kutukan Cammon

189 20 6
                                    

Dengarkan dulu lagu LINGSIR WENGI di atas, resapi artinya ... setiap manusia akan menemui wektu wengi, kematian....

Yang belum follow author silahkan 😊 tdk maksa tapi...akan ada info ttg up babnya, coz akun kmren bner2 hampir ngilang krna mendadak g bs buka, follow and followernya kembali ke nol, entah mengapa..😊
Happy reading...
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Cammon dan Sin telah sampai di hutan kamboja yang berada tepat di belakang rumah Subowo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cammon dan Sin telah sampai di hutan kamboja yang berada tepat di belakang rumah Subowo. Menurut mbok Sawitri, di hutan inilah tempat persembunyian Subowo dan keluarganya. Mereka memiliki tempat rahasia yang dipakai untuk menyimpan kekayaannya dan kuburan bagi beberapa anggota keluarga yang menjadi tumbal pesugihan, termasuk nyai Utari.

Cammon berhenti sebentar di sebuah tikungan dengan pohon kamboja yang rindang di bawah cahaya bulan, ia mendekatkan obor ke wajah Sin yang terlihat lelah. Mata biru Cammon membulat dan entah kenapa hatinya mendadak khawatir.

Sin menatap mata biru itu, "apa yang kau pikirkan, Tuan Cammon?" tanya Sin.

"Apa kita akan berhasil? Aku ragu bisa melakukan perbuatan kejam ini."

Sin menghela napas panjang, malam yang semakin mencekam sudah tidak membuatnya takut lagi, ia merasa ada yang membuntutinya, seorang wanita–yang terbang dari dahan ke dahan dengan sekali-kali meringkikan tawanya seperti kuda. Bayangan itu kadang berwarna hitam saat bersembunyi di rimbunan pohon, kadang bersinar di bawah siraman cahaya bulan.

"Kita harus berhasil, Tuan. Perjanjian itu ada di tanganmu. Para genderuwo tidak akan berani datang dan menghalangimu. Aku—bahkan sudah tidak peduli lagi dengan nyawaku kalau sampai dugaanku meleset, ini bukan tindakan kejam, tapi keharusan untuk menyelamatkan banyak orang." terang Sin diikuti anggukan Cammon.

"Aku membawa senapan, saat kita masuk di balik pohon itu, panggilah Subowo supaya dia keluar. Pancing dia muncul dari tempat persembunyiannya."

Sin mengangguk sepakat, setibanya di pohon kamboja yang paling rindang dan besar, Sin mulai menyibak ranting di belakang pohon itu dengan hati-hati diikuti Cammon. "Jalan ini terlihat bekas diinjak banyak orang, aku yakin mereka telah masuk ke lorong tanah di bawah sana." bisik Cammon.

Lolongan srigala menggetarkan tangan Cammon yang membawa obor dan menyerahkannya pada Sin.

Sin masuk bersama Cammon ke lorong seperti gua di belakang kamboja besar itu, obor menerangi kaki mereka yang berpijak pada tangga, kemudian Cammon menyelinap di balik dinding gelap saat ada suara derap kaki dari dalam.

"Aku Sin, Ndoro ..., mbok Sawitri yang mengirimku ke sini."

Derap kaki itu berhenti, Sin mengarahkan obornya ke arah bayangan yang berhenti di depannya.

"Untuk apa kamu ke sini? Apa kau mau menyerahkan nyawamu?"

"Tidak, Ndoro. Saya mau mengantarkan surat perjanjian genderuwo yang tertinggal di kamar pemujaan."

Kutukan Cammon VanderbergTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang