Yerin membulatkan mata sempurna menatap SinB tak percaya. "A-aku? Menyukainya? Tidak mungkin," ucap Yerin lalu tertawa canggung sembari menepuk-nepuk celana olahraganya.
SinB menatap Yerin curiga, tatapan Yerin baru saja berbeda ketika menatap Daniel. SinB hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan aneh sahabatnya terkadang kepribadian Yerin berubah dengan mudah pada situasi apapun.
"Apa yang Sejeong pikirkan? Aku tidak mengerti," ucap SinB, Yerin mengangguk setuju padahal mereka berdua tak marah namun entah mengapa Sejeong seperti menghindar begitu saja.
"Bagaimana jika setelah ini kita bicarakan baik-baik?" usul Yerin, dia ingin semuanya membaik membicarakan secara rinci supaya kesalahpahaman tak terulang lagi.
"Terserah kau. Lihatlah cara dia menatap ku." Yerin mengikuti arah pandang SinB, dia melihat Sejeong yang menatapnya sekilas kemudian segera memalingkan wajah bersapa dengan Jane.
Yerin menunduk, adanya masalah ini berawal dari Yerin maka dari itu dia sendiri harus memperbaiki keadaaan agar lebih baik meskipun ia sendiri tak tahu apa dengan meminta maaf akan menyelesaikan masalah atau justru sebaliknya.
"Maafkan aku."
"Ya! Kenapa kau minta maaf? Dia terlalu mencurigakan maka dari itu kita menginterogasinya, benar 'kan?" ucap SinB, Yerin mengangguk ragu.
Tak lama kemudian bel istirahat berbunyI. "Yasudah ayo kita makan, aku lapar," ajak SinB bangkit dari duduknya diikuti Yerin merangkul gadis itu.
"Bukannya tadi kau sudah makan? Dasar perut karet," cibir Yerin, kemudian SinB hanya menunjukan senyumnya.
Dari arah selatan, mereka tak sadar ada yang mamperhatikan mereka. Sejeong hanya tersenyum kecut melihat kedua sahabatnya bahagia tanpa dia. Bisakah itu disebut dengan sahabat? Tidak ada artinya hanya palsu, ujian sekecil ini mereka sudah terpecah begitu saja. Bukankah seharusnya sahabat saling mendukung bukan menikung?
"Aku sadar, seseorang yang terlalu banyak tersenyum bersamaku terkadang akan sering merengut saat berada di belakang kita. Aku tak berarti apa-apa bagi mereka."
....
"Maaf Nona, semua biaya sekolahmu sudah lunas." Yerin terpaku ditempat, tentu saja dia terkejut. Tangan nya meremas beberapa lembar uang di genggamannya.
"Nde? Bisakah Ssaem cek sekali lagi? Namaku Jung Yerin dari kelas 2-1," pinta Yerin, tangan Han Ssaem pun kembali bergerak lincah diatas keyboard komputer namun masih sama dari layar monitor tertera jelas bahwa semuanya biaya sekolah siswa bernama Jung Yerin telah dilunasi.
"Aigo komputernya memang benar, cobalah kau telepon Eomma mu nak siapa tahu dia lupa sudah melunasinya," ucap Han Ssaem, Yerin pun hanya mengerutkan kening menatap sneakers putih yang ia kenakan saat ini.
"Jung Yerin?" Yerin kembali mengangkat tangannya, mendapati Park Ssaem yang melihat ke arah monitor komputer didepannya.
"Tidak asing. Oh iya tadi ada orang yang melunasi semua biaya sekolah mu." Yerin membulatkan matanya, dia segera bangkit dari duduk menatap Park Ssaem dengan berbagai pertanyaan di benaknya.
"Dimana sekarang dia, Ssaem?" Tanya Yerin cepat, Park Ssaem menunjuk ke arah pintu ruang tata usaha yang masih terbuka.
"Lima menit lalu dia baru keluar," ucap Park Ssaem.
Yerin melipat bibirnya gelisah, dia tak tahu jika masih ada kesempatan lagi baginya untuk tahu siapa orang itu atau mungkin hari ini bukan waktu yang tepat.
"Jinja? Dia perempuan apa laki-laki? Ssaem menanyakan nama dia atau tidak?" Park Ssaem di bingungkan dengan pertanyaan Yerin bertubi tanda jeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trap In The Wager
FanfictionBercerita tentang dua orang namja yang bertaruh untuk mendapatkan hati seorang gadis jutek dan menyebalkan yang bernama Jung Yerin. #1 Eunrin [12.07.2019] #1 Danrin [14.09.2019]