[21]-Labyrinth

260 39 10
                                    

Yerin berlari secepat mungkin untuk segera sampai ke halte bus, sembari sesekali melirik jam yang bertengger manis di tangan kiri nya.

Jam menunjukan pukul 07.45 AM, baru pertama kali ini dia bangun terlambat dan bodohnya karena kiriman dari seseorang waktu malam.

Hanya karena itu Yerin tak bisa tidur, dan ini baru pertama kalinya ketika Yerin menginjak sekolah menengah pertama.

Dia mengelap keringat yang mengalir di pelipis nya. Lalu segera menaiki bus ketika bus tujuan nya baru berhenti.

Suasana disini makin panas membuat gadis itu mengeluarkan banyak keringat. Dia sibuk mencari ikat rambut dalam tas nya, namun dia tak menemukan nya.

Matanya beralih melirik sekitar, kursi semua penumpang sudah penuh. Gadis itu menghela nafasnya kasar entah kesekian kalinya.

Terpaksa dia harus berdiri sembari memegang pegangan yang berada diatas kepala nya.

Yerin baru menyadari jika ikat rambut berada di pergelangan tangan nya. Dia pun mendengus pelan lalu mengikat rambut nya asal.

Setelah selesai, dia pun mengangkat tangan nya kembali berpegangan pada pegangan yang berada diatasnya.

Fikiran nya berkecamuk ketika terputar kembali kejadian kemarin malam yang membuat nya terkejut.

Hingga sampai sekarang dia masih memikirkan nya, dia berniat menanyakan langsung pada pengirim tersebut tapi rasanya tidak sopan jika bertanya langsung ke inti.

Meski begitu, dia masih ragu untuk menyimpulkan atas semua yang ia lihat, sedangkan itu hanya sudut pandang gadis itu tanpa mengetahui secara detail nya.

Dia masih harus mengetahui secara detail nya untuk tidak bertindak gegabah.

Bruk..

Yerin dapat merasakan jika ada yang menyenggol bahu nya, lalu tas nya pun ikut tertarik membuat lamunan Yerin buyar.

Hampir saja Yerin terjatuh karena keasikan melamun.

"Jangan melamun," Yerin bermimpi atau hanya pendengaran Yerin yang salah, dia mendengar suara lembut itu menyapa gendang telinga nya

Dia menoleh mendapati lelaki bertubuh tinggi yang menutupi sinar matahari dari luar jendela ke tubuh Yerin.

Yerin menggelengkan kepalanya pelan, lalu melangkahkan kakinya satu langkah didepan lelaki tersebut.

'Kyaaa tampan nya dia,'

'Pangeran ku,'

'Dia terlihat besinar,'


Yerin dapat mendengar jelas ucapan kagum dari siswi didepan dia saat ini. Dia tahu jelas tertuju pada siapa ucapan itu di tujukan.

Hanya ada satu lelaki yang berdiri di belakang Yerin yang tak lain Eunwoo yang selalu menjadi pusat perhatian.

"Tidak mau turun?" tanya Eunwoo lagi, Yerin pun segera melangkahkan kakinya ketika dia sudah melihat jelas bahwa bus berhenti di halte bus sekolah nya

Yerin segera berjalan cepat menuju gerbang sekolah nya, nasib sial kembali berpihak kepadanya ketika dia mendengar suara bel berbunyi.

Dia melihat sang guru killer tepat di gerbang kedua.

Para siswi lain sibuk menyembunyikan alat-alat make up yang mereka bawa. Tak lain dengan Yerin, gadis itu sibuk mencari alasan keterlambatan nya.

Ini kali pertama gadis itu terlambat, dia pun menggigit bawah bibirnya sembari berjalan pelan menuju sana.

"Hey semuanya yang terlambat ayo ikut Ssaem," ucap Ahn Ssaem yang terkenal dengan ke killer an nya pun membuat mereka terbirit segera mengikuti Ahn Ssaem menuju aula

Trap In The WagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang