[32]-Different

114 15 2
                                    

"Tolong berikan pada Daniel ya, aku tahu jika aku yang memberikan pasti dia akan menolak." Yerin ingin protes namun Nyonya Kang memberikan tatapan memohon pada dia mau tak mau dia pun mengganguk menyetujui.

"Terimakasih, Nak."

Setelah pertemuan kemarin malam dengan ibu dari Daniel dan juga Yeonwoo meyakinkan Yerin bahwa sepertinya mereka tak memiliki hubungan keluarga baik. Dia juga sebenarnya bingung mengapa Yeonwoo ikut serta pada Nyonya Kang. Mungkin saja dia kekasih dari Daniel atau tidak saudaranya bisa jadi.

Yerin menghela nafas kasar, mengapa Yerin jadi kepo seperti ini, dia tak berhak mengetahui itu semua lagipula apa untungnya dia mengetahui hubungan mereka. Yang terpenting sekarang tugas gadis itu hanya memberikan kotak bekal di pangkuannya pada Daniel.

"Heh," ucap Yerin ketika Daniel baru saja melewatinya, lelaki itu menengok kanan kiri lalu menunjuk dirinya sendiri di angguki Yerin.

Lelaki itu menghampiri Yerin dengan wajah berseri layaknya anak kecil yang mengharap dapat ampao. "Ada apa? Kau merindukan ku?" Yerin menatap lelaki itu datar, tangannya menyimpan kotak bekal berwarna abu di atas meja depan Daniel.

"Wah kau memberikan ku makanan?" Daniel segera membuka bekal itu dengan berbinar, Yerin memilih tidak memperdulikan lelaki yang kini sedang menikmati kimbab didalam sana.

"Wah ini sangat enak, terimakasih pacar ku," ucap Daniel mengacak rambut Yerin bermaksud membuat Eunwoo cemburu.

Yerin menepis tangan Daniel, menggeser kursinya menjauh. "Makan saja jangan banyak bicara." Yerin memilih bermain dengan ponselnya.

"Untuk ku mana?" Tanya Eunwoo mengadahkan kedua tangannya kearah Yerin seperti pengemis.

"Beli saja sendiri," ucap Yerin tanpa mengalihkan pandangannya pada Eunwoo yang kini berharap Daniel membagi makanan buatan Yerin.

"Ummm ini enak sekali, pacarku memang yang terbaik." Daniel menunjukan ibu jarinya kedepan wajah Yerin yang justru merasa kesal ketika layar ponselnya menunjukkan 'game over'.

"Aish, itu dari Eomma mu bukan aku." Yerin segera menutup mulutnya atas apa yang ia katakan, dia kan sudah berjanji tak akan mengatakan dari siapa makanan itu berasal.

Yerin menggigit bawah bibirnya gelisah ketika Daniel berhenti mengunyah makanan nya, lalu menaruh kembali sumpit serta kimbab itu tanpa minat dari sebelumnya. Yerin kembali merasa bersalah, sebenarnya ia ingin mengetahui alasan perubahan wajah Daniel yang sebegitu tak suka nya kah ketika ada yang mendengar tentang ibunya?

Daniel memilih untuk bangkit dari duduknya membuang makanan serta kotak itu kedalam tong sampah yang berada tak jauh dari sana setelah itu kembali terdiam seolah tak terjadi apa-apa.

"Ya! Kenapa kau membuangnya?" Bodoh, mulut Yerin tetap saja sinkron dengan hatinya meskipun kinerja otak tak mendukung.

"Apa peduli mu?" Tanya Daniel dengan nada dingin, Yerin mengepalkan sebelah tangan mengingat perjuangan Ibu Daniel tadi mengejar Yerin sampai kesini untuk memberikan putra nya makan siang.

"Asal kau tahu, Eomma mu memberikan makan siang itu hingga mengikuti ku sampai kesini. Lalu apa balasan mu?" Emosi Yerin mulai tersulut, dia sudah tak tahan lagi dengan sikap Daniel padahal dia hanya memandang dari salah satu sudut tanpa mengetahui yang sebenarnya.

Daniel mendengus kesal menatap gadis sok tahu itu dengan siratan kemarahan. "Aku tidak peduli," tegas Daniel lalu pergi begitu saja.

Yerin menatap punggung lelaki itu dengan kesal, dia menghela nafas berat meredam emosi. Untung saja ini sedang jam istirahat, tidak ada yang mendengar perdebatan mereka kecuali Eunwoo yang sedari tadi terdiam.

Trap In The WagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang