Yerin berjalan disepanjang jalan asing yang belum pernah ia lalui, menyibakkan ilalang setinggi sikutnya. Netranya tertuju pada kupu-kupu berwarna biru tua dengan polet hitam yang sempat hinggap tanpa permisi ke pangkal hidungnya.
Ketika gadis itu hendak meraihnya, kupu-kupu itu terbang dan menghilang begitu saja bagai debu berlalu yang tertiup angin. Dia pun melanjutkan langkahnya menuju sebuah kursi panjang ditengah jalan yang ia lalui untuk beristirahat mendaratkan tumitnya di sana.
Matanya berbinar ketika melihat bunga mawar beragam warna. Gadis itu menggulirkan hazelnya seolah menunggu seseorang yang ia cari. Tak lama kemudian sekitar lima orang lelaki berpakaian casual datang menghampirinya membuat dia refleks berdiri untuk mencari seseorang yang menjadi tujuannya kesini. Namun nihil, dia tak ada diantara mereka.
Gadis itu pun kembali duduk menikmati semilir angin yang menerpa anak rambutnya. Dia kembali di bingungkan dengan lelaki yang berjajar berdiri didepan Yerin, seolah meminta penjelasan padahal dia tak kenal mereka siapa.
"Hai Noona, kau ingat aku tidak?" Tanya lelaki yang memakai kemeja kotak-kotak hitam putih, Yerin mengerutkan keningnya lalu menggelengkan kepala polos.
Salah satu lelaki yang memakai t-shirt putih duduk di sebelah Yerin membuat dia menggeser duduknya hingga sampai diujung. "kalian siapa?" Tanya Yerin menunjuk mereka semua dengan telunjuknya.
"Kau masih tak ingat kami? Tidak mungkin jika Noona amnesia padahal baru saja kemarin aku menyatakan cinta padamu dan kau menolaknya," ucap lelaki yang duduk disebelah Yerin.
"Kau tidak membalas pesan ku," ucap lelaki yang memakai sweater hitam.
"Noona tidak pernah melirikku barang sekali pun," lanjut lelaki yang memakai jaket hijau army, detik berikutnya Yerin mulai mengingat wajah mereka satu persatu.
Yang disebelah Yerin seingatnya pernah menyatakan cinta ketika dia duduk di bangku sekolah menengah pertama, lalu yang memakai jaket hitam dia adik kelas yang memberinya coklat, sweater hitam yang memberikan sebuket bunga dan jaket hijau army itu meminta nomor ponsel Yerin tapi Yerin menolak semuanya dengan alasan tidak mau berpacaran.
Bukan dia sombong ataupun memilih wajah yang cocok untuk ia jadikan pacar, melainkan entah kenapa tidak ada niatan dan sisanya dia tidak mau saja menjalin semua itu. Maka dari itu dia tak mau menerima siapapun lelaki tapi dia juga bukan pecinta sesama jenis buktinya dia mengidolakan Nam Joo Hyuk. Entahlah mendengarnya saja membuat Yerin pusing.
Kepala Yerin rasanya ingin pecah ketika mereka semua berbicara secara bersamaan. Dia pun refleks menutup kedua telinga dengan telapak tangannya berharap mereka semua pergi. Namun kejadian yang tak pernah ia bayangkan terjadi, dimana lelaki lainnya datang tanpa di undang mendekat ke arah Yerin. Disana juga ada Ten, Rowoon, Wooseok, Eunwoo dan juga Daniel.
Dia bingung apa yang harus dia lakukan, dia pun memundurkan langkahnya lalu berlari menghindari mereka yang mengejar langkahnya. Tak sampai situ Yerin bersembunyi dibalik ilalang pun mereka tetap menemukannya, terpaksa lah Yerin kembali berlari ke arah yang berlawanan.
Ini seperti iklan permen yang mengejar incaran mereka, gadis itu berteriak sekencang mungkin sembari membenarkan tali sepatu yang sempat lepas, tak memperdulikan rambutnya yang sudah berantakan, yang penting dia harus kabur jauh dari mereka.
"Jung Yerin, terimalah cintaku," mereka semua mengucapkan kata itu membuat Yerin geli sendiri, apakah ini akhir hidupnya yang termiris dikejar lelaki sampai mati karena kehausan?
"AKU TIDAK MAU! AAAAA EOMMA TOLONG AKU."
Brukk..
Yerin terjatuh dari atas ranjangnya, sang ibu yang mendengar kegaduhan dari lantai atas itu pun segera menghampiri putrinya yang sedang mengelus pantat di atas lantai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trap In The Wager
FanfictionBercerita tentang dua orang namja yang bertaruh untuk mendapatkan hati seorang gadis jutek dan menyebalkan yang bernama Jung Yerin. #1 Eunrin [12.07.2019] #1 Danrin [14.09.2019]