"Oh iya sudah berapa lama kalian berpacaran?" Yerin awalnya menatap kosong kearah lalu lalang kendaraan kini melebarkan mata terkejut menatap sang pengemudi tampan di sisi kirinya yang sedang fokus membelah jalanan kota Seoul."Maksud ku, kau dan Eunwoo," ujar Rey menatap Yerin, gadis itu tidak langsung menjawab melainkan memilih untuk diam sejenak berfikir merangkai kata yang pas agar Rey paham akan kata-katanya.
"Aku tidak berpacaran dengannya," ucap Yerin cepat kemudian menarik nafasnya berat, mengingat kejadian beberapa hari lalu saja membuatnya stres.
"Aku memang bercanda. Kau kan sudah mengatakannya waktu itu." Yerin hanya menganggukan kepala, lalu mengapa dia terus bertanya begitu jika tahu?
"Mengapa kau sangat berlebihan begitu? Apa kau menyukainya?" Menyebalkan sekali, dia kehabisan topik untuk mengobrol dengan Yerin.
"Tidak tidak." Rey hanya menganggukan kepala sembari mengetuk jari pada stir mobil.
"Syukurlah jangan menyukainya." Yerin mengerutkan kening nya, bahkan dia juga salah mendengar karena kurang fokus dengan dunia nya sendiri.
"Nde?" Tanya Yerin hati-hati, menatap lelaki yang kini menggelengkan kepala.
"Aku tahu kau bukan gadis yang mudah jatuh begitu saja pada pesona Eunwoo." Yerin meringis pelan, bukan itu maksud jawaban yang ingin Yerin dengar ulang.
"Maaf jika ini tidak sopan. Kau habis menangis?" Yerin sekilas melirik dirinya di layar ponsel yang berada di genggamannya ternyata benar, kantung matanya terlihat jelas membengkak.
"I-iya, semalaman aku menonton drama." ucap Yerin sembari menyentuh matanya menyembunyikan pada balik poni.
"Wah begitu ya, lain kali jangan menangis. Mungkin orang lain akan mengira terjadi sesuatu buruk padamu." Yerin hanya mengangguk mengerti, dia tak dapat menyembunyikan rasa malunya didepan orang asing.
Hanya percakapan singkat selama perjalanan lima belas menit menuju sekolah. Mobil Lamborghini berwarna merah terhenti didepan gerbang Sekang High school akhirnya waktu yang Yerin tunggu telah tiba. Dia segera menyampirkan tali ransel dikedua bahunya dengan tergesa.
Yerin ingin segera pergi dari sini supaya kakak dari Eunwoo itu tak menanyai banyak hal aneh seperti tadi contohnya selalu saja mereka mengganggap Yerin kekasih Eunwoo tapi nyatanya mereka saja tidak begitu akrab.
"Terimakasih." Yerin menundukkan kepalanya kearah sang pemilik mobil, gadis itu melangkah tanpa membuka seatbelt di tubuhnya sehingga dia hampir oleng dan Rey menyadari situasi itu tersenyum tipis.
Yerin kembali pada tempat duduknya, merasa bodoh sendiri dengan situasi canggung ini. Setelah selesai dia kembali tersenyum canggung sembari langsung pergi menyembunyikan semburat merah muda di pipinya.
"Eh koper mu di belakang." Langkah Yerin kembali terhenti, bodohnya dia melupakan koper yang sangat penting untuk hari ini.
Yerin tak jadi menolak ketika Rey ikut turun dari mobil, berlari kecil ke arah garasi mobil dibelakang diikuti Yerin. Tolakan halus ia dapat ketika dia yang ingin mengambilnya sendiri, dia pun terdiam mengamati setiap pergerakan Rey hingga tak sadar kopernya sudah berada tepat di samping badannya bahkan Rey hendak menarik koper itu jika saja Yerin tak menghentikannya.
"Biar aku saja, maaf merepotkan." Yerin mengambil alih koper.
"Jangan sungkan, anggap saja kita dekat." Yerin mematung ketika Rey mengusak rambutnya, dia pun segera memundurkan langkah tak mampu memaki dia atau sekedar mengomel seperti biasa.
"Hati-hati ya." Yerin hanya berdeham, sebelum akhirnya dia menggumamkan terimakasih lagi lalu melangkah pergi menyeret kopernya ikut serta menuju gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trap In The Wager
FanfictionBercerita tentang dua orang namja yang bertaruh untuk mendapatkan hati seorang gadis jutek dan menyebalkan yang bernama Jung Yerin. #1 Eunrin [12.07.2019] #1 Danrin [14.09.2019]