[23]-Scenario

198 34 8
                                    

Hari yang Yerin benci kini telah tiba, waktu berlalu dengan begitu cepat. Kelas 2-3 memasuki ruang laboratorium lengkap dengan pakaian praktik serba putih.

Begitu pula dengan Yerin, dia memilih duduk disebelah SinB yang sedang berbincang bersama Joy.

Sebenarnya Yerin ingin pura-pura sakit supaya berdiam diri di ruang kesehatan, tapi dia berfikir dua kali untuk guru pelit nilai seperti Shin Ssaem contohnya.

Yerin pun pasrah berjumpa dengan hewan laknat, perlu di garis bawahi untuk seorang Jung Yerin.

"Ahjumma datang tidak ketika kemarin rapat orang tua?" tanya SinB kemudian Yerin menggangukan kepalanya pelan

"Kata Eomma ku, tuan Lee yang mensponsori semua biaya perkemahan musim panas untuk bulan depan," ucap Joy menaruh kotak hitam berukuran sedang diatas meja

Yerin agak mengerinyitkan dahinya, agak menjauhi meja. Dia tahu pasti apa yang ada didalam sana.

"Benarkah?"

"Wajar sih, tuan Lee kan CEO galeri seni, tak bisa di elak jika kekayaan yang melimpah. Menghamburkan uang untuk yang bermanfaat hitung-hitung beramal kan? Sangat beruntung anak nya bisa hidup enak," ucap Youngjae ikut gabung, tak biasanya nyambung

SinB menggangukan kepalanya setuju pada Youngjae.

"Tapi sih menurut rumor yang beredar, katanya keluarga mereka tak seharmonis yang orang lain bayangkan," ucap Joy memakai sarung tangan khusus di kedua tangan nya

"Maksud mu? Kenapa begitu? Kurang apa lagi coba?" tanya SinB bertubi-tubi

"Katanya ada orang ketiga," bisik Joy yang masih terdengar jelas oleh Yerin

'Kau merusak semuanya!'

'Ibuku menangis karena ibu mu,'

'Andai saja kau tak ada dari kehidupan ini,'

Kata-kata itu terputar kembali di kepala Yerin. Kejadian masa lalu yang menyisakan trauma tersendiri untuk gadis ini.

Dia masih tak ingat jelas siapa dulu yang sering memaki nya. Dokter pernah bilang itu sebagian efek dari trauma yang Yerin alami.

Bahkan dia buruk dalam mengingat seseorang yang baru sekali ia jumpai.

Yerin bukan korban bullying, hanya saja dulu dia memiliki kecemasan yang berlebihan akibat insiden yang di alami nya sebelum itu terjadi.

Keringat dingin bercucuran di pelipis nya, dia kembali cemas bahkan jantung nya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Apa ibunya seperti yang mereka maksud? Tidak mungkin, pasti salah. Yerin menggelengkan kepalanya pelan menepis fikiran negatif dikepalanya.

"Jangan hanya mendengar dari kata orang lain. Bisa jadi kan kenyataan nya bukan begitu," Yerin menoleh, mendapati Daniel yang kebetulan lewat

Lalu pergi begitu saja. Datang tak di undang, pulang tak di antar seperti hantu.

SinB maupun Joy mengangkat bahunya tak peduli ketika mendapat respon dari Daniel. Mereka pun sibuk dengan dunia masing-masing.

Eunwoo yang baru duduk di sebelah Yerin menyodorkan satu botol air mineral kearah Yerin.

Yerin hanya terdiam tak mengambil tindakan terdahulu, bisa jadi itu bukan untuk nya melainkan untuk SinB.

"Ambil, seperti nya kau kurang fokus," ucap Eunwoo tanpa menoleh

"Tidak, terimakasih," ucap Yerin pelan, Eunwoo pun kembali menyimpan botol tersebut diatas meja

Eunwoo menggangukan kepalanya pelan.

Trap In The WagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang