Jadi, 'sesuatu' yang harus Yuta lakukan itu adalah belajar menyentuh. Kenapa rasanya sedikit ambigu ya? Menyentuh yang aku maksud itu, seperti berjabat tangan dan lain sebagainya. Om ingin Yuta yang merupakan anak tunggal untuk melanjutkan perusahaan. Tentu saja untuk melakukan itu pengidap haphephobia seperti Yuta harus bekerja keras 'kan?
Hm, karena itulah saat ini kami sedang berlatih. Aku tidak termasuk. Yuta bisa menyentuhku tanpa membuatnya kambuh, tidak akan berguna jika ia berlatih bersamaku. Yang membantu Yuta kali ini adalah Troy dan juga Karin. Yuta mencoba pada Troy terlebih dahulu.
"Yuta kamu pasti bisa." Semangat Karin.
Troy yang mengulurkan tangannya juga tampak gugup menunggu Yuta membalas uluran tangannya.
Aku memperhatikan dengan saksama. Yuta mulai mengulurkan tangannya, ia menyentuh tangan Troy.
Satu detik.
Dua detik.
Oh, Yuta sudah mulai menunjukkan tanda-tanda emosi tidak stabilnya. Tugasku disini hanya untuk menghentikan Yuta mengamuk di kelas. Aku memegang tangan Yuta dan membantunya melepaskan tangan Troy.
Yuta mengambil napas dalam-dalam, menenangkan dirinya.
"Langkah yang bagus," kataku memberi semangat. "Kamu hanya perlu menahannya sedikiiiit lebih lama lagi."
Yuta tersenyum canggung.
"Sekarang giliranku," unjuk Karin.
Aku memegangi perutku, "Tidak bisakah kita melakukannya di kantin? Aku lapar."
Karin mendesis, "Aku tebak di otakmu itu hanya ada makanan saja," katanya.
Aku hanya tertawa membalasnya.
Kami melanjutkan latihan, aku mengamati sambil memakan batagorku. Entah mengapa, aku rasa Troy dan Karin cukup bersemangat untuk membuat Yuta sembuh dari haphephobia. Itu bagus. Setidaknya Yuta mendapatkan teman yang mau mendukungnya sembuh. Aku menusuk satu batagor dan memberikannya pada Yuta. Cowok itu membuka mulutnya lebar. Tapi ukuran batagor yang aku berikan cukup besar jadi itu membuat pinggir bibir Yuta terkena saus kacang. Aku tertawa kecil.
"Hei, sabtu ini kita akan mengadakan acara kemping." kata Troy
"Benarkah?" aku bertanya dengan riang. Jika kalian lupa, aku orang masa depan yang kembali menjalani kehidupan SMA. Sudah delapan tahun aku tidak mengikuti acara kemping sekolah dan aku sangat bersemangat untuk acara yang baru saja Troy sebutkan.
Troy mengangguk, "Kalian akan ikut, bukan?"
Aku mengangguk mantap, "Tentu saja. Bagaimana denganmu Karin?" aku menatap Karin.
"Hutan sedikit tidak nyaman untukku. Tapi aku rasa aku akan pergi."
Aku lalu menatap Yuta, "Kalau kamu, Yuta?" tanyaku. Sedetik kemudian aku tersadar. Dari kami kelas sepuluh, tidak, dari kami pertama kali ikut acara kemping di SD. Yuta tidak pernah sekalipun ikut acara seperti ini. Aku cemberut, "Kamu tidak ikut lagi?"
Yuta memandangku dan juga yang lain, "Aku rasa aku akan ikut. Ini bisa dijadikan latihan." Ucapnya.
Aku semakin semangat dibuatnya.
///
Pak Fredi masuk ke dalam kelas. "Minggu depan kelas 12 akan mendapatkan kelas tambahan setiap sore, kalian harus belajar untuk Ujian Nasional nanti jadi harap segala kegiatan diluar akademik dihentikan dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis Touch (END)
Teen Fiction(FOLLOW DULU YUK SEBELUM MEMBACA! JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN COMMENT JUGA BUAT PENYEMANGAT!) . . . "Aku akan menjadi antagonis untuk memilikimu." Bagaikan sebuah anugerah, Nana kembali ke masa lalu. Kembali ke kehidupan SMA-nya yang menjadi awa...