Touch 14

6.2K 787 17
                                    

HELLOOOO WORLDDDD!!!!

Aku merentangkan kedua tanganku lebar. Menyambut pagi. Hari ini aku merasa sangat bersemangat. Hari kemping yang aku tunggu-tunggu akhirnya tiba. Aku segera bersiap untuk mandi. Yuta akan menjemputku pukul 06.00 hari ini karena bis akan berangkat pukul 06.30. Tempat kemping kami berada cukup jauh dari sekolah berada di tanah lapang jadi kami harus siap-siap dari pagi.

Aku memakai bedak tipis. Mengambil jaket kuningku, keadaan di luar pasti dingin. Aku turun ke bawah dan mendapati Yuta duduk di ruang tengah dengan teh di tangannya. Asapnya mengepul.

"Minum teh dulu, Na. Biar perutmu hangat," kata Mama.

Aku mengangguk ikut duduk disamping Yuta. Cowok itu masih saja memakai jaket merah jambunya, aku mengernyit, "Kenapa masih pakai jaket ini? Kamu tidak malu? Warnanya merah jambu lho."

Yuta berkedip, ia menggeleng. "Aku kelihatan lebih tampan dengan warna ini," katanya percaya diri. Aku mendecih. "Serius, Na. Adek kelas kita berkata seperti itu padaku."

Ooooooooooooo!

"Bagus deh." aku memalingkan wajah.

"Kamu kenapa? Cemburu?"

Aku menatap Yuta serius, "Aku? Cemburu? Buat apa? Bagus 'kan kalau kamu sampai dipuji sama adek kelas. Jaket pemberianku ternyata membuatmu semakin terkenal."

Yuta tertawa kecil. Tapi tidak berkata apa-apa.

Hei?! Apa maksud dari tawamu itu? Kamu mengejekku, hah?!"

Aku cemberut. Mama datang dan duduk di depan kami. Membuatku lepas dari situasi aneh itu. "Sudah bawa minyak kayu putih? Sudah makan obat? Baju gantinya tidak ada yang kelupaan 'kan, Na? Senternya jangan lupa, siapa tahu disana tidak disediakan lampu."

Aku mengangguk, "Sudah semua, Ma."

Mama menghela napas, "Jangan sampai kamu kelelahan disana, ya. Hati-hati."

Aku mengangguk.

Mama menatap Yuta, "Yuta tolong jagain Nana ya. Jangan sampai lupa makan, kamu juga hati-hati di sana."

"Baik, tante."

Sebelum wejangan Mama semakin menjadi aku menarik Yuta untuk berangkat. "Hati-hati." Ingat Mama sekali lagi.

Aku memeluk Mama dan mencium pipinya, "Nana, sayang Mama. Sangat sayang."

Mama tersenyum, "Mama juga sangatttt sayang, Nana."

"Dah, Ma." Aku naik kemotor dan kami berangkat.

Kemping!!!! Kami datang!!!!

///

Huh, semangat pagi tadi seketika menghilang begitu saja. Mabuk kendaraanku ternyata sangat parah. Padahal aku sudah makan obat sebelum berangkat tapi rasanya tidak mempan. Yuta kembali mengoleskan minyak kayu putih di tengkukku.

"Kamu tidak apa-apa, Na? Mau aku panggilkan Dokter Renal? Dokter pergi bersama para guru di belakang kita," kata Karin, ia duduk di depanku. Troy anggota OSIS, jadi meskipun ia sudah duduk di bangku kelas 12, ia masih membantu sedikit persiapan kemping ini.

Aku menggeleng, "Aku baik-baik saja."

Rasa mual itu kembali datang. Kepalaku pusing.

"Tidurlah dulu," ingat Yuta. Aku mengangguk, memejamkan mataku tapi rasanya tidak nyaman tidur dalam keadaan duduk seperti ini. "Bersandarlah."

Aku menyandarkan kepalaku di bahu Yuta. Rasanya lebih nyaman. Dapat aku rasakan tangannya mengusap lengan atasku. Seandainya aku tidak sakit, jantungku pasti sudah jungkir balik karena perhatiannya ini.

Antagonis Touch (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang