Budayakan vote dan comment~
Typo tandai.
Happy Reading!
Hari-hari berikutnya setelah menonton bersama, Shera dan Shakti menjadi lebih akur dari pada hari sebelumnya, seperti saat ini Shakti yang tiba tiba mau membereskan kamarnya dan menyapu halaman belakang rumah.
"Ti! Kemaren pas gue bersihin kamar lo, gue liat baju kotor lo udah banyak, ke laundry gih gue nitip boneka," pinta Shera pada Shakti yang sedang menyapu halaman belakang dengan tenang.
"Gue ga suka cuci baju di laundry, baju gue suka pada belel," jawab Shakti yang masih menyapu halaman belakang.
"Berati lo cuci baju sendiri dong?" tanya Shera dengan wajah polos.
"Ngga lah, mana mungkin gue cuci baju sendiri. Yang ada tangan gue merah merah," jawab Shakti yang sudah selesai menyapu dan berjalan menuju tempat sampah untuk membuang hasil sapuannya.
"Berati lo ga pernah cuci baju?" tanya Shera yang semakin bingung bagaimana Shakti mencuci bajunya.
"Tolong cuciin baju gue ya, gue mau jemput temen temen gue dulu, semangat Shera sayang," ucap Shakti sembari melambaikan tangannya ke arah Shera, sedangkan Shera yang mendengar hanya diam memikirkan banyaknya baju kotor milik Shakti.
"Kerjaannya seneng banget bikin gue susah, idup udah susah dateng dia makin susah idup gue," gerutu shewra sambil mengucek baju milik nya lalu melihat tumpukan baju kotor milik Shakti yang tidak mungkin selesai hari ini.
Shera sudah selesai mencuci baju miliknya dan segera menjemur baju nya di halaman belakang, Shera menutuskan untuk mencuci baju Shakti esok hari atau tidak lusa, karena hari ini Shera harus bekerja untung saja kerja siang jadi bisa mencuci baju dan memasak dengan sedikit santai.
Setelah menjemur baju Shera memilih untuk tidak memasak, karena Shera sedang lelah sekali. Shera memilih untuk memasak mie instan yang mudah dibuat.
Hari sudah semakin siang, Shera bersiap untuk bekerja. Shera memoleskan sedikit liptint di bibir nya agar tidak terlihat merah, saat Shera sudah keluar kamar Shera melihat ada Shakti dan dua orang yang sangat ia rindukan.
"bang Zafran!!!" teriak Shera dengan antusias sambil berlari ditangga.
"Jangan lari lari Sher," ucap seseorang di sebelah Zafran.
"bang Zafran! Shera kangen sama abang," teriak Shera setelah sampai dibawah dan langsung memeluk Zafran.
"Kangen juga!" balas Zafran langsung membalas pelukan Shera dengan erat.
"Ekhm! lo ga kangen sama gue Sher?" ujar seseorang yang ada di sebelah Zafran.
"Kangen juga bang!" jawab Shera yang melepaskan pelukan Zafran dan menghamburkan pelukan pada Tama.
"Udah ya, udah siang Shera harus kerja, padahal Shera masih kangen banget sama bang Zafran sama bang Tama juga," ucap Shera sedih.
"Ya udah ngga papa, sana! Semangat kerjanya. Abang nginep disini kok!" ujar Zafran menyemangati Shera dan Shera langsung mengangguk dan melambaikan tangannya, Zafran menggelengkan kepala karan melihat tingkah Shera yang selalu semangat menjalani apapun.
"Lo kenapa Fran geleng geleng kepala gitu?" tanya Tama yang melihat Zafran menggeleng geleng kan kepalanya sambil tersenyum.
"Ngga, gue seneng aja kalo liat Shera selalu semangat jarang ngeluh cape, padahal gue tau hidup yang Shera jalani ga mudah," jawab Zafran yang langsung meninggalkan Shakti dan Tama yang masih berdiri.
'Semangat apanya? Orang tiap hari kerjaanya marah marah mulu, marah marah juga semangat ya?' tanya Shakti dalam hati pada dirinya sendiri dengan mengerutkan dahi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shakti
Teen FictionFollow dulu hayu • • • Menjadi sahabat untuk Shakti sudah membuat kepala Shera pusing dengan sifat kekanakan milik Shakti. Bagaimana jika status itu berubah menjadi suami-istri? Hanya karna sebuah amanat yang mengharuskan mereka terikat janji pernik...