Budayakan vote.
AYO VOTE DULU, AKU TUNGGUIN HOHO
Typo tandai.
Happy Reading!
Mereka kembali ke rumah sakit dengan diikuti Zafran dan Lusi. Ya mereka memutuskan memaafkan Lusi, karena Lusi sudah memperlihatkan bukti-bukti bahwa ia tidak bersalah.
Saat hampir sampai diruang inap putrinya, Shera mendengar Suara tangisan yang sangat mirip dengan suara putrinya.
Buru-buru Shera langsung berlari untuk menghampiri putrinya, dan benar saat memasuki ruang inap putrinya sedang menangis digendongan Kaia.
"Kai, anak gue kenapa?" Tanya Shera langsung mengambil Alen dan memeluknya.
"Nyariin lo lah. Dari tadi manggil Bunda terus, gue gendong malah tambah nangis," ujar Kaia masih dengan wajah panik.
"Da-da hiks.." Alen masih menangis kencang.
"Iya sayang, Bunda disini."
Shakti mendekati Shera yang sedang menenangkan Alen, lalu mengelus kepala Alen yang masih menangis.
semua yang ada disana menatap Iri pada pasangan suami-istri di depannya.
"Lo pada iri ya," ujar Shakti sembari menunjuk satu-satu dari mereka. "Makanya nikah, biar bisa romantis-romantisan, uwu-uwuan."
Mereka pun menatap Shakti jijik dengan apa yang sudah Shakti ucapkan.
Kaia yang baru sadar akan kehadiran Lusi langsung menatapnya aneh.
"Ngapain lo disini?" Tanya Kaia dengan tatapan sinis.
Lusi hanya menanggapi dengan senyum paksanya. Ia tau apa yang sudah ia lakukan sangat salah, jadi ia mencoba menanggapinya dengan senyum.
"Kai, kenapa sih?" Tanya Shera pada Kaia yang masih mendelik ke arah Lusi.
"Lo masih tanya kenapa? Ini orang yang bikin lo berantem mulu sama Shakti Sher," ujar Kaia misuh-misuh.
"Lusi aslinya baik," ujar Zafran tiba-tiba. Lusi yang dibilang baik pun langsung menoleh ke arah Zafran.
Shakti dan Tama menatap Zafran aneh. Tumben-tumbenan Zafran memuji orang, biasanya ia selalu menghina dengan kata-kata pedasnya. Apa lagi ini Lusi, orang yang sudah membuat Shera celaka dan meneteskan air mata.
"Ngapain pada liat ke gue?" Tanya Zafran yang merasa risih dilihat oleh kedua curut sohibnya.
Mereka kompak menggeleng.
"Sher, apa boleh gue jadi temen lo?" Tanya Lusi tiba-tiba.
Shera menoleh ke arah Lusi lalu tersenyum, "boleh."
"Shera ih," Kaia cemberut mendengar Shera memperbolehkan Lusi berteman dengannya.
Cup
Tama nyosor mengecup bibir Kaia yang dimajukan.
"Aduh Tama main nyosor-nyosor aja," ujar Shakti terkekeh melihat kelakuan sahabatnya.
"Jadikan sebelum diambil orang bang," ujar Shera meminta Tama untuk memberi Kaia kepastian.
"Tembak buru Tam!" Seru Shakti heboh sendiri.
Tama dan Kaia yang disoraki hanya tersenyum kikuk.
"Ekhem! Kai," panggil Tama sembari bedeham.
Kaia menoleh ke arah Tama, "ke-kenapa?" Tanya Kaia gugup.
"Mau jadi pacar gue ga?" Tanya Tama spontan tanpa gugup sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shakti
Teen FictionFollow dulu hayu • • • Menjadi sahabat untuk Shakti sudah membuat kepala Shera pusing dengan sifat kekanakan milik Shakti. Bagaimana jika status itu berubah menjadi suami-istri? Hanya karna sebuah amanat yang mengharuskan mereka terikat janji pernik...