Budayakan vote AYO VOTE!!
Typo tandai.
Happy readding!
Shera terbangun saat adzan subuh, Shera duduk dan langsung menengok kearah suaminya yang masih terlelap.
Entah menjadi kebiasaan atau apa setiap bangun tidur Shera akan mengecup bibir suaminya.
"Mas bangun, shalat subuh," Shera mengguncangkan tubuh Shakti dengan keadaan matanya yang masih mengantuk.
"Mas bangun ih," ujar Shera yang semakin kuat mengguncangkan tubuh Shakti.
Shera mencubit keras perut shakti yang polos, namun Shakti masih tidak bangun. Shera beralih pada bulu yang ada dikaki Shakti, lalu mulai memelintir menggunakan jarinya dan menariknya.
Shakti terlonjak dari tidurnya, "Arghh! Sumpah ya, Mas mending bibirnya digigit dari pada bulu kaki ditarik," ujar Shakti langsung mengelus bagian yang Shera tarik tadi.
"Suka-suka aku dong, kalo Mas gampang dibangunin juga aku ga bakal aneh-aneh," timpal Shera langsung pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.
Mata Shakti yang menatap Shera masuk ke dalam kamar mandi kembali dipejamkan untuk melanjutkan mimpinya yang tertunda tadi.
5 menit kemudian Shera keluar dari kamar mandi dan menatap suaminya yang masih bergelung dengan selimut.
Shera membuka lemarinya untuk mengambil mukena, sarung, peci, dan sajadah yang baru dicuci. Lalu Shera berjalan berjalan kearah kasur sambil melipat sajadah menjadi panjang.
Shera memecut Shakti dengan cukup keras hingga menimbulkan suara nyaring.
Plak!!
Dengan refleks Shakti langsung melotot dan berteriak, "ARGHH!! SAKIT SAYANG!!"
"MAKANYA BANGUN!" teriak Shera disebelah telinga Shakti.
Shakti meringis dan mengelus telinganya yang langsung mendengung.
Shera meninggalkan Shakti sambil membawa alat Shalat yang tadi baru ia ambil. Shakti mulai berjalan ke kamar mandi untuk mengambil whudu.
Selama menunggu Shakti, Shera memutuskan untuk membaca Al-Qur'an terlebih dahulu.
ceklek.
Terpampanglah Shakti yang mengenakan baju koko, namun masih menggunakan celana boxernya.
Shera menyudahi membaca Al-Qur'an, lalu mengambil sarung dan peci dan memberikannya pada sang suami.
"Nih," Shakti menerima dengan wajah datar. Shakti masih dalam mode marah pada Shera.
Mereka pun shalat dengan khusyuk dari takbir hingga salam, lalu melanjutkan dengan dzikir. Setelah selesai Shera mencium tangan Shakti, Shakti langsung keluar setelah Shera mencium tangannya.
Shera melipat mukena dan sajadahnya lalu menyusul suaminya.
Ceklek.
"Mas, kamu marah?" tanya Shera, namun shakti mengabaikan Shera dengan memainkan hand phone nya.
"Bodo ah, tapi bagus kamu marah. Jadi aku ga perlu masak buat kamu," ujar Shera mengambil gulingnya lalu keluar dari kamar.
Karena merasa rumahnya sudah bersih jadi Shera tidak perlu membersihkan rumahnya. Shera hanya memasak nasi saja lalu melanjutkan tidurnya di kamar tamu dan menguncinya dari dalam.
°°°
Tok! Tok! Tok!
"Sayang?" panggil Shakti sembari terus mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shakti
Teen FictionFollow dulu hayu • • • Menjadi sahabat untuk Shakti sudah membuat kepala Shera pusing dengan sifat kekanakan milik Shakti. Bagaimana jika status itu berubah menjadi suami-istri? Hanya karna sebuah amanat yang mengharuskan mereka terikat janji pernik...