Budayakan vote dan comment~
Typo tandai.
Happy Reading!
"bang Tama, bang Zafran makanan udah siap, mau makan kapan?" Shera memanggil Tama dan Zafran sedikit berteriak, Tama dan Zafran merasa dipanggil langsung beranjak dari ruang tengah menuju dapur.
"Ehh curut! Ngapain lo namplok sama Shera?" Tama bertanya karena melihat Shakti yang masih nempel dibelakangnya Shera.
"Lagi peluk Shera, kenapa?"
"Lepas! Lepas!" seru Tama yang memaksa Shakti melepaskan pelukannya pada Shera.
"Lo kenapa si? Shera juga biasa aja gue peluk," balas Shakti yang semakin menempel pada Shera, apa lagi kini dagu Shakti menempel dipundak Shera dan sesekali mencium pipi Shera.
"Sher, lo kok mau si ditemplokin sama ni orang?" tanya Tama yang mendelik kearah Shakti, sebenarnya sifat dan sikap Tama tidak jauh dari Shakti sama sama manja pada Shera, namun kemarin kemarin Tama sedang ada turnamen main game katanya, Shera tidak tahu menau soal itu.
"Gue juga ga mau kali bang, cuma kalo ni orang nangis susah diemnya," jawab Shera yang mengambil piring di lemari piring.
"awas Ti ah! Gue mau duduk susah," ujar Shera yang semakin kesal dengan tingah Shakti, "awas Shakti! Gue mau makan."
"Gue juga mau makan Sher," Shakti terus merengek pada Shera tanpa melepaskan pelukannya.
"Iya lo makan, tapi lepasin."
"Ti! Lo drama mulu, kasian Shera!" sentak Zafran pasa Shakti yang terus terusan bermanja pada Shera.
"Siapa yang drama si Fran! orang gue ga drama,"
Beda halnya dengan Tama yang sudah makan duluan karna sudah terlanjur lapar dan tidak mau menunggu yang lain karena masalah Shakti yang sedang dalam mode manja.
"Shakti," Shera memanggil nama Shakti dengan suara lembut.
"Apa?" tanya Shakti dan menoleh kewajah Shera.
Cup
Shera mengecup bibir Shakti yang sedang menoleh padanya.
"Udah dulu manjanya, gue mau makan. Kalo lo mau makan duduk samping gue, gue suapin," ucap Shera dengan lembut karena Shakti sedikit susah diberi tahu jika tidak dikecup dahulu, sejujurnya Shera tidak mau melakukan itu apa lagi didepan Zafran dan Tama, namun semua Shera lakukan demi Shakti yang sudah rewel seperti balita yang meminta mainan.
akhirnya Shakti melepaskan pelukannya dan menuruti perkataan Shera yang menyuruhnya untuk duduk di sebelahnya.
Shera mendokan nasi ke piring miliknya dan piring milik Zafran, Shera mengambil nasi ke piring nya sedikit lebih banyak karena ia juga harus memberi makan bayi besarnya, mengapa satu piring ya ini semua permintaan Shakti jika makan disuapi Shera harus satu piring.
"Kalian berdua cocok kalo jadi pasangan, kenapa ga pacaran aja?" celetuk Zafran yang membuat Shera menghentikan aktivitas menyuapi Shakti.
"Ngaco lo Fran," ucap Shakti sembari terkekeh," mana mungkin gue pacaran sama Shera, Shera ini sahabat gue dari dulu. Jadi ga mungkin buat kita bersama kecuali dalam ikatan persahabatan, ya ga Sher?" lanjut Shakti dan hanya dibalas anggukan saja oleh Shera.
"Yakin lo ga mau sama shera? Tingkah lo aja kaya nunjukin kalo lo udah nyaman banget sama Shera dan ga mau kehilangan Shera," timpal Tama yang sedari tadi tenang menikmati masakan Shera.
"Yakin. Lagian memangnya kalo gue nyaman sama shera kenapa? Nyaman bukan berati cintakan? Takut kehilangan ya jelas gue takut kehilangan karena Shera salah satu cewe yang bakal gue jaga setelah nyokap dan cewe gue," jelas Shakti panjang lebar dan membuat semuanya terdiam termasuk Shera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shakti
Teen FictionFollow dulu hayu • • • Menjadi sahabat untuk Shakti sudah membuat kepala Shera pusing dengan sifat kekanakan milik Shakti. Bagaimana jika status itu berubah menjadi suami-istri? Hanya karna sebuah amanat yang mengharuskan mereka terikat janji pernik...