VOTE AYO VOTE!!
TIPO TANDAI YA
HAPPY READING!!
Sedangkan disisi lain Shera baru terbangun dari pingsannya, kepalanya sangat pening dan mulai melihat disekitarnya. Ia seperti berada di sebuah rumah dengan bangunan yang masih kokoh. Shera yakin jika ia disekap bukan di dalam gudang.
Berfikiran positif itu yang masih ada di kepala Shera, ia terus celingukan menatap seluruh penjuru yang ada dirumah ini.
Tak lama ada seorang pria besar yang menggunakan menutup wajah.
"Gue dimana?" Tanya Shera pada pria itu.
"Lo ada dirumah orangtua lo," jawab seseorang yang berada dibelakang pria besar tersebut.
"Maksud lo?" Tanya Shera bingung. tubuhnya yang terikat dan membuatnya selalu meringis perih pada bagian lengannya.
"Ini rumah orangtua lo yang berhasil orangtua gue dapatkan," penyataan seseorang itu sangat tidak jelas, membuat Shera semakin bingung.
"Ngomong to the point aja! Mau lo apa?!" Sentak Shera yang merasa kesal terus-terusan mendapatkan jawaban menggantung.
"Mau gue? Mau gue sih cuma satu," jawabnya lagi dengan menggantung jawabannya.
Shera memberontak ingin dilepaskan, "mau lo apaan?!" tanya Shera yang sudah merasa sakit ditangannya dan juga merasakan sedikit sakit dibagian perut.
"Mau gue. LO MATI!" jawabnya dengan penuh penekanan.
"Lo siapa hah? Datang tiba-tiba dan pengin gue mati?"
"Gue mau lo pergi dari dunia ini menyusul kedua orangtua lo yang gampang banget ditipu dan juga gue pengin lo mati karena gue harus milikin Shakti," jawabnya dengan santai lalu tertawa puas.
"Oh, katanya lo juga lagi hamil ya?" Tanyanya langsung berjongkok mengelus perut Shera lalu menamparnya dengan cukup keras.
Plak
"Arghh!!" Shera menjerit menahan rasa kram yang muncul diperutnya.
"Sehat-sehat anaknya ya."
Plak
"ARGHH!!" Shera menjerit sangat keras karena merasa kramnya bertambah.
"Eh jangan sehat, cepet mati aja anaknya."
Plak
Shera menangis dengan terus menjerit, di dalam hati ia meminta pada Tuhan agar memberikan perlindungan dan memohon bantuan.
"PLESE STOP IT!!" Shera meminta agar orang tersebut berhenti menampar perutnya.
Plak
Bukannya berhenti orang itu semakin senang menyakiti Shera.
"Hiks.. Gue mohon berenti," Lirih Shera dalam tangisnya menahan sakit.
"Nanggung, kerjaan gue belum selesai. Harta gue itu ahli warisnya atas nama lo. Cuma si tua Arkan saksi dan bukti bahwa ahli warisnya lo. Dia udah gue bunuh, dan yang terakhir itu lo. Kalo lo mati otomatis harta lo dan Shakti jadi milik gue seutuhnya!" Ucapnya dan tertawa kecut.
"Hiks.. lo GILA!" balas Shera yang masih menangis kencang.
Plak
"Gue ga peduli! Yang gue peduliin cuma harta dan Shakti jadi milik gue!" Ujarnya lalu pergi meninggalkan Shera sendiri dirumah itu.
°°°
Setelah hampir 3 jam, mereka mencari keberadaan Shera belum menemukan hasil.
Drtt drtt drtt.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shakti
Teen FictionFollow dulu hayu • • • Menjadi sahabat untuk Shakti sudah membuat kepala Shera pusing dengan sifat kekanakan milik Shakti. Bagaimana jika status itu berubah menjadi suami-istri? Hanya karna sebuah amanat yang mengharuskan mereka terikat janji pernik...