tipo tandai ya gengs, terus kalo ada nama yang ga pake kapital juga kasih tau supaya aku revisi.
vote jangan lupa, karna banyaknya vote dari kalian adalah penerbit senyum di bibir aku, anjayy
happy reading!!
"Uhuk-uhuk bu-at sekarang gu-e ngalah, tapi ngga buat nan-ti." ucap Elang tersendat-sendat menahan sakit, lalu pergi dengan tertatih.
"Lo bukan ngalah, tapi lo udah kalah bangsat," decih Shakti lalu masuk ke dalam rumahnya.
Bruk
Saat masuk ke dalam rumah Shera langsung menangis dan memeluk Shakti erat.
"Mas dari mana? Hiks.." tanya Shera dalam dekapan Shakti.
"Lo disini dulu, tunggu yang lain. Gue ke kamar dulu," titah Shakti pada Lusi dan langsung diangguki.
Shakti menahan bahu Shera lalu membawanya ke kamar.
"Udah dong jangan nangis," pinta Shakti hendak melepaskan pelukannya tapi Shera tidak mau melepaskannya.
"Mas masih marah? Sampe ga pulang 3 hari," tanya Shera yang masih menyembunyikan wajahnya di dada Shakti.
"Mas ga marah, Mas cuma sedikit kecewa kamu php in," jawab Shakti lembut dan sesekali mengecup rambut istrinya.
"Ga mau ngalah banget sama anak sendiri," sindir Shera sambil memukul dada suaminya.
"Iya, ya udah kamu jangan nangis lagi dong,"
"iya udah ga nangis," balas Shera tapi masih memeluk Shakti dengan erat. Seolah-olah tidak ingin Shakti pergi.
"Ya udah lepas dulu," pinta Shakti mencoba melepaskan lengan Shera pada pinggangnya.
"Ngga mau, Mas jangan kemana-mana. Kangen tau," lirih Shera, Shakti tersenyum mendengar Shera yang merindukannya.
"Mas juga kangen, tapi lepas dulu. Pasti yang dibawah udah nungguin Mas,"
"Ngga mau ihh," rengek Shera semakin mengeratkan pelukannya pada Shakti.
"ya udah oke," Shakti mengalah dan mengambil hand phone nya untuk menelpon Zafran.
"Semuanya, ke kamar gue!"
Tut
Tak lama pintu kamar ada yang mengetuk, dan Shakti sedikit berteriak masuk.
Kini semua orang sedang berada dikamar Shakti dan Shera untuk membahas masalah yang belum mereka selesaikan.
"Kenapa harus disini?" tanya Tama bingung.
Mata Shakti mengarah pada Shera yang masih menyembunyikan wajahnya di dadanya.
"Alen mana?" tanya Lusi yang sudah rindu pada ponakannya. Namun tidak ada yang menjawabnya, Lusi inisiatif untuk melihat Alen di dalam box tempat tidurnya.
Lusi mengelus pipi Alen dengan sayang, Alen sangat tenang saat tertidur. Jika sedang terbangun Alen sangat aktif dan tidak bisa diam.
"Kita dapet lagi satu informasi," ucap Shakti membuat semua orang menoleh kecuali Lusi.
"Ternyata Elang adiknya Natasha."
"Hah? Kata siapa lo?" Shakti langsung menunjuk Lusi menggunakan dagunya.
"Ga usah ngadi-ngadi lo Lus," ucap Tama tak langsung percaya begitu saja.
"Gue serius, mana mungkin ada orang yang marga dan nama tengahnya sama. Kalo marga sama tapi nama tengahnya beda oke lah," ucap Shakti menjelaskan pada Tama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shakti
Teen FictionFollow dulu hayu • • • Menjadi sahabat untuk Shakti sudah membuat kepala Shera pusing dengan sifat kekanakan milik Shakti. Bagaimana jika status itu berubah menjadi suami-istri? Hanya karna sebuah amanat yang mengharuskan mereka terikat janji pernik...