03-Devilish Mom Ever

10.7K 2.1K 84
                                    


Neri harus menuntut pertanggungjawaban dari Pra atas segala yang telah direncanakan oleh Bude Agni! Harus!

Dengan gemas gadis itu mengeluarkan HP dari saku dan memencet nomor Pra. "Mas Pra!" teriaknya galak.

"Halo, Ner! Ada apa?" sahut Pra kalem seperti biasa.

"Mas Pra lagi di mana?"

"Di rumah. Kenapa? Slow down, Neri. Jangan ngegas gitu dong," candanya.

"Aku ke sana sekarang," sahut Neri, tidak menggubris gurauan tetangganya. Tanpa menunggu persetujuan Neri pun menutup pembicaraan dan bergegas ke rumah sebelah.

"Mas Pra di mana, Bude?" tanya Neri melihat Bude Agni sedang santai nonton televisi di ruang keluarga. Huh, enak aja santai-santai nonton dan menimpakan beban pada orang lain, gerutu Neri kesal. Yang punya gawe anak siapa, kok anak orang disuruh repot.

"Di kamar kerjanya," jawab wanita itu tanpa mengalihkan pandangan dari acara yang ditontonnya.

Sombong as ever!

"Terima kasih, Bude. Neri ke Mas Pra dulu," Neri menganggukkan kepala dengan sopan meskipun wanita itu menoleh kepadanya pun tidak. Bude Agni memang menggemaskan!

Pintu kamar kerja Pra setengah terbuka. Setelah tidak diacuhkan Bude Agni, dianggap nggak penting, padahal jelas-jelas beliau itu butuh Neri, rasanya sungguh tak rela melihat Pra duduk tenang di belakang meja kerjanya. Cowok itu terlihat sedang serius membaca dokumen tebal dengan laptop menyala di sebelahnya.

"Mas Pra!" panggil Neri sambil menyembulkan kepala dari balik pintu. "Mas!"

"Masuk aja, Ner," kata Pra tanpa mengalihkan pandangan dari sesuatu yang dikerjakannya.

Neri memasuki ruangan dan mengempaskan diri di sofa yang diletakkan di salah satu sisi dinding. "Mas," panggilnya lagi.

"Hm..." Pra tidak juga mengalihkan perhatian dari apa yang dibacanya.

Membuat Neri ingin melempar bantal ke kepala cowok itu. "Serius banget bacanya. Bukan novel porno, kan?"

Barulah Pra mengangkat kepala sambil nyengir. "Kamu tuh ya, kalau sedang ada maunya, nggak bisa ditunda sedetik pun," katanya sambil bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Neri.

"Lebay! Sedetik apanya?" Neri bersungut-sungut.

Pra mengempaskan diri di sebelah Neri. "Ada apa sih?"

"Barusan Sandra bilang Bude minta tolong Neri mengurus acara pertunangan Mas Pra. Bener nggak sih?"

Pra terkejut. "Jadi Mama udah bilang, ya?"

"Ha? Berarti bener nih? Serius?"

"Aduh, gimana ya, Ner? Aku tuh sebenernya nggak setuju kalau Mama ngerepotin kamu."

Neri menatap wajah Pra dengan tajam. "Mas Pra mau nggak kalau yang ngurusin acaranya aku?"

"Selama kamu bersedia," jawabnya. "Kamu nggak nolak, kan?"

Menghadapi Bude Agni yang judesnya seperti itu, dalam beberapa kesempatan Neri masih bisa ngeles. Tetapi menghadapi Pra, dengan wajah manis tak berdaya begini, Neri nggak bakal sanggup. Karena Neri tahu sekali, andai situasinya dibalik, Pra pasti akan membantunya bahkan tanpa perlu diminta.

Kok bisa ya ibu dan anak karakternya beda 180 derajat gini? Jangan-jangan Pra ini bayi yang salah ambil di rumah sakit? Pikir Neri.

"Tapi aku kan nggak pernah ngurusin acara pertunangan, Mas. Aku nggak ngerti juga mau ngapain. Yuli sama Rina kenapa sih?" Neri menyebut nama dua orang adik Pra.

Marry Me Marry Me NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang