06. Hug

7.2K 1.7K 319
                                    

+01 8012 9880

| Halo Jina, ini nomor Sunoo
23.56

Aku yang tengah meneguk air langsung tersedak membaca suatu pesan masuk yang muncul dari nomor yang tidak aku simpan. Ahh iya, aku hampir lupa jika beberapa jam yang lalu Sunoo meminta nomorku.


Sunoo🦊☀️

Udah aku save ya |
Btw kenapa malem2 gini blm tidur? |
23.56


| Bisa tolong temani aku sebentar?
23.56


Hah? Kemana? |
23.56


| Pikiranku sedang kacau, jadi kupikir aku butuh seseorang untuk menemaniku
| Tapi sepertinya ini terlalu malam, kamu juga pasti tidak diizinkan
23.57



Aku berpikir sejenak. Tidak buruk juga sebenarnya ke luar diam-diam ketika kak Kei sudah tidur. Apalagi jika dia sudah terlelap, suara bising macam apapun tidak akan membuatnya terbangun.


Gapapa kok, bisa |
Ayo mau ke mana? Jgn lama2 ya |
23.57


| Serius tidak apa2?
23.58

Iyaaa, kebetulan aku juga lagi bosen |
Shareloc aja Noo |
23.58
Read


~~~~


"Jina!" Sunoo berseru memanggilku sambil melambaikan tangannya. Dia tampak mendekam di bawah atap kios bersama sepedanya.

Kami benar-benar memutuskan untuk bertemu malam ini. Dan untungnya kak Kei sungguh tidak terbangun, sehingga aku berhasil kabur.

"Kamu tinggal di sekitar sini?" tanyaku, mengedarkan pandangan. Daerah yang cukup asing dan sangat sepi. Mungkin efek sudah tengah malam.

"Iya, tapi jauh dari sini." Sunoo menjawab, lalu menunjuk jok belakang dengan dagunya. "Ayo naik. Terima kasih sudah datang, padahal kamu kelihatan ngantuk."

Aku hanya menanggapi dengan gelengan kepala dan tawa kecil, lalu duduk di belakangnya. "Mau ke mana?"

"Berkeliling saja, untuk memperbaiki suasana hatiku."

Menanggapi dengan anggukan meski Sunoo tidak melihatnya, aku pun hanya terdiam. Sesekali memandang ke arah langit yang gelap tanpa bintang.

"Jina-ssi, bagaimana jika ada seseorang yang kau sayangi ternyata dia sangat membencimu?"

Aku mengulum bibir, tidak tahu harus menjawab apa. Lagipula kenapa Sunoo tiba-tiba bertanya seperti itu?

"Kalo aku gak peduli sih, hehe. Tapi kalo ada alasannya kenapa dia benci sama aku, ya mungkin aku bakal berusaha memperbaiki kesalahan aku juga. Emang kenapa, Noo?"

Sunoo tidak menyahut, namun beberapa detik setelahnya dia bersuara. "Eomma-ku membenciku. Haruskah aku tidak peduli juga? Dia bahkan tidak memberi tahu alasan kenapa dia membenciku."

Aku semakin memilih diam, memikirkan betapa bodohnya aku memberi jawaban yang sama sekali tidak membantu.

Sunoo menepi di pinggir jembatan waktu itu di mana ia ingin melompat. Ia menurunkan standar sepeda, lalu turun dari sana diikuti olehku.

Kami berdua berjalan beriringan, menyuri jalan besar yang tampak lengang. Menambah rasa kantukku. Dan karena aku tau situasi ini akan canggung lagi, jadi aku pun memulai percakapan lebih dulu.

『√』1. Dear Noo [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang