16. What's wrong?

5.3K 1.3K 53
                                    

"Kamu habis dari mana? Lari-lari gitu ketakutan."

Aku mendengus kecil, menautkan jari-jariku untuk mengurangi rasa takut, dan di hadapanku ada kak Kei yang bersandar di sofa sambil menggenggam sekaleng susu.

"Aku.. ke pantai bareng Sunoo." jawabku dengan suara sedikit bergetar.

"Kok gak izin? Kakak sampe keliling sana-sini loh nyariin kamu."

"Lupa kak, itu juga kita buru-buru. Sebentar doang lagian." jawabku dibumbui nada kesal sedikit.

Selepas Sunoo menjejaliku dengan bunglon, aku sontak lari ketakutan menghindar jauh darinya sampai ke jalan raya dan berakhir ditemukan kak Kei yang menunjukkan wajah kebasnya.

"Terus kok kakak liat kamu lari di jalan gitu? Gak bareng Sunoo?"

"Aku dijejelin bunglon. Makanya aku lari ketakutan, dan gak sadar udah di jalan raya."

Kak Kei mengernyit bingung. "Terus Sunoo gimana? Berarti kita— eh maksudnya kamu ninggalin dia dong?"

Aku terdiam sesaat, memandang kak Kei dengan sorot bingung juga. Teringat sepintas kalau Sunoo memanggilku keras-keras, namun aku sama sekali tidak menoleh maupun menghentikan laju lariku. Setakut itu aku dengan hewan-hewan semacam itu, termasuk serangga.

"Yaudahlah, kamu mandi sana. Kakak mau masak dulu."

Aku mengangguk kaku, dan kurasakan tangan kak Kei mengacak pelan rambutku seraya terkekeh.

"Jangan takut gitu dong, maaf ya kakak jadi bikin kamu ngerasa terkekang."

"Iya, gapapa. Aku juga salah di sini, kenapa gak izin dulu." balasku disertai hela nafas dan seulas senyum tipis.

Usai kak Kei melengang pergi ke dapur, aku termenung memikirkan Sunoo. Kenapa perasaanku tidak tenang? Selalu ada Sunoo, Sunoo, dan Sunoo yang terus menghantui pikiranku saat ini.

Dia baik-baik saja kan?


Sunoo🦊☀️

Noo, maaf ya aku pulang duluan |
Aku larinya kejauhan jd ketemu kakakku di jalan |
Kamu udh pulang? |
19.11

[×]

Sunoo menyusuri jalan di tengah keheningan malam. Mengeratkan jaket yang dikenakannya lantaran udara dingin kian menusuk tiap lapisan epidermis kulitnya. Ditatapnya hamparan langit gelap yang hanya memancarkan sinar bintang yang samar dan redup.

Beruntungnya, Sunoo ditemukan seorang lelaki yang berumur setahun di bawahnya dan langsung di bawa ke apartementnya karena lelaki itu bilang, dia tidak punya waktu untuk membawa Sunoo ke rumah sakit.

Sejujurnya Sunoo sendiri tidak tahu mengapa dia semakin sering sakit begini. Selain karena jam tidur yang kurang, tapi Sunoo makan dengan baik walaupun sering terlambat dan tidak sama sekali. Tapi meski begitu, dia baik-baik saja. Tubuhnya bisa dikendalikan dan tidak selemah ini sebelumnya.

Sunoo pikir, apa dia sakit? Atau kelelahan?

Ting!

Atensi Sunoo teralihkan pada benda pipih yang tersimpan di sakunya. Ia melihat notif pesan yang masuk, dan seketika ia merasa bersalah lagi.


Jina


| Noo, maaf ya aku pulang duluan
| Aku larinya kejauhan jd ketemu kakakku di jalan
| Kamu udh pulang?
19.11

Sudah |
Maaf, aku tidak tahu kalau kamu setakut itu |
22.32

Sunoo meringis kecil kala ekor matanya melirik jam yang terdapat di pojok atas ponselnya. Sudah cukup larut, dan Sunoo baru menyadari jika ia membolos bekerja di minimarketnya hari ini.

"Astaga... bodoh!"

Sunoo menepuk keras jidatnya, dan mengumpati dirinya sendiri. Sampai akhirnya objek familiar mengusik penglihatannya. Sunoo refleks menoleh, mendapati bangunan rumah besar dengan pintu besi itu.

Ia mendadak terdiam membeku di tempatnya. Bagaimana bisa dia malah ke rumah Jay, bukan pulang ke rumahnya sendiri?

Pemuda Kim itu dilanda bingung, berbalik arah namun semakin tidak tahu jalan mana yang harus ia tempuh untuk pulang. Padahal sebelumnya dia bolak-balik mengantar bunga ke daerah ini. Semuanya kini, terasa asing baginya.

Sunoo melangkah tak tentu arah, pandangan itu bergetar memindai sekitar yang benar-benar tidak dikenalnya. Mencoba mengingat sekelebat hal kecil yang terekam memorinya kala ia berlalu lalang di daerah ini. Namun agaknya, ruang memori Sunoo terganggu dan menyempit. Mengakibatkan hal-hal sekecil ini pun, hilang dari ingatannya.

"Apa yang salah denganmu, Kim Sunoo?"

『√』1. Dear Noo [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang