14. School Exam

5.5K 1.4K 1
                                    

Hari ini adalah hari pertama ujian sekolah selepas kurang lebih seminggu simulasinya. Yang aku lakukan saat ini adalah duduk mendekam di perpustakaan sekolah bersama Sunoo. Menghabiskan sisa waktu sebelum bel masuk berbunyi sekaligus menyempatkan membaca materi agar lebih melekat untuk diingat.

Kulihat dia tampak tenang dan seolah terhanyut dalam keasikannya sendiri. Tidak terusik suara riuh yang sayup-sayup terdengar. Sebetulnya aku jenuh dan enggan sekali mendudukkan diri di ruang penuh buku ini, tapi Sunoo mengajakku dan tentu saja aku tidak menolaknya dan tidak akan membiarkan dia merasa kesepian lagi.

"Kamu bosan ya?"

Aku hanya tersenyum sambil menghela nafas sampai sebuah earphone dengan iPod diletakkan di atas mejaku. Sunoo yang memberikannya.

"Sebentar lagi ya, kamu dengarkan musik saja. Maaf membuatmu merasa bosan."

"Gapapa kok, Noo. Tenang aja." balasku, memakai benda berwarna abu-abu itu. Earphone yang tampak usang serta kulit warnanya yang mengelupas hingga kabel di dalamnya sedikit terlihat. Tapi hebatnya ini masih sangat bersih dan berfungsi dengan baik.

Terhanyut dalam melodi lagu yang membikin diriku diserang kantuk. Kesadaranku nyaris terenggut lelap, namun suara Sunoo terlebih dahulu membuatku kembali tersadar.

"Aku sudah selesai, ayo kita ke kelas. Terima kasih sudah menemaniku, dan pulang sekolah nanti aku akan mengajakmu ke pantai."


[×]

Biasanya Sunoo selalu fokus tiap mengerjakan sesuatu, apalagi soal atau ulangan. Namun kali ini sedari tadi pikirannya terusik. Mengganggu konsentrasinya.

Itu karena Jay tidak hadir di hari pertama ujian ini, dan itu membuat Sunoo curiga sekaligus penasaran. Padahal lelaki itu sendiri yang bilang, bahwa dia dipaksa orang tuanya untuk terus belajar dan mendapat peringkat 1. Tidak mungkin Jay berani bolos kala ujian sekolah.

Sunoo merasa aneh. Ada yang tidak beres di sini. Bahkan Sunghoon dan kawannya tidak tahu menahu di mana keberadaan Jay. Dia seolah menghilang dipendam bumi. Sebenarnya itu bagus karena Sunoo tidak perlu terganggu lagi.

Dengan kepala dipenuhi terkaan dan pikiran, Sunoo memutar-mutar pulpennya sembari berpikir. Sampai beberapa detik kemudian, ia menyadari sesuatu.

Sunoo pikir, Jay benar-benar dihukum homeschooling perihal masalah Jaebeom yang digeret Heeseung ke ruang kepala sekolah beberapa hari lalu. Sunoo yakin, itulah penyebabnya. Jaebeom pasti membeberkan semuanya, dan itu sampai di telinga ayahnya.

Mendadak Sunoo merasa terancam. Meski Jaebeom yang memberi tahu semuanya, itu tidak menutup kemungkinan Sunoo akan menjadi sasaran emosi Jay lagi. Bagaimanapun juga, di mata lelaki itu, Sunoo selalu salah.

Saat itu, Sunoo berharap bahwa semoga Jay tidak pernah kembali lagi. Dia akui harapannya ini tidak baik, tapi jujur Sunoo sangat ingin bebas dari kecaman pemuda itu.

『√』1. Dear Noo [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang