One

1.5K 80 5
                                    

Aku mengerjapkan mata menulisuri ruangan asing, mendapati diri terbaring di kasur besar dengan ruangan asing membuatku bertanya-tanya.

Kamar siapa?

Rasa pusing masih mendera begitu aku duduk menyender di punggung kasur. Tubuh terasa begitu lemas, masih mencoba menstabilkan pengelihatan yang buram karena sinar matahari di luar jendela langsung menyorot mengenai indra pengelihatanku.

Mengap aku menjadi lemah seperti ini?

Hanya perasaanku saja atau memang diriku tidak mampu menompang tubuh untuk duduk tegak. Selama ini aku tidak pernah bangun dengan keadaan lemas seperti ini sekalipun sakit parah.

Ruangan yang sangat luas, warna putih dan emas yang dikombinasi membuatnya menjadi elegan. Bahkan ruangan ini terkesan sangat mewah melihat barang-barang bagus yang terdapat di kamar ini.

Rasa dingin langsung menyetrum begitu aku menurunkan kaki, mencoba untuk berdiri. Saat berdiri kakiku terasa sangat gemetaran. Apakah ini benar diriku? Benar-benar sangat lemah, bahkan tubuhku tidak bertahan lama untuk berdiri sehingga langsung terjatuh ke kasur setelah berberapa detik berdiri.

Aku mencoba lagi, tapi sepertinya terjadi sesuatu hingga kaki ini terasa begitu kaku. Tidak masalah, aku akan memaksanya untuk berjalan karena tiba-tiba saja rasa ingin buang air kecil timbul setelah bangun.

Ada 3 pintu di ruangan ini, satu yang sangat jauh dari kasur, dan 2 lagi juga cukup jauh juga namun keduanya dipasang berdampingan. Aku memilih untuk berjalan ke arah pintu yang bersisian, pasti salah satunya kamar mandi bukan? Karena aku cukup yakin jika pintu di ujung sana yang berada sangat jauh dari kasur adalah pintu keluar.

Cukup lama sebenarnya karena aku berjalan dengan menumpukan tubuh ke tembok atau sesekali terjatuh karena sudah tidak kuat, apalagi ruangan ini terlalu luas. Entah kenapa aku tidak terlalu suka dengan luasnya ruangan ini, sangat menyusahkan untuk berjalan. Tapi akhirnya sampai juga, aku menghela napas lega begitu sudah membuangnya. Menahannya saat terjatuh agar tidak keluar, percayalah itu menyakitkan. Apalagi jika sampai mengompol. Mau ditaruh di mana mukanya nanti? Ruangan bukan milikku, tidak kenal pemiliknya pula.

Begitu sudah selesai aku jadi malas untuk berjalan lagi, apa aku di sini saja? Tidak ada salahnya. Lagi pula aku hanya perlu duduk di atas closet, lebih mudah dari pada jalan ke kasur lagi.

Baiklah, aku lebih memilih untuk memandang kamar mandi yang luasnya tidak main-main. Aku jadi berpikir, seberapa kaya orang yang punya rumah ini? Kamar mandinya seperempat dari luas kamar tidur di luar.

Namun, aku menjadi penasaran saat mendengar berberapa orang berbicara di luar. Apakah ada orang? Aku mulai berjalan lagi menuju pintu dengan cara seperti tadi, bertumpu pada dinding. Begitu hampir menyentuh knop pintu aku menjadi mundur selangkah saat pintunya tiba-tiba terbuka.

Posisiku yang berada di balik pintu hanya bisa mengintip sedikit saat seorang pria dewasa mulai berjalan ke tengah kamar mandi. Sebenarnya posisi seperti ini malah membuatku semakin tidak telihat, sudah di balik pintu, tidak mau memunculkan wajah lagi. Jadi tidak salah saat pria tadi kembali menutup pintu dan berbicara dengan seseorang di luar sana. Cukup ramai jika aku mendengarnya, mereka sepertinya panik karena ada seseorang yang berteriak hingga membuatku tersentak kaget.

Kenapa aku jadi takut untuk keluar? Aku menjadi bimbang sendiri saat tanganku sudah memegang knop pintu, tinggal membukanya saja maka aku bisa keluar. Baiklah, mari kita buka.

Aku menyembulkan kepala saat membuka pintu, tidak membuka sepenuhnya karena aku menompang tubuh pada pintu kamar mandi.

Ada banyak orang ternyata, lebih dominan pria dari pada wanita orang-orang di sana. Tidak ada yang menyadari diriku, ah sepertinya belum karena setelah aku memikirkannya ada seseorang remaja yang menunjukku dengan girang hingga mengalihkan pandangan orang-orang di sana menjadi menatapku dengan tatapan lega. Aku menjadi malu dilihat seperti itu, walaupun hanya wajah saja yang nampak.

Reyna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang