Aku terbangun pada sore hari, tubuhku juga sudah lebih baik tidak seberat tadi pagi. Ternyata diberi obat tidur oleh Kak Regan ada bagusnya juga, jika tidak diberi itu maka aku akan terus membuka mata hingga saat ini dan entah gimana nasibku nanti malam jika ketahuan sampai demam.
Tapi tetap saja aku masih tidak terima jika selama 2 hari ini aku dikurung di kamar tanpa boleh keluar sedikitpun. Mungkin jika kemarin aku tidak masalah karena tidak ingin keluar kemana-mana karena menunggu Willy datang. Tapi hari ini aku tidak ingin berdiam diri di kamar, apalagi tau jika Willy tidak akan datang menemuiku. Entahlah feelingku mengatakan hal demikian.
Aku berencana untuk mandi setelah itu akan melakukan aksi. Mungkin dengan membiarkan makan siang di atas meja tanpa menyentuhnya. Nanti aju akan berusaha meminta kepada orang yang nanti mengambilnya untuk membantuku keluar kamar dengan alasan ingin memilih makanan sendiri. Setidaknya aku berusaha terlebih dahulu meskipun tidak yakin 100 persen berhasil. Mengingat betapa bodohnya alasanku.
Sore ini aku memakai baju atasan berlengan panjang dengan bawahannya bernama baju monyet. Tau mengapa aku menyebutnya seperti monyet, karena celana dan atasannya menjadi satu dan itu membentuk seperti monyet. Aku selalu menyebutnya sepeti itu. Entahlah, aku menamai baju monyet sendiri juga karena tidak tahu nama jenis bajunya. Sedari dulu aku selalu ditanamkan itu namanya baju monyet, yasudah keterusan menamai dengan baju monyet.
Cantik bukan? Aku suka warna kuning dari baju monyetnya. Sangat pas dipadukan atasan sweeter bewarna putih. Warnanya kalem. Sebenarnya aku memakai atasan sweeter karena tubuhku masih sedikit kedinginan, apalagi kamar ini masih nyala pendingin ruangannya. Aku takut akan sakit kembali saat malam hari. padahal saat ini sudah lebih baik. Setidaknya begitu, aku tidak bisa merasakan hawa tubuhku sendiri Karena begitu dingin sehabis mandi, semoga saja suhu tubuhku sudah normal dan tidak panas lagi seperti kata Kak Regan tadi pagi.
Aku melihat nampan berisi makanan yang belum disentuh sama sekali, sebenarnya aku lapar tetapi tidak berselera begitu melihat menunya. Bubur, rasanya pasti tidak jauh beda dengan air putih. Dari semua makanannya aku hanya tertarik dengan buah apelnya, hanya berberapa potong saja, namun itu lebih baik daripada memakan bubur yang tidak memiliki rasa sama sekali.
Setelah mematikan pendingin ruangan pintu kamar diketuk dari luar, sepertinya orang yang mengambil makanannya telah datang. Suara pintu terkunci telah dibuka, tetapi pintunya tidak dibuka sedikitpun, hanya membuka kuncinya saja. Aku berjalan bingung sembari membukakan pintu untuknya, lalu terpampanglah gadis remaja yang usianya sepantaran. Sebenarnya aku ingin bertanya mengapa ia tidak langsung masuk saja, namun melihat gadis asing di depan aku menjadi mengurungkan pertanyaan, aku tidak pernah mengingat jika orang yang mengurus rumah ini memiliki pekerja berusia sepantaran, bahkan selama satu bulan ini tidak pernah sekalipun melihatnya. Wajahnya sungguh asing, "kamu siapa?" Aku bertanya sambil menempelkan wajahku ke pintu, tidak membuka sepenuhnya hanya menyembulkan kepala saja.
"Pelayan nona," ucap gadis itu dengan menundukkan kepalanya tidak menatapku sedikitpun. Ada apa dengan lantainya? Aku ikut menunduk melihat apa yang tengah dilihat oleh gadis itu, tidak ada apa-apa. Lantainya bersih tidak ada apapun yang menarik untuk dilihat. "Apa yang kamu lihat di lantai?" Akhirnya aku menanyakan hal tersebut. Saat gadis itu ingin menjawab, suaranya terpotong oleh bunyi perutnya yang cukup nyaring. Aku tertawa kecil, dia lapar rupanya, apakah belum makan? Atau kusuruh saja dia makan makanan yang ada di nampan? Itu lebih baik daripada orang lain tahu jika aku belum makan.
"Ayo masuk." Aku membukakan pintu lebih lebar untuknya, lalu terdengar gumaman kecil berupa terima kasih dari mulut gadis itu. Aku menutup pintu dan menghampiri gadis itu yang masih setia menundukkan kepalanya. "Hey, jangan nunduk terus," ucapku sembari merangkulnya. Tubuh gadis ini lebih pendek dan kurus dariku, jadi lebih mudah untuk merangkul pundaknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/223081219-288-k29931.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyna
قصص عامةKebingungan Reyna perlahan terkuak dengan sendirinya. Jati dirinya yang cukup membingungkan mulai terpecahkan. Nyatanya Reyna tetap tidak akan pernah keluar dari zona lingkup keluarganya yang sangat protective Ps: belum revisi dan bahasa masih alay...