Halaman 56 - End.

3.6K 157 15
                                    

EPILOG

"Apa yang kau pikirkan ?" Syafiq sedikit menggeser tubuhnya.

Ellia kembali menatap malaikat rupawan disampingnya. "Tidak ada." jawabnya singkat, sedikit menahan senyumnya.

"Jangan bohong..... " lagi-lagi Syafiq merengkuhnya, mengecup leher putihnya, menyembunyikan segala ketampanan yang ia miliki ke dalam rambut Ellia.

Merasa geli, Ellia mendorong dada suaminya. " Sebenarnya... ada satu pertanyaan, Gus... "

Syafiq mendongak, " Apa ?"

Ellia menggigit bibir, pipinya memerah. "Eemm... kenapa tadi... Njenengan... begitu salah tingkah ?"

Syafiq sedikit bingung, " Aku ? Salah tingkah ?"

Ellia mengangguk.

Bukannya menjawab, Syafiq malah lebih merapat lagi. Tubuh Ellia terasa hangat. AC di kamarnya seolah tak berfungsi. Padahal suhu AC nya tak berubah. Mungkin ini efek ada 1 tambahan penghuni baru sehingga mempengaruhi udara di ruangan.

"Pertanyaanmu membuatku malu... " ucap Syafiq pelan.

Tawa Ellia meledak. "Maaf, tapi... aku hanya heran, Gus... "

Akhirnya Syafiq sedikit menegakkan tubuhnya, menampakkan dada bidangnya yang telanjang. "Aku baru pertama melalui ini."

Ellia terkejut," Per.. ta... ma ?"

Suaminya mengangguk." Aku tak pernah menyentuhnya."

Ellia paham siapa yang dimaksud. Oh Tuhan... Dia baru saja bercinta dengan seorang... perjaka ?

Sekarang Ellia salah tingkah. Karena malu, ia menutup wajahnya dengan selimut. Melihat istrinya begitu, Syafiq tersenyum. "Hei, aku punya rahasia. Tunggu sebentar. "

Syafiq bergerak membuka laci meja disamping tempat tidur. Ia mengeluarkan sebuah buku. Ellia mengintip dari balik selimutnya. Meski malu, ia penasaran juga.

"Kau ingat ini ?" Syafiq mengipasi dengan 2 lembar kertas kecil.

"Ini.... " Ellia meraihnya. Ia mengamati dengan seksama. "Tiket bus malam ?"

"Ya."

"Denganku dulu ?"

"Ya."

"Masih Njenengan simpan ?" Ellia mendongak. Syafiq tersenyum.

"Dan ini." Syafiq menyerahkan sarung tangan jingga miliknya.

"Ku pikir sudah hilang... "

"Aku melihat kau lupa dan meninggalkannya di tempat kita sarapan setelah turun dari bus. Aku lupa mau mengembalikannya." Syafiq pura-pura biasa saja.

Ellia curiga, lelaki ini pasti sengaja menyembunyikannya. Tapi Syafiq begitu menghargai hal sekecil ini tentangnya, apakah begitu besar rasa cintanya kepada Ellia?

Ellia memperhatikan suaminya menulis sesuatu di sampul belakang buku. "Gambar apa itu ?"

" Tanda. " Syafiq menunjukkanya.

(ح.ك.ي.م)

"Apa artinya?" Ellia mengerutkan dahi.

"Hakim. Nama belakangmu. Nama ayahmu. Tanda kurung tutup ini sebagai doa. Semoga aku menjadi suami terakhirmu." Syafiq mengelus sampul tebal itu.

"Em... boleh ku tahu... kenapa ?"

Syafiq menatap istrinya, mencubit hidungnya. " Tidak cukupkah kau mendapat dua syurga ?"

"Apa? Aku tidak... "

Syafiq menyingkirkan bukunya, meraup istrinya ke dalam pelukannya. " Kau mendapatkan 1 syurga dari Bang Ahsan, dan 1 syurga lagi dariku. Insya Allah."

Ellia tertawa. "Hei hei putra Kiai. Jangan melewati batas... bukan anda pemilik syurga.... "

Syafiq mendekatkan wajahnya." Aku memang bukan pemiliknya, tapi aku salah satu jalanmu menuju syurga milikNya."

"Oh ya?" Ellia gugup. Ia tahu jawaban suaminya.

"Ya. Aku mencintaimu Ellia, dan ridhoku menyertaimu sepanjang hayat." Syafiq melumat bibir Ellia, merengkuhnya, meleburkan dirinya dalam tubuh istrinya. Dunia harus tahu, hatinya milik Ellia selamanya.

*** TAMAT ***

Terima kasih kepada Tuhan YME.
Terima kasih kepada suamiku tercinta.
Dan beribu terima kasih kepada para pembaca.

Alhamdullilah saya bisa menyelesaikan karya pertama saya.
Juga permintaan maaf karena masih banyak kekurangan.

Semoga bermanfaat

Dan nantikan karya saya selanjutnya.

Salam,

Penulis.

MENGGAPAI DUA SYURGA (END) - Sebagian part telah di hapusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang