| Bagian Empat

5.8K 520 27
                                    

Dia itu sebenarnya siapa? Aku bahkan sama sekali tidak tahu namanya.
-Alle.

Note: Part 5 bakalan lebih panjang.

FYI: Aku suka banget sama lumba-lumba. Jadi kalian panggil aku CILUMBA aja, ya! Artinya Cilumba = Cici Lumba-Lumba

•••

"NGGAK USAH TANYA SAYA DULU! IKUT SAJA!!!" balas Albar semakin menyeret Alle ke dalam rasa was-was.

Albar tidak akan membiarkan Alle lolos kali ini. Anak itu harus diberikan pelajaran atas apa yang telah diperbuatnya.

Albar membawa Alle tepat di gudang yang cukup jauh di belakang rumah mereka. Albar memaksa Alle untuk ikut masuk ke dalam mobilnya karena perjalanan akan cukup jauh.

Albar menyunggingkan senyum liciknya. Ia mencampakkan tubuh Alle hingga terpelanting ke tanah.

"Selamat menikmati hukuman, ini akibat kamu sudah mengelabui pikirkan Alatha!" ucap Albar lalu menutup pintu itu dengan keras dan segera mengunci pintu itu.

Alle bergidik ngeri ketika melihat keadaan gudang ini. Ia benar-benar tidak tahu sama sekali apa maksud dari perkataan Albar tadi.

Mengelabui? Mengelabui apanya? Jelas-jelas sikap Alatha tadi sama sekali bukan keinginan Alle.

Alle selalu salah. Kedua orang tua nya yang paling benar.

Alle hanya bisa mengeluarkan bulir bening lagi. Ia benar-benar buntu dan tidak tahu harus berbuat apa. Alle hanya bisa terduduk di atas tanah yang sedikit lembab.

Bersama dengan sarang laba-laba, kecoa terbang, nyamuk, dan lalat yang ada di dalamnya.

Alle pernah berpikir, sebenci apa Papa nya itu pada nya? Sampai-sampai semua hal yang bisa menyerang nyawa Alle ia lakukan dengan sengaja.

•••

Sudah satu jam Alle berada di gudang kumuh ini. Bau nya sangat menyengat hingga masuk ke dalam lubang hidung Alle.

Alle bertekad bahwa dia harus berusaha keluar dari sini. Alle mencari jalan keluar, ia mencoba mendekati pintu belakang. Alle kemudian mencoba membukanya dengan susah payah, namun Albar sangat pintar, pintu belakang juga ia kunci.

Alle melihat satu batang kayu besar di sudut kiri gudang, Alle mencoba mengambil kayu itu. Namun sialnya, banyak sekali ulat-ulat kecil di atasnya.

Alle menjerit, ia sangat takut dengan ulat. Alle mencoba menjatuhkan ulat-ulat itu dengan menggulingkan dan menjatuh bangunkan kayu tersebut.

Usahanya tidak berujung sia-sia, ulat-ulat itu pergi entah kemana, Alle tidak tahu.

Dengan rasa optimis, Alle mendorong pintu itu menggunakan kayu besar miliknya.

Sekali dorongan, tidak mempan untuk membuka pintu itu.

Dua kali dorongan, masih tidak cukup kuat.

Alle buntu, ia terus berpikir cara agar dia bisa keluar secepatnya. Alle khawatir terhadap tubuh nya sendiri jika nanti ia diserang oleh hewan-hewan di sini.

After Meet You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang