Khusus untuk part ini, aku sarankan kalian baca sambil dengarkan lagu dari Good Morning Everyone- Bukan Begitu Caranya.
Tentang hal ini biarlah hanya untuk hari ini saja. Selamat beristirahat.
***
Alatha sedari tadi hanya di dalam kamarnya, jika keluar pun hanya untuk makan dan membuat susu di dapur.Alle dengan perasaan bersalah mengetuk pintu kamar Alatha. Alatha membukanya, tetapi raut wajahnya berubah di detik itu juga ketika ia tahu bahwa Alle yang mengetuk pintu. Ia kira Vania.
Alatha lalu dengan cepat mengambil tindakan untuk menutupnya kembali, tetapi gerakan Alle jauh lebih cepat.
"Tha! Tunggu dulu. Aku mau bicara sama kamu," ucap Alle di depan wajah Alatha yang suram.
Alatha hanya diam, dia tak berinteraksi. Hanya berdiri di depan Alle dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada.
Alle dengan cepat menarik napasnya dalam-dalam, bersiap meminta maaf pada Alatha. "Maafin aku, Tha. Aku sadar aku kurasa udah melukai hati kamu," ucap Alle, ia meremang. "Mungkin iya, aku sombong," ucap Alle lagi.
Alatha kemudian mengedipkan matanya sekali. Lalu menarik lengan kiri Alle dan membawanya ke dalam kamar Alatha. Gadis itu menutup pintu yang tadinya terbuka lebar.
Alle sungguh terkejut bukan main, Alatha menariknya tanpa satu kata saja.
"Ke-kenapa?" tanya Alle.
Alatha kemudian beralih posisi dan duduk di atas kasurnya, ia memegang satu boneka miliknya yang berbentuk beruang kutub. Sementara itu, Alle ikut melakukan hal yang sama. Menatap Alatha kali ini dengan sangat lekat.
"Le, tadi aku udah keterlaluan banget, ya, sama kamu?" tanya Alatha. Ia menggigit' bibir bawahnya. Sungguh tak enak hati dengan Alle karena ulah cerobohnya sendiri.
Alle mengangkat kedua bahunya. "Gak tau, Tha. Mungkin, bagi sebagian orang begitu. Tadi kamu kenapa? Atau... emang aku yang sekarang udah sombong?" Alle memegang lutut Alatha yang ia lipat. "Tha, kalau sifatku mulai sombong. Tolong ingatkan aku. Aku cuman manusia biasa yang gak lepas dari namanya lupa diri," sambungnya.
Alatha menggeleng pelan, kali ini air mata mulai menetes kecil dan perlahan di wajahnya. "Kak, aku tadi gak tau kenapa. Aku nggak PMS, tapi, kok, aku gini, ya. Kenapa akhir-akhir ini aku merasa bakalan ada hal yang datang ke aku dari orang lain," ucap Alatha mulai terkejut lantas karena ucapannya sendiri.
"Terus, apa hubungannya sama marah-marah kayak tadi?" tanya Alle.
Alatha menghapus air matanya. "Justru karena aku ngerasa gitu makanya aku lampiaskan ke kamu," ucap Alatha dengan suara yang mulai memelan. "Aku minta maaf banget, Le. Aku ngerasa ada yang salah sama aku untuk hari ini," lanjut nya lagi.
Alle sebenarnya juga tidak mengerti, namun ia akan mencoba untuk menenangkan Alatha bahwa tidak ada apa-apa untuk hari ini. "Tha, kita keluar bentar, yuk. Cari udara supaya kamu bisa lebih tenang," katanya menyemangati.
Alatha dengan cepat tentu mengangguk. Ia dan Alle beranjak bersamaan. Sebelumnya, ia sempat meletakkan kembali bonekanya dan merapikannya di ranjang.
***
Sore ini, tepatnya jam setengah empat. Alle mengajak Alatha ke taman yang ada di seberang sebelah kanan rumahnya.Alle membelikan Alatha sebuah balon berwarna pink muda dengan bentuk wajah serta telinga Mickey Mouse, meskipun ia sangat tidak menyukainya tapi dia hanya akan mengantarkannya saja agar sampai dengan selamat di tangan Alatha.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet You
Teen Fiction"Tuhan, kata Mama dan Papa, Alle tidak pernah diinginkan untuk ada di antara keluarga ini, kata mereka, Alle seharusnya tidak menjadi bagian mereka. Bahkan, kata mereka Alle tidak pantas untuk hidup. Alle terlalu merepotkan, ya?" "Alle pengin pulang...