After meet you, my life changed a lot.
***
Setelah masing-masing telah berdamai dengan keadaan. Hari ini, Altaha berencana untuk membuat Alle berpacaran dengan Akash.Alatha sudah membicarakan semuanya dengan Albar dan Vania di kamar mereka. Albar dan Vania lantas langsung setuju dengan ide Alatha. Lagi pula, Vania dan Albar bisa melihat Akash adalah lelaki yang tidak main-main dengan perasaannya apalagi dengan Alle. Akash juga bukan seperti anak remaja kebanyakan yang hanya akan mempermainkan hati wanita lalu ditinggalkan begitu saja.
Alatha sudah mempersiapkan semuanya dibantu dengan Vania dan Albar yang dengan baik membantu merancang lebih jauh.
Alatha segera menjalankan misinya.
Misi dimulai!
***
Alatha berjalan menghampiri Alle yang tengah membuatnya Kue Pie untuk dihidangkan dan disantap nanti sore.Sekarang adalah hari Minggu, alias weekend. Alle melihat tutorialnya lewat internet, sementara Alatha sibuk mengganggui Alle dengan segala macam perkataannya.
"Le, kamu kelihatan terlalu pucat hari ini. Pakai make up, yuk! Aku yang make-up on," ucap Alatha yang mendapat pelototon tajam dari Alle.
"Alatha, kamu apa-apaan, sih. Ya kali, aku pagi-pagi gini disuruh pakai make-up," balas Alle lalu melanjutkan kegiatan membuat Pie nya yang sempat terjeda beberapa detik.
Alatha cengengesan. "Oh, iya juga, ya. " Alatha gugup, ia segera berlari ke dalam kamar Vania lagi. Tampaknya, Alatha tak berbakat dalam hal semacam ini.
Setelah menghadapi tingkah aneh Alatha pagi ini, Alle segera melanjutkan dan mempercantik langkah demi langkah memasaknya.
***
Alatha kembali ke kamar milik Vania, ia tampak gagal untuk memaksimalkan misinya tadi.Melihat Albar dan Vania yang sudah bersedia menunggu, membuat Alatha segera berbicara. "Ma, kata Alle, ini masih pagi. Buat apa dia make-up?"
Saat itu juga, Vania dan Albar tertawa. Mereka tadi hanya mengerjai Alatha saja, sekadar menjahili. Mana mungkin mereka tidak tahu jika ini masih pagi dan Alle tidak suka pakai make-up. Bahkan, dia tidak pernah memakainya sekali pun.
"Kok ketawa, sih, Ma?" Alatha memanyunkan bibirnya.
"Kamu tuh lucu. Ya mana mungkin lah, Alatha, Alle mau pakai make-up. Ini kan masih pagi dan Alle nggak pernah pakai make-up," jawab Vania.
"Terus gimana?" Alatha mengambil bantal guling yang ada di sampingnya.
"Nanti Mama yang bujuk dia, kamu tenang aja," ucap Vania.
***
Malam hari tiba untuk kesekian kali, Alle ingin tahu Akash sedang apa. Ia sangat rindu pada lelaki itu. Padahal, mereka belum punya hubungan dan status spesial. Tapi tidak apalah, hanya sekadar rindu.
Vania mengetuk pintu kamar Alle. Setelah dibuka, Alle langsung tersenyum. "Kenapa, Ma?"
"Eum, temenin Mama ke pesta temen Mama, yuk," ucap Vania berbohong.
"Ke pesta?" Alle mengerutkan keningnya. "Pesta apa?"
"Ulang tahun anaknya," jawab Vania setelah tadi mempersiapkan pertanyaan dan jawaban bersama Alatha. Ia tidak menanyakan pasal ini pada Albar . Karena pasti, suaminya itu tidak tahu apa-apa tentang make-up dan pakaian yang anggun.
"Duh, Ma. Alle nggak pernah pergi ke acara-acara begitu. Alle nggak tahu," ucap Alle, ia menggaruk tengkuknya.
"Kan ada Mama," ucap Vania sambil berpose ala model, membuat Alle tertawa geli karena sikap Mamanya yang sudah jauh berbeda padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Meet You
Teen Fiction"Tuhan, kata Mama dan Papa, Alle tidak pernah diinginkan untuk ada di antara keluarga ini, kata mereka, Alle seharusnya tidak menjadi bagian mereka. Bahkan, kata mereka Alle tidak pantas untuk hidup. Alle terlalu merepotkan, ya?" "Alle pengin pulang...