| Bagian Lima

6K 480 28
                                    

Aku kini mengetahui namanya. Sekarang, saat nya aku memikirkan, aku akan bersikap seperti apa saat mengobrol dengan nya?
-Alle

***

Alle turun dari angkot ketika angkot tadi berhenti tepat di depan SMA Bayu Dharma.

Kini Alle menatap ke arah lelaki itu. Lelaki itu tersenyum tipis ke arahnya.

Rambut hitam tebal, rapi dalam berpakaiannya, memakai jaket, berkulit putih tapi tidak terlalu tinggi. Sepertinya, cowok ini bukan cowok yang jahat.

Alle akhirnya mencoba membuka suara lebih dulu, walaupun suara kendaraan yang berlalu lalang di pasar telah membuat telinga tiap-tiap orang yang ada di sana sedikit pekak. Ada juga yang menyalakan klakson nya berkali-kali karena jalanan macat.

"Nama kamu siapa?" tanya Alle, ia kali ini menghadap pria tersebut, meski kadang-kadang Alle tidak mau menatapnya.

Pria yang tadi nya membaca komik itu mengalihkan perhatiannya kepada Alle. Fokus nya kini bukan lagi pada sebuah komik berhalaman tipis itu.

"Kenapa?"

Alle mengerutkan keningnya menunjukan beberapa lipatan. Tidak mengerti kenapa lelaki itu malah bertanya balik.

Lelaki itu sedikit memperbaiki jaketnya, ia sedikit menarik kancing jaketnya hingga separuh tertutup.

"Nggak papa. Nanya aja." jawab Alle.

Lelaki itu kembali menatap komiknya, entah dia membacanya atau tidak, tetapi yang bisa dilihat oleh orang-orang disekitarnya, komik itu sekarang dalam posisi terbalik.

"Komik mu terbalik. Kamu bisa baca komik yang posisinya terbalik?" tanya Alle, semakin bingung.

Lelaki tadi yang sempat tidak tahu harus berbuat apa, kini membalikan posisi komik itu dalam keadaan semula.

"Maaf, aku nggak bisa baca kebalik. Tadi nggak sengaja." jawab nya.

"Emang bisa nggak sengaja?" tanya Alle.

Cowok itu mengangguk ragu. "Bisa, kalau lagi gugup."

Alle mengartikan maksudnya. "Maksdumu, kamu gugup karena isi komiknya?" tanya Alle. "Emang apa isi nya?" Alle mulai penasaran.

Cowok itu mengusap rambut nya mendengar jawaban tidak jelas dari Alle. "Bukan. Bukan karena isi komiknya, tapi isi percakapan kita." jawabnya yang membuat Alle membuang wajah.

"Emangnya kenapa percakapan tadi? Aku cuman nanya nama kamu, kok." jawab Alle mulai merasa tak nyaman.

"Itu, kan, opini kamu."

Hanya itu, setelah itu keadaan hanya di isi dengan suara tukang parkir yang sedang berteriak-teriak karena ada yang melanggar aturan parkir.

Alle hanya diam. Sepertinya dia tidak salah, pertanyaan nya belum dijawab, kan? Tapi sepertinya Alle lebih baik tidak bersuara.

Kaki nya hendak melangkah, karena ia merasa seperti orang bodoh di sini, apa lagi berdua dengan lelaki itu.

Namun, panggilan suara seseorang dari arah dalam sekolah kembali membuat Alle berhenti.

After Meet You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang