| Bagian Enam

5.2K 428 23
                                    

Sebelum baca, yuk spam komen supaya aku lanjut update!


Jangan dekat-dekat dengan saya, kamu tidak pernah tahu bagaimana saya dan hidup saya.

-Alle


***

Ketika jam sudah menunjukan pukul setengah dua belas, Alle membuka lembar buku yang Akash berikan tadi pagi pada nya.

Hanya sekarang ia punya waktu, karena saat ini tengah waktu nya lonceng istirahat berbunyi. Alle menahan lapar nya karena kali ini, ia tidak punya uang untuk membeli nasi bungkus di depan sekolah nya, biasanya, Alatha yang diam-diam memberi nya uang makan.

Itu juga yang membuat Alle bertekad untuk tidak usah merepotkan Alatha lagi. Mungkin nanti ia akan memutuskan untuk berjualan sesuatu, tapi, sama saja. Modal nya dari mana?

Sebelum membaca, Alle kini mendongak pada Retha yang sekarang di hadapannya dengan uang di dalam genggaman tangannya.

"Le, lo lapar, kan?" tanya Retha mengerti.

Alle tentu saja berdusta, ia menggelengkan kepala nya layaknya orang yang sama sekali tidak keroncongan di bagian perut.

"Jangan bohong, Le! Nanti hidung kamu panjang kayak Pinokio," celetuk Retha sengaja. Alle kali ini hanya menggeleng heran melihat ucapan mengada-ngada Retha.

"Nih, uang. Buat lo beli nasi bungkus nanti." ucap Retha , ia menggapai paksa tangan Alle, lalu meletakkan uang itu tepat di tapak tangan Alle.

Alle tersenyum tulus, banyak sekali di sekitar nya orang-orang baik berhati tulus. Eh, tidak banyak, hanya Retha dan Alatha. Alle harap, mereka akan tetap menebar kebaikan pada Alle.

Meski pun Alle tidak tahu entah dia bisa membalas kebaikan mereka atau tidak.

Alle mulai membaca buku itu setelah Retha kini duduk di sampingnya.

Halaman pertama, ia menemukan sebuah kata, dengan bunyi seperti ini.

Kepada siapa saja yang mulai membuka lembaran buku ini, berarti kamu harus siap memulai lembaran-lembaran berikut nya. Sama hal nya seperti hidup. Jika Tuhan sudah meletakkan jantung di posisi yang tepat, lalu mulai berdetak dan terus berdetak, itu artinya hidup mu baru saja di mulai.

Alle mencermati dan menyimak dengan baik setiap kata demi kata yang tergores di sana. Alle benar-benar masih tidak mengerti, ia bukan anak sastra yang langsung dan dapat menangkap isi tulisan ini.

Tangan Alle bergerak untuk membuka lembaran selanjutnya. Alle semakin dibuat berpikir ketika menemukan rangkaian kata dengan bunyi seperti ini.

Nah, kan. Apa saya bilang, kamu tidak akan berhenti di halaman pertama, kamu harus terus melanjutkan hingga halaman-halaman paling akhir dari bagian buku ini.

Alle menggaruk kepala nya yang tidak gatal. Rasa penasaran Alle terhadap buku ini semakin membesar, membuatnya akhirnya meneruskan tulisan itu ke halaman berikutnya.

Saya akan rangkum semuanya di sini. Halaman pertama, bermakna dan bertujuan agar membuat siapa pun yang membaca ini mengerti, bahwa hidup baru saja dimulai, masa kamu mau nyerah? Nikmati hidupmu, meski kadang ada saja luka pahit dalam diri setiap manusia. Memang sudah dasar nya begitu, bukan?

Halaman kedua ingin kamu tahu, bahwa jika kamu sudah mulai bernapas, jantungmu sudah berkerja dengan baik oleh karena-Nya, kehidupan akan terus berlanjut.

After Meet You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang