| Bagian Dua Puluh Enam

3.4K 219 4
                                    

Share cerita ini ke teman-teman dekat kalian!

Selamat membaca ❤️

Aku tulus menyayangimu, tanpa adanya alasan 'kasihan'.

***
Alle. Gadis itu memutuskan untuk mengambil tempat bersembunyi di balik pepohonan yang ada di taman itu. Ia mengintip gerakan Akash yang saat ini sedang berjalan lewat bola matanya.

Lalu, Alle mengikuti Akash dari arah belakang. Tampaknya Akash ingin pulang ke rumahnya. Alle ingin berada di samping Akash ketika Akash membutuhkannya, dan ia tahu saat ini adalah ia yang dibutuhkan lelaki dengan tatapan lembut itu.

Alle terus mengikuti derap kaki Akash. Akash sama sekali tidak mengetahui keberadaannya, karena Alle mengambil jarak yang cukup jauh dari jarak kaki Akash berada. Alle hanya ingin memberi Akash semacam surprise ketika nanti ia tiba-tiba hadir di rumahnya dan menenangkan Akash atas kekecewaannya barusan.

Alle sedikit tersenyum dan terkekeh senang samar-samar. "Aku tau kamu butuh aku, kan, Akash," ucapnya sangat pelan nyaris tak terdengar.

Hingga saat sudah cukup jauh Akash melangkah, Alle mulai mengerutkan keningnya.

Akash saat ini berjalan ke arah samping bagian rumahnya. Untuk apa lelaki itu ke sana? Bukankah ia akan ke rumahnya?

Alle semakin merasa ada yang ganjal. Akash berhenti sebentar lalu memilih jalan yang berjarak sangat jauh dari keberadaan gudang di belakang rumah Alle.

Alle terus mengikutinya, Alle sudah berada di bagian depan gudang tersebut ketika Akash sudah berjalan maju dan lebih jauh lagi melewati gudang.

Wajah Alle keluar mengintip, hanya untuk melihat ke mana Akash lanjut melangkahkan kaki.

Akash berhenti tepat di rumahnya, membuka alas kakinya dan berjalan masuk. Rumah yang berada di belakang gudang rumah milik Alle. Rumah yang berada di belakang rumah Alle dan gudang tempat Albar menyekapnya pada hari itu.

Alle menutup mulutnya dengan satu tangannya, menggeleng tak percaya. Seakan yang ia lihat ini hanyalah semua delusi dan imajinasi yang ia cipta sendiri.

Jadi... Akash adalah tentangga yang tak pernah ia ketahui selama ini?

Alle dengan cepat berjalan ke arah rumah itu, rumah kayu yang hanya berwarna coklat. Rumah yang semua bagiannya rata-rata berbahan kayu.

Alle melangkahkan kakinya ragu untuk memasuki rumah itu. Pintu terbuka lebar, ia tadi melihat Akash lupa menutup pintunya. Alle mengamati seluruh isi yang ada di dalamnya. Tidak ada apa pun selain bangku kayu dan meja kayu kecil yang berada di ruang tengah. Rumah ini sangat kecil.

Tiba-tiba, Akash keluar dari arah pintu belakang. Lelaki itu terkejut bukan main saat melihat Alle menatapnya dengan tatapan yang tampak kecewa.

"Alle? Ka-kamu ko-kok bi—?" Akash tak sanggup berkata. Mungkin ini sudah waktunya untuk Alle tahu tentang rahasia lama yang ia sembunyikan seorang.

Alle mengigit bibir bawahnya, berusaha menahan tangis yang akan membanjiri wajahnya. "Ter-ternyata, ka-kamu yang selama ini ada di rumah ini?" Alle bertanya dengan nada bergetar.

Akash mendekat. "Le, aku perlu ceritain dari awal tentang hal ini sama kamu dulu," Lelaki itu hendak menggapai Alle. Namun Alle menjauh.

"BILANG SEKARANG, KALAU KAMU MENDEKATI AKU ITU KARENA KASIHAN, KAN? IYA, KAN, KASH!" Mata Alle mendadak memerah, senyumnya sejak ia mengikuti Akash tadi hilang ditelan kekecewaan mendalam. "AYO BILANGGG!!" Alle berteriak, memaksa Akash sekali lagi.

After Meet You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang