| Bagian Lima Belas

3.4K 238 13
                                    

Dia ngerasain apa yang saya rasain.
-Akash

***

"Kamu itu spesial."

Elang hanya bergidik ngeri. "Spesial maksud lo?" tanya nya tak mengerti.

Alle mengangguk beberapa kali, ia hanya tersenyum singkat. "Ya maksud saya, kata orang-orang, anak indigo itu berarti salah satu anak yang istimewa dan spesial. Karena nggak semua punya kemampuan yang dia miliki," ucap Alle.

Elang hanya terkikik geli. "Oh, makasih kalau gitu. Hidung gue jadi panjang, nih," ucap nya kini disertai senyum dengan lesung pipi yang sangat dalam.

"Kayak Pinokio?" tanya Alle.

"Iya, bedanya kalau Pinokio karena bohong. Kalau gue karena ditarik hantu yang naksir sama lo," ucap Elang bercanda. Jujur saja, membuat orang lain tertawa atau yang biasa disebut manusia 'melawak' sama sekali bukan keahlian dan bidang nya.

Keduanya saling bercengkerama. Meski beberapa kali, Alle tidak menjawab apa yang Elang tanyakan. Namun itu bukan masalah sama sekali bagi Elang sendiri.

Kemudian, tiba-tiba saja Akash hadir di antara keduanya. Ia menatap Alle dengan tatapan berbeda.

"Kamu ngapain?" tanya Akash dengan nada tidak enak didengar. Alle yang mendengarnya hanya mengangkat dagu sebagai respons.

"Ini apa?" Alle mengangkat buku panduannya. "Nggak lihat?" lanjut Alle lagi dengan nada menyindir.

Akash menghelus dadanya pelan. Kemudian ia menggapai tangan Alle dengan lembut. "Ikut aku, yuk?" ajak Akash dengan nada yang lebih lembut dua kali lipat dibandingkan di awal tadi.

"Mau ke mana?"

Sementara Elang masih sedikit gagal paham dengan interaksi keduanya. Seperti bukan orang asing lagi. Bukan seperti Elang, yang baru bertemu Alle beberapa menit lalu.

"Kalian pacaran?" tanya Elang, kemudian Alle menggeleng singkat. Elang menepuk mulutnya dengan pelan sebanyak empat kali. "Maksud gue. Kenal?"

Kali ini, Akash yang mengangguk. Membuat Elang hanya ber 'oh' ria.

"Ayo. Kalau kamu nggak mau, aku paksa kamu pakai kursi roda," ucap Akash mengancam.

Demi keripik kentang balado, Akash sama sekali bukan tipe lelaki yang bisa ditebak. Bayangkan saya, biasanya lelaki akan mengatakan 'Kalau kamu nggak mau. Saya akan gendong kamu.'

"Kamu jangan nyumpahin saya yang enggak-enggak gitu," Alle tampak lebih murung dari sebelumnya. Membuat Akash gemas, ia menahan tawanya hingga perutnya terasa sedikit sakit.

"Iya." ucap Akash kemudian menarik tangan Alle. Alle hanya mendesis kuat, tidak peduli jika Akash atau Elang mendengarnya.

***
Akash mengajak Alle ke dalam perpustakaan. Mereka berdua kini duduk di meja panjang berwarna hijau tua dengan bahan kayu jati.

Alle membenarkan rok-nya yang sedikit berdebu. Kali ini Akash yang akan membuka topik pembicaraan. Alle bukan orang yang memiliki kemampuan untuk mengetahui isi pikiran orang lain, itu sebabnya ia tidak tahu apa yang akan Akash lakukan pada nya di sini.

After Meet You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang