"rambut ungu-mu sungguh indah seperti bunga lavender, mata-mu bulat seperti bola pingpong—"
"—KALAU LEWAT MEMBIKIN PERUT KOSONG ASELOLE!"
"JOS!"
san menggeplak kepala mingi dan menendang betis yunho, "cah gendeng."
pria berlesung pipi itu meraih kopinya, menyeruput pelan dan balik memakan tempe mendoan khas buk jumi.
"gue mau nembak wira, bukan mau ngajak dangdutan koplo!"
mingi dan yunho cuma cengar-cengir layaknya orang bodoh.
"santuy sandi, bercanda. lagian ya, emang wira mau sama lo?" mingi bertanya sambil ngangkat satu kakinya ke bangku panjang warung kopi dan makanin kacang kulit.
"ho'oh tuh, lo kan gak tau, wira homo kayak lo juga apa kagak," yunho menimpali, pandangannya masih fokus sama akun instagramnya.
setelah dipikirin lagi, omongan mingi sama yunho ada benernya, dia gak tau wooyoung itu homo apa enggak, walaupun wooyoung manisnya bikin san auto diabetes melitus.
"hape lo tuh,"
san melirik ponselnya dengan layar menyala di meja warung, gak bunyi karena emang lagi mode diam.
"halo mas?"
san mengisyaratkan agar mulut kedua temannya itu untuk diam sesaat. mingi penasaran, "siapa?"
"mas haikal," katanya tanpa suara.
"san, mas nitip pecel lele depan warung buk jum ya, dua."
"WADOOO SANDEEE PAKE KOLORNYAAA"
tiba-tiba yunho teriak. jangankan san, mingi aja kaget. tapi, mingi juga pasti ikut-ikutan.
"SANDE ROKOKNYA MATIIN"
"iya mas," san cuma ngangguk-ngangguk ngeiyain kata-kata masnya. gak ngurusin dua makhluk gak berguna di samping kanan kirinya.
san ngantongin ponselnya, ngehabisin kopinya separuh, langsung berdiri mau pulang.
"pulang?"
"gak. mau ngelamar wira."
"gik. mii ngilimir wiri."
san ngambil kacang kulit dimeja terus dilemparnya ke mingi. abis itu dia lari ke warung pecel lele depan, "WOI ASU!"
.
.
.
san pulang dengan plastik isi pecel lele dua porsi pesenan masnya. baru masuk rumah, hongjoong udah nyambut dia di ruang tamu.
"aduh, adek mas paling oke, matur suwun," gak pake babibu, plastiknya dirampas dan raib sampe sosok itu hilang dibalik dinding.
"WOI MAS HEKAL, GANTI DUITKU ELAH!"
"MINTA SENA!"
san mendengus. kesel banget.
san nyari kakaknya diseluruh sudut rumah, ternyata seonghwa lagi nidurin anaknya yang baru umur 7 bulan.
"kak sena, bagi duit—"
san malah dilempar mobil-mobilan ponakannya, "duit mulu lo, ah"
"SAKIT KAK. SUAMI LO TUH YANG MINJEM, KOK GUE YG DILEMPAR?!"
besok ingetin san buat pindah rumah ke tempat yang lebih layak.