harusnya saat itu yeosang berpikir lebih rasional lagi. harusnya ia tidak gegabah dalam mengambil keputusan yang akan bersifat fatal.
harusnya waktu itu dia gak semena-mena bilang putus sama cowok yang lebih muda satu tahun darinya itu.
"kata orang bahagia itu sederhana," yeosang memperhatikan unggahan terbaru dalam laman insta milik mantan pacarnya. "apa iya?"
satu foto, hanya ada langit gelap yang bertabur bintang. yeosang tahu jongho menyukai fotografi.
"kak, coba gaya disitu, mau aku foto."
"gak ah, itu liat tuh bintangnya bagus, kamu foto bintang aja!"
"kakak lebih indah dari bintang tau."
"apa kamu bahagia?" yeosang tersenyum miris. jongho tidak lagi menyukainya, mungkin kini bintang itu lebih indah.
foto kedua, hanya ada setangkai bunga matahari. yeosang tahu itu salah satu bunga yang mereka tanam di musim semi.
"kenapa bunga mataharinya cuma dua? banyak kan bagus, ho."
"dua aja cukup. satu nya sebagai aku, satunya lagi kakak. jadi kita saling melengkapi."
"kalo yang tumbuh cuma satu, gimana?"
yeosang menahan rasa sakit yang menyerang dadanya. bunga matahari mereka hanya tersisa satu. "aku— aku gak bahagia, ho.."
foto ketiga, terdapat sepasang tangan yang saling menggenggam. yeosang tahu, itu tangan jongho karena ia mengenal jam tangan yang digunakan pemuda itu, dan yang satu lagi.. yeosang tak dapat mengungkapkannya.
dulu hanya tangannya yang dapat jongho genggam erat saat cuaca mulai dingin. kini, tangan pucatnya hanya dapat menggenggam angin yang berhembus.
yeosang menyesali keputusannya. menyesali segalanya. jika tuhan mengizinkannya memutar waktu, ia ingin sekali mengatakan jika ia sangat menyayangi jongho sebagaimana pemuda itu juga mencintainya dahulu.
"kita putus aja ya?"
"hah? kak? kenapa?"
"kita.. gak beda ho.. kita sama.. maafin kakak."
.
.
.
a/n :
maria maria, neol wihan maria~
kecanduan sampe lagi mandi sama masak aja joget maria, ampun :')