yang seonghwa tau, naik commuter line atau yang kerap disebut krl itu tidak sulit. itu sih yang dia dengar dari jongho, adik tingkatnya yang suka bolak-balik jakarta-depok.
dengan berbekal dompet dan ponsel, seonghwa nekat menaiki transportasi kereta cepat itu sendirian.
stasiun pasar minggu. cuma stasiun ini yang jaraknya paling deket dari rumahnya.
sambil mengucap banyak doa dalam hati, pemuda itu memantapkan diri menuju loket. stasiun sepi, mungkin karena ini sudah lewat jam kerja dan kota masih dilanda pandemi.
"stasiun tujuannya, mas?"
aduh, seonghwa lupa mikirin tujuannya mau kemana. dengan cepat dia berbalik, ada laki-laki tinggi pakai masker hitam yang rambutnya dicat coklat, lagi berbaris di antrean.
"mas, mau kemana?"
"hah? saya?"
seonghwa mengangguk cepat. laki-laki itu keliatan bingung tapi dia jawab juga. "bogor."
lalu, seonghwa berbalik lagi menghadap penunggu loket.
"bogor, satu."
setelahnya, seonghwa membayar tiket dengan nominal pas dan dia langsung mendapat kartu kereta. netranya memperhatikan isi stasiun, bingung setelah ini harus apa lagi.
alhasil, pemuda dengan sweter oranye cerah itu nungguin laki-laki yang ada di belakangnya tadi yang lagi pesan tiket.
laki-laki tinggi jangkung itu selesai dan cepat-cepat seonghwa mengikuti langkahnya dari belakang.
seonghwa dengan sigap mengikuti apa yang laki-laki jangkung itu lakukan, pandangannya tidak lepas barang se-detik.
mulai dari menempel kartu pada pembatas masuk stasiun, sampai laki-laki itu membeli roti di toko bertuliskan Roti O.
"roti original nya satu ya,"
"saya juga, mbak!"
mingi mengernyit dan memperhatikan sosok cerah disampingnya. sumpah, ini orang apa jeruk sunkist? oranye nya cerah banget, nusuk mata.
"kamu ngikutin saya, ya?"
seonghwa melotot, kepalanya bergeleng keras. masa harus jujur sih?
"ENGGAK KOK, SUER!" ucap seonghwa sambil memamerkan dua jarinya-telunjuk dan tengah.
mingi mendengus. nggak lama, rotinya sudah siap dan mingi langsung membayar.
seonghwa lanjut mengikuti mingi lagi. kali ini langsung ada disampingnya.
"saya ngaku deh,"
mingi melirik singkat si jeruk sebelum duduk di bangku tunggu penumpang di sisi rel kereta.
"saya.. nggak tau jalan, jadi, saya ngikutin mas aja,"
mingi pura-pura nggak peduli, padahal penasaran.
"tapi, saya bukan orang jahat kok! saya cuma mau naik krl doang!"
"hah?"
seonghwa memainkan plastik rotinya. "em- anu- saya nggak pernah ke stasiun, apalagi naik krl. jadi, saya mau nyoba. tapi, malah bingung,"
"kamu ngikutin saya. kalo saya orang jahat gimana?"
"orang jahat nggak bakal beli roti dulu 'kan kalo mau pergi?"
mingi mendengus lagi. iyasih.
kereta jurusan bogor yang ditunggu sudah sampai. mingi bangkit, tapi seonghwa gak kunjung bangkit dari bangkunya.
"kamu mau disini aja?"
seonghwa mendongak dan menatap mingi yang sudah berdiri.
"hah?"
mingi terkekeh sebelum menurunkan masker hitamnya. surai hitam seonghwa diusak sejenak.
"keretanya udah dateng. nggak mau naik?"
a/n :
anu loh kayanya aku itu ngga bisa lepas dari san. san itu gampang banget dijadiin apa aja gtu lho, jadi kalo misal buku ini kebanyakan bertebar nama choi san, maap ya ahahaha san itu fleksibel, sayang banget deh sama san :3anw, selamat menjalani hari minggu yah! >///<