poligami

7.1K 416 48
                                    




poligami
woosansang ; au
written in lowercase






wooyoung cemburu.

suaminya kini masih pergi ke dokter dengan istri pertamanya. wooyoung bukannya egois, hanya saja ia merasa diperlakukan tidak adil.

ia mondar-mandir di kamarnya, memikirkan, ia harus apa ketika suaminya pulang. karena, malam ini, harusnya suaminya itu tidur di kamar milik wooyoung.

bunyi klakson mobil, artinya san dan yeosang sudah pulang. ia beranjak untuk membukakan pintu rumah, dan menyambut kedatangan mereka.

"eh, hana dimana?"

wooyoung bingung. pasalnya, tadi kedua orang itu pamit ke dokter untuk mengantar hana—anak perempuan yeosang dan san, berobat. anak berumur 3 tahun yang menggemaskan itu tiba-tiba terserang demam semalam.

"kak yeosang juga dimana?"

"hana harus dirawat inap. katanya gejala tipes, jadi mereka masih di rs,"

wooyoung mengangguk paham dan mengikuti suaminya masuk ke dalam rumah mereka.

choi san berbalik, "oh iya, woo, tolong ambilin baju mereka ya, sama aku juga, aku mau ke rs lagi, kemungkinan nginep."

san mengusak rambut sang istri sekilas dan melangkah ke kamar mandi.

wooyoung, sangat cemburu.













san sudah kembali ke rumah sakit beberapa saat yang lalu. wooyoung sendirian malam ini. ingin hati berkata kasar dan mengucapkan sumpah serapah, tapi, ia cukup tahu diri jika ia hanya istri kedua dari suaminya.

wooyoung bukannya membenci hana dan ibunya, hanya saja ia iri. sudah setahun ia menikah, ia tak kunjung memberikan seorang cucu untuk sang ibu mertuanya. padahal ia tahu jika, ibunya san sangat menginginkan cucu lagi.

wooyoung, kesepian dan iri.










"bunda, bunda? mama woo kemana?"

"hana kangen ya sama mama woo?"

"iya! mama woo baik banget! masa, kemarin hana dibeliin eskrim stroberi banyak! trus—"

san berhenti didepan pintu ruang rawat anaknya. ia memperhatikan hana yang sedang bercerita pada yeosang lewat celah pintu yang tidak tertutup rapat. anak itu bercerita tentang wooyoung, ibu tirinya.

"—hana juga di kuncirin rambutnya! kaya pucca, bunda tau?!"

san melihat yeosang hanya mengangguk dan tersenyum mendengarkan.

"tapi- tapi, hana sedih bunda. soalnya mama woo suka nangis juga, kayanya mama woo kesepian deh. jadi, kalo hana disana, mama woo seneng! hana temenin terus kita jalan jalan!"

anak dengan mata sipit persis milik san dan bibirnya persis yeosang itu menyengir, terlihat sangat antusias bercerita. memang akhir akhir ini, yeosang dan san, tentu hana juga, sering menginap dirumah ibunya san atau ibunya yeosang.

tiba tiba san merasa bersalah pada wooyoung.

san membuka pintu ruang rawat itu, hana langsung menaruh atensinya pada san dengan sangat antusias.

"ayah!"

"eit, anak ayah seru banget ngomongin apa sih?"

san menaruh tas—yang telah diisi pakaian oleh wooyoung, di samping bangsal.

bienvenue ; ateez ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang