Chapter 3

56.6K 5.9K 544
                                        

Hai pembaca baru maupun pembaca lamaaa, dimohonkan untuk menekan bintang dibawah, saya selaku Author sangat merasa tertekan melihat jumlah vote berbanding dengan viewers.

Kalian bisa lihat sendiri, tolong berikan vote sebentar untuk cerita ini ya❤

Happy Reading❤
.
.

HARVY sampai di persimpangan antara menuju lift dengan lorong menuju toilet wanita.

Dia bersender di dinding marmer belakangnya dan memejamkan matanya, kepalanya pusing dan terus-menerus berdenyut.


"Ah..ada apa ini.." keluh Harvy seraya memijit dahinya pelan.

Mungkin Kepribadian barumu.

Celetuk Jackob.

Jangan sampai, atau aku bisa gantung diri.
Jawab Harvy.

Mungkin saja itu Alter barumu.
Sahut Judith yang tumben sependapat dengan Jackob.

Tumben kau setuju Kakek Pemarah.
Ucap Jackob.

Dan Judith malas meladeni Jackob.

Maka dari itu dia diam saja, Harvy sendiri menghela nafas lagi, dia tidak tau akan serumit apalagi hidupnya jika kepribadiannya bertambah.

Tap..Tap..tap..

Harvy menoleh ke kanan begitu mendengar langkah kaki dari arah lorong toilet, dan tak lama gadis tadi muncul dengan permen terselip di bibir tipisnya.

"Kamu, ikut keruangan saya sekarang" perintah Harvy mengejutkan Milky.

Permen di bibirnya hampir meluncur jatuh jika dia tidak cepat mengigit batang putih permennya.

Dan dia juga bingung, tata bicara Bosnya berubah, tadi kasar dan sekarang tenang, sopan, tadi kau sekarang kamu.

Oke Milky pusing sekarang.

"Apa? saya Pak?" tanya Milky untuk memastikan lebih jelas.

Harvy mendengus malas "Iya kamu, cepat jalan" Harvy kemudian berjalan mendahului Milky.

Dia semakin pusing karena aroma minya kayu putih dan minya telon semakin merasuki indra penciumannya.

Hey Harvy, aku merasa ada sesuatu.
Ujar Jilbert.

Apa?
Tanya Harvy.

Aku merasa ada sesuatu yang kuat menahan kami, seakan dia menahan kami agar dia bisa keluar.
Ucap Jilbert serius.

Bacot, To the point lah.
Gerutu Jackob.

Jilbert kesal, dia paling tidak suka dengan Jackob karena hal ini, Jackob sialan suka memotong pembicaraan orang.

Ya, kau diam dulu brengsek!.
Seru Jilbert emosi.

Hei, diam kalian.
Kata Judith dingin.

My Alter Ceo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang