Chapter 6

51.3K 5.1K 146
                                    

Hai pembaca baru maupun pembaca lamaaa, dimohonkan untuk menekan bintang dibawah, saya selaku Author sangat merasa tertekan melihat jumlah vote berbanding dengan viewers.

Kalian bisa lihat sendiri, tolong berikan vote sebentar untuk cerita ini ya❤

Happy Reading❤
.
.

SUASANA canggung amat terasa di dalam ruangan, bagaimana tidak jika saat ini Milky sedang dipangku Harvy dan Harvy yang memeluknya dari belakang.

Alki dan Harvy sudah bertukar namun saat Harvy menjauhkan diri dari Milky.

Alki sontak mengamuk lagi di dalam sana dan membuat Harvy hampir limbung.

Dengan secepat mungkin Milky menahan tubuh Harvy agar tidak jatuh menghantam lantai.

Mengelus kepalanya agar Alki kembali tenang, jadi posisi mereka seperti ini demi keamanan bersama.

Harvy yang amat malu sampai menyembunyikan wajahnya di punggung Milky.

Milky yang amat gugup karena ini kali pertama dia duduk di pangkuan seorang Pria.

"Pak, jadi saya benar-benar di pecat?" tanya Milky ragu, Harvy menggelengkan kepalanya dari punggung Milky.

"Kamu tidak jadi di pecat, sebagai gantinya kamu bekerja menjadi baby sitternya Alki" bisik Harvy lemas.

Milky mengerutkan dahinya "Baby sitter? Lalu tugas saya apa Pak?."

"Kamu hanya perlu berada di dekat saya setiap hari, setiap waktu dan setiap saat, wajah kamu harus terlihat dipandangan saya,"

"Karena semenit wajah kamu tak terlihat maka bocah gila itu akan mengamuk lagi" tukas Harvy.

Wait a second jerk!! Lalu bagaimana dengan kami!? Hey kami juga punya urusan di luar sana!!.
Protes Jackob.

Maaf saja, tapi aku tak punya urusan selain turnamen Game yang hanya 1 tahun sekali, jadi aku tak masalah selagi bocah gila itu tidak mengamuk.
Sahut Jhonson malas.

Aku hanya harus berhadapan dengan laptop dan ceritaku akan berjalan,tak perlu berurusan dengan bocah gendeng itu.
Sahut Jilbert santai.

Gendeng=Gila.

Ayki dengay ya, danan gocipin Ayki kalena itu doca.
Oceh Alki yang memang mendengar perbincangan mereka.

Bocah mending Lo diam!.
Seru Jackob kesal.

Ayki damau diam!!.
Balas Alki kesal.

Diam kalian.
Ucap Judith dingin.

Tatek pemayah diam cada, dausah itut campuy.
Ucap Alki.

Mereka terdiam mendengar ucapan bocah itu yang berani memarahi Judith yang notabenenya adalah yang paling tua disitu.

Bocah gila, kau mau ku blokir agar tidak bisa keluar hah!?.
Ancam Judith serius.

Coba cada, yan ada tatek yan atu byokiy.
Tantang Alki.

Memang ini bocah agak mengerikan, gak takut sama sekali sama Judith.

Harvy terdengar hampir tertawa mendengar perdebatan mereka.

"Pak, bolehkah saya kembali ke ruangan saya?" tanya Milky yang merasa bosan terusan berada di ruangan ini.

Bahkan susu hangat tadi sudah berubah jadi susu dingin.

DABOYEH!! TATAK ANTIK DABOYEH PEYGIIIIII!!!.
teriak Alki dari dalam sana dan kembali membuat Harvy meremat rambutnya.

Milky berbalik dan menatapnya khawatir.

"Alki berulah lagi Pak!? Aduh maafkan saya Pak" Milky panik, dia berusaha melepaskan jambakan Harvy, lalu mengelus kepalanya.

Harvy sudah mulai tenang dan menyenderkan kepalanya di bahu kanan Milky, napasnya terengah-engah karena serangan beruntun dari bocah itu.

"Kamu, disini saja.." rintih Harvy yang sudah kelelahan, Milky terus mengelus kepala Bosnya dan menganggukan kepalanya.

"Baik Pak" mereka tetap dalam posisi seperti itu selama hampir 1 jam lamanya.

..............

Milky masuk ke dalam ruang Divisi Akuntan dengan canggung, seluruh pasang mata menatapnya intens dan tajam.

Apalagi Velona karena sudah berjam-jam Milky keluar dan baru kembali sekarang.

"Kau-"

Baru saja Velona hendak berbacot ria, namun terhenti saat melihat bosnya berjalan dengan tenang mengikuti Milky masuk ke dalam.

Mereka semua mulai berasumsi jahat tentang Milky.

Milky berjalan menuju biliknya dan mengambil tas dan ponselnya.

"Kau mau kemana Milky?" tanya seorang wanita manis yang agak berisi.

Milky menoleh ke kanan dan melihat wanita itu.

"Ah..Aku pindah tugas Kak Butet, bos yang nyuruh" jawab Milky pelan.

Wanita yang dipanggil butet itu nampak tak percaya.

"Kau pelet ya Bos kita" tanya Butet dengan tatapan horor yang tertuju pada Milky, dia tersenyum kecut.

"Kalau aku mau ngasih pelet, aku lebih milih pelet Kak Delta" jawab Milky.

"Ada saja kau, Delta mana mau sama cewek slebor kayak kau ini" ejek Butet, sebenarnya namanya bukan butet.

Nama wanita itu adalah Buti Etresa tapi karena dia berasal dari Medan dan namanya hampir menyerempet ke Butet, jadi Milky memanggilnya Butet.

"Ehem Milky, cepat berkemas karena saya masih ada urusan penting" ucap Harvy ah tepatnya Judith.

Harvy merasa kepalanya amat pusing maka dari itu dia meminta Judith menggantikannya, Milky menganggukan kepalanya lalu keluar dari biliknya.

Menatap ke penjuru ruangan dan tatapannya berhenti pada Delta yang menatapnya sedih.

"Dah Kak Delta, aku mau simulasi ke Neraka dulu, huhu doakan aku tetap selamat ya" pamit Milky seraya melambaikan tangannya ke arah Delta.

Delta membalas lambaian Milky.

"Hati-hati ya Milky, kalau selamat kasih tau kakak gimana Neraka itu" jawab Delta.

Semua memandang mereka aneh, Judith jengah dan tidak suka melihat interaksi keduanya.

Dengan segera mengapit Milky di ketiaknya dan menggeretnya menjauh.

Semua menatap mereka terpelongo, ada hubungan apa Milky dengan Bos mereka dan mereka terlihat sedikit akrab, sedangkan Delta hanya menghela nafas lesu.

Teman cantiknya tak ada di ruangan ini, berarti waktu untuk mengamati Milky berkurang banyak.

"Yah..sayang sekali.." gumam Delta seraya mengambil permen pemberian Milky tadi pagi.

Kemudian ruang akuntan masih hening dan seakan mereka masih Loading denban keadaan yang baru saja terjadi disini.





































Tbc.

My Alter Ceo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang