6

4.1K 527 45
                                    

"Apakah sebulan cukup?" Jaemin menyandarkan kepalanya pada bahu Jeno, namun matanya menatap lurus pada Renjun yang sedang makan cake. Mereka bertiga malam ini sedang berada di workshop Jaemin setelah sebelumnya Renjun mampir ke cafe untuk membeli cake dan minuman untuk mereka.

"Hmmm Sebulan? Sepertinya cukup. Kau setuju Jen?" Jeno tak menjawab pertanyaan Renjun. Ia sibuk memperhatikan Renjun yang tengah asyik memakan strawberry cake dihadapannya. Mata Renjun nampak berbinar setiap kali potongan cake masuk ke dalam mulutnya, pipinya yang agak tembam bergerak naik turun saat ia mengunyah, sesekali Renjun menjilat pinggiran bibirnya yang belepotan cream dengan ujung lidahnya. Tanpa sadar Jeno tersenyum.

"Jen...?? Kau mulai terpesona padaku?" Renjun dengan santainya memasukkan kembali potongan cake kedalam mulutnya.
Jaemin yang mendengar ucapan Renjun langsung mengangkat kepalanya dan duduk tegak. Kemudian menatap Jeno disampingnya.

"Hah??" Jeno mengernyitkan dahinya. Pandangannya masih pada Renjun. Ia tampak bingung.
Renjun menyeringai.
"Hhh lupakan" ia kembali menyendok strawberry cakenya.

Jaemin terus menatap Jeno. Jeno yang merasakan tatapan intens dari samping kirinya menoleh pada Jaemin. Pandangan matanya melembut saat bertemu kedua bola mata milik Jaemin. "Why?" Tanya Jeno. Jaemin terdiam sesaat
"Ah tidak apa apa" Jawab Jaemin sambil tersenyum.

"Bagaiamana? Kau setuju dengan rencana tadi? Sebulan memperbanyak kencan dengan Renjun sebelum ia minta pindah ke apartemen pribadinya?" Jaemin.

Karena Renjun akan minta pindah dengan alasan bisa lebih leluasa bersama Jeno, maka mereka berencana untuk tampak lebih dekat dalam kurun waktu tertentu agar orang tua mereka tidak curiga.

"Aaaah.. Iya. Aku setuju. Kau akan selalu menemani kami kan?" Jeno membelai pipi Jaemin.
"Akan aku usahakan" Jaemin tersenyum.

"Kalian bagaimana sih? Tentu Jaemin harus ikut! Ini kan sebenarnya kencan kalian. Aku hanya obat nyamuk sukarela. Lagipula bukannya kau itu pengangguran Jaem? Kenapa sok sibuk?" Renjun menelan potongan cake terakhirnya. Sekarang matanya melirik ke arah strawberry cake milik Jeno yang baru dimakan sedikit dan tidak disentuh lagi oleh pemiliknya.

"Enak saja! Aku punya workshop! Kau pikir sekarang kita dimana? Ditempat kerjaku!" Jaemin yang menyadari arah pandangan Renjun langsung menggeser cake milik Jeno menjauh dari jangkauan Renjun.

"Hhh" Renjun mendengus kesal dan meletakkan garpunya. Kemudian menyenderkan punggungnya pada kursi dan menyesap earl grey tea miliknya yang tadi diseduhkan oleh Jaemin.
Jaemin menahan tawanya karena gemas.

'Sreeeet'
"Aku sudah kenyang" Jeno menggeser cakenya kembali mendekat pada Renjun.
Jaemin menoleh heran pada Jeno yang kini sibuk minum Ice Americano miliknya.
"Kau kan tidak suka strawberry" Jeno menyadari tatapan yang Jaemin berikan padanya.

"Kalau Renjun kau beri cake aku juga mau" Jaemin cemberut sebelum kemudian menarik tangan Jeno yang sedang memegang Ice americano dan memasukkan sedotan kedalam mulutnya.

"Hehehe" Jaemin menjauhkan dirinya setelah berhasil menegak sepertiga isi gelas Jeno dengan terburu buru.
Jeno hanya bisa mendengus kesal.

"Nih aku ganti" Jaemin menggeser jus semangkanya pada Jeno. Jaemin sudah minum 4 gelas Ice Americano hari ini, jadi Jeno tadi berpesan pada Renjun agar membelikan Jaemin Jus saja asal bukan jus strawberry.

"Kau sungguh kekanakan" komentar Renjun sambil memakan potongan cake yang diberikan Jeno.
"Sebaiknya kau berkaca Nakamoto Renjun. Kau juga sama" Jaemin tersenyum.

"Kalau kita pergi seminggu 5 kali bagaimana?" Jeno menanyakan kelanjutan rencana mereka pada Renjun. Jeno dan Jaemin jarang berkencan keluar karena takut ketahuan dan Papanya selalu menanyainya setiap kali Jeno pulang terlambat. Namun sekarang, karena sudah ada Renjun ia bisa lebih bebas pergi dan pulang terlambat dengan alasan kencan dengan Renjun bukan? Tidak apalah ada orang lain yang mengikuti. Yang penting ia bisa kencan dengan leluasa bersama Jaemin tanpa merasa waswas dicurigai Papanya. Toh Renjun akan mengacuhkan mereka berdua dan sibuk sendiri.

[END] UNEXPECTED [NORENMIN|NOMINREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang