10 🔞

9.2K 532 41
                                    

"Renjun belum pulang?" Jaemin langsung menanyakan keberadaan Renjun saat ia masuk ke apartemen.
"Kan tadi pagi dia udah bilang mau pulang telat Na. Kamu kangen sama dia?" Jeno tersenyum sambil mengeringkan rambut. Ia baru saja selesai mandi setelah pulang dari kantor beberapa saat lalu.

"Bagaimana harimu?" Jaemin mencium bibir Jeno. Memberikan lumatan lembut pada bibir bawah Jeno.
"Ughh" Jeno melenguh pelan sebelum melepaskan diri dari ciuman Jaemin.
"Seperti biasa. Sibuk dengan pekerjaan" Jeno tersenyum.
"Kau bawa apa Na?" Jeno bertanya saat melihat Jaemin meletakkan tas belanjaan diatas kitchen counter.

"Bahan bahan untuk bikin hotpot" Jawab Jaemin sambil cemberut.
"Ah, untuk Renjun ya?" Jaemin mengangguk.
"Sayang sekali ia belum pulang" Jaemin berjalan kearas ruang utama, Jeno mengekor.

"Kan tadi pagi Renjun sudah bilaaaang... " Jeno
"Iya iya tahu. Aku lupa. Hehehe" Jaemin mendudukkan pantatnya diatas sofa. Jeno juga duduk di samping Jaemin. Handuknya masih bertengger di lehernya.
"Eh Na... aku mau ngomong sesuatu" Jeno mendekatkan dirinya pada Jaemin dan memeluk Jaemin dari samping. Kepalanya ia senderkan pada bahu Jaemin.
"Apa sayang?" Tanya Jaemin lembut .

"Aku izinin kalo kamu mau nambahin Renjun dalam hubungan kita. Selain Renjun aku gamau" Jeno tersenyum menunggu jawaban Jaemin.
Hening.
Jaemin tidak merespon sama sekali.

Jeno mengangkat kepalanya dan menatap Jaemin yang sedang diam.
"Kamu gak suka Na?" Tanya Jeno.
"No... aku ga salah denger kan? Coba ulangi" Jaemin mengernyitkan dahinya menatap mata Jeno. Jeno tersenyum.

"Aku..
Izinin...
Renjun...
Buat...
Ditambahin...
Kedalam...
Hubungan...
Kita!!"

"SERIUS NO??!!" Mata Jaemin membulat. Jeno mengangguk cepat.
"NONO MAKASIIIIIIH" Jaemin memeluk Jeno dengan erat.
"Beneran kan?!" Tanya Jaemin masih tidak percaya.

"Beneran. Aku juga tahu kok kamu selama ini sengaja sering goda Renjun karena masih pengin jadiin Renjun milikmu kan?" Jaemin mengangguk, mengakuinya tanpa malu. Jeno memang diam diam selalu memahaminya.

"Tapi aku gamau loh kalau kamu ga cinta juga sama dia" nada bicara Jaemin terdengar serius.
"Aku... sepertinya juga mulai tertarik pada Renjun" Jeno mengakui perasaannya malu malu. Jaemin tersenyum lebar. Ia sudah menduganya. Tapi ia tak pernah mengira Jeno akan secepat ini mengakui perasaannya dan mengambil langkah.

"Aku juga sudah bilang ke Renjun" Jeno menggigit bibir bawahnya.
"Heh??!!! Bilang apa?!" Jaemin semakin kaget dengan langkah terburu buru yang diambil Jeno.
"Bilang... kalau .. Kalau aku akan mengizinkanmu mencintai Renjun. Dan bilang kalau aku mulai tertarik dengannya. Dan memintanya untuk mau mulai membuka hatinya" Jeno menjelaskan dengan gugup.

"Dia jawab apa?" Tanya Jaemin penasaran.
"Dia bilang dia nyaman dengan kita tapi dia merasa bukan pasangan yang cocok untuk kita... mungkin karena..." Jeno tak melanjutkan.
Jaemin mengangguk mengerti. Seperti dugaannya, Renjun pasti lebih menutup hatinya karena masalah orientasi seksualnya. Mereka bertiga harus bicara.

Jaemin tidak bisa berhenti tersenyum. Sepertinya sekarang ia merasa selangkah lebih dekat untuk mendapatkan hati Renjun. Jeno sudah mengizinkan, dan Jeno bahkan mulai menyukai Renjun.

"Kau tampak sangat senang" Jeno.
"Tentu saja No... rasanya... rasanya disini..." Jaemin memegang dadanya. Ia bingung bagaimana menjelaskan perasaannya.
"Aku sangat bahagia. Aku merasa aku tak butuh apapun selain kau dan Renjun. Jadi miskin pun aku tak apa" Jaemin tersenyum lebar, menatap lekat mata Jeno.

"Kau tidak mau jadi miskin denganku tapi mau jadi miskin dengan Renjun?" Jeno memanyunkan bibirnya.
"Bukan begitu Jeno... bukan hanya dengan Renjun. Tapi dengan kalian berdua. Aku merasa sudah memiliki segalanya jika bisa memiliki kalian berdua" Jaemin menangkupkan tangannya pada wajah Jeno. Mereka saling menatap mata satu sama lain.

[END] UNEXPECTED [NORENMIN|NOMINREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang