48 🔞

7.9K 381 63
                                    

Mumpung libur

✨Jangan lupa vote dan comment✨

***

"Bisakah kita beli rumah saja nanti bukan apartemen?" Jaemin menciumi wangi rambut Renjun sambil memejamkan matanya.
"Aku suka suka saja tinggal di sebuah rumah dengan halaman... bagus juga untuk anak anak nantinya" Renjun mengeliat dibalik selimut dan dalam pelukan Jaemin. Membuat dirinya merasa hangat dan nyaman.

"Iya.. Mereka bisa bermain di halaman nanti... sepertinya kita benar benar harus membeli sebuah rumah" Jaemin tertawa.
"Kita bicarakan itu nanti dengan Jeno. Tidak perlu terburu buru Lagipula kita masih punya banyak waktu Jaem... Pernikahan kita saja masih 4 bulan lagi" Renjun mengangkat kepalanya dan menatap kedua mata Jaemin.

Jaemin tersenyum dan membelai pipi Renjun dengan lembut.
"Aku tidak sabar... aku ingin segera punya keluarga kecilku sendiri. Keluarga kecil yang bahagia" Jaemin.
"Sebentar lagi... Bersabarlah.. Kau dan Jeno sudah melalui banyak hal... Setelah ini kalian akan bahagia" Renjun.

"Kau juga melalui banyak hal bersama kami Njun.. Kita akan bahagia" Jaemin mencubit pelan pipi Renjun.
"Aaaaaaah... rasanya sangat menyenangkan bisa memelukmu seperti ini tanpa perlu khawatir lagi kalau suatu hari nanti aku bisa kehilanganmu dan Nono" Jaemin kembali memeluk erat Renjun.

"Hanya membayangkan nanti ada Nono kecil, Njun kecil dan Nana kecil membuatku sangat bahagia.. mereka pasti akan sangat menggemaskan" Jaemin tersenyum membayangkan anak anaknya dimasa depan.

"Hahaha kalau begitu setidaknya kita harus punya tiga anak? Agar masing masing punya duplikatnya" Renjun tertawa.
"Hhhmmm jangan hanya 3, bagaimana kalau 5? 6?" Jaemin
"Terlalu banyak Jaem... mengurus anak bukan hal yang mudah. Kau saja menangis saat mencoba membuat Shotaro tidur dulu.. Hahahahha" Tawa Renjun semakin keras.

"Kan nanti aku belajar dan mempersiapkan diri dulu Njun... aku akan belajar jadi orang tua yang baik!!" Jaemin.
"Ya.. Ya.. Kau pasti bisa..." Renjun kembali tertawa.

"Apa yang kalian bicarakan tanpaku?" Jeno yang baru selesai mandi dan hanya menggunakan bathrobe menubrukkan dirinya atas ranjang dan ikut memeluk Renjun.
"Jeeenn.. Rambutmu masih basah" Renjun protes dan mengeliat, berusaha lepas dari pelukan Jaemin dan Jeno.

"Sexy..." Jaemin tertawa.
"Bukan Sexy...Tapi nanti dia bisa masuk angin.. Rambut basah, tidak pakai baju, pendingin udara yang menyala.." Renjun terus menggerutu sambil perlahan duduk di atas tempat tidur. Ia berhasil lepas dari pelukan kedua calon suaminya.

"Duduk!" Renjun menepuk perut Jeno dengan keras.
"Iyaaa.. Iyaaaa" Jeno menurut dan duduk menghadap Renjun, melepaskan handuk yang menggantung dilehernya dan memberikannya pada Renjun.

"Nanti kalau kau sakit, aku semakin repot.. Pekerjaan kita banyak... belum lagi persiapan pernikahan..." Renjun dengan telaten mulai mengeringkan rambut Jeno .
"Aku memang sengaja... agar kau yang mengeringkan rambutku, Njun... hehehe" Jeno tertawa pelan.
"Manja!" Kali ini Jaemin yang menabok lengan Jeno dan tertawa.

"Apa yang kalian bicarakan saat aku mandi tadi?" Jeno kembali pada topik awal.
"Anak anak.. Dan rumah..." Renjun menjawab dengan tangan yang masih sibuk mengeringkan rambut Jeno.
"Kita ingin beli rumah saja. Bukan apartemen" Jaemin.
"Dengan halaman" tambah Renjun.

Jeno tertawa.
"Oke... oke.. Tenang saja.. Uang Injun banyak.. Jadi kita tentu langsung bisa beli rumah. Dengan halaman" kelakar Jeno. Renjun tertawa mendengar perkataan Jeno. "Tentu saja.. Aku juga bisa belikan mansion jika rumah terlalu kecil" Renjun.

"Mansion dengan taman yang luas sepertinya menarik... kita bisa pekerjakan mungkin sekitar 10 pekerja setidaknya. Ah tidak tidak.. Jika Injun yang beli mansion pastinya ini mansion yang besar. Setidaknya kita butuh 20 orang" Jeno memasang wajah serius, pura pura berfikir. Renjun kembali tertawa mendengar kelakar Jeno.

[END] UNEXPECTED [NORENMIN|NOMINREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang