25

3.6K 429 52
                                    

Hari ini aku double update UNEXPECTED 🎉
Mau update heart of immortal tapi mau ada yang aku edit lagi. Jadi besok aja lah apa ntar malem. Gantinya ini dulu.

Jangan lupa vote dan commentnya ya 😘

***

"Njun, kenapa kau lesu sekali? Kan Otousan bilang untuk di apartemen saja kalau kau masih ingin istirahat" Yuta terkejut melihat putranya duduk termenung di kursinya dengan wajah lesu.
"Tidak apa apa Otousan. Renjun ingin bekerja" Jawab Renjun lemas.

"Tadi katanya kau berangkat sendiri? Jeno tidak ke kantor?" Tanya Yuta. Tadi ia sempat mendengar bisik bisik karyawan yang membicarakan bahwa Renjun menyetir sendiri ke kantor dengan wajah lesu.

"Jeno berangkat duluan tadi pagi" Jawab Renjun sambil pura pura membaca berkas agar Otousannya mengerti bahwa ia tidak ingin diganggu.
"Kau bertengkar dengan Jeno?" Yuta berjalan mendekati Renjun dan berdiri di samping Renjun.
"Tidak" Jawab Renjun datar.

"Bohong. Putra Otousan pasti ada masalah sampai tidak bisa fokus seperti ini" Yuta menarik berkas yang sedang pura pura dibaca Renjun.
"Ini proyek yang sudah disetujui dan kau tanda tangani minggu lalu" Yuta membanting pelan berkas itu ke meja Renjun.

"Tidak mau cerita dengan Otousan?" Yuta memutar kursi Renjun agar menghadap padanya.
"Tidak ada apa apa Otousan. Injun dan Jeno baik baik saja" bisik Renjun. Yuta menghela nafas, namun kemudian mengernyitkan dahinya dan mendekatkan wajahnya pada leher Renjun.

"Apa ini?" Yuta mengusap leher Renjun dengan ibu jarinya, membuat consealer yang Renjun kenakan untuk menutupi bekas ciuman Jeno sedikit terhapus.
"Ah, Otousan kembali keruangan Otousan saja sanah.. Pasti Otousan banyak kerjaan" Renjun mendorong Yuta menjauh darinya. Yuta mengangguk dengan cepat dan berjalan meninggalkan ruangan Renjun dengan bingung

"Hmmmm.... Aku tidak salah lihat kan? Tapi jika iya, kenapa mereka bertengkar?" Yuta menggumam sendiri setelah keluar dari ruangan Renjun.
"Kalau mereka baru menghabiskan malam panas bersama kenapa bertengkar? Bukannya harusnya senang? Atau jangan jangan Injun dipaksa Jeno?!" Yuta menghentikan langkahnya.
"Pasti! Pasti Injun menolak lalu Jeno memaksanya! Wah tidak benar ini!!" Yuta berbalik badan hendak kembali ke ruangan Renjun untuk menanyakannya.

"Eh... tapi Jae kan pernah memergoki mereka belanja kondom bersama. Harusnya mereka sudah saling setuju jika melakukan itu dong" Yuta menghentikan langkahnya lagi. Sekarang ia bimbang, mau kembali ke ruangan Renjun atau ke ruangannya.

"Ah sudahlah. Mereka sudah dewasa... harusnya bisa menyelesaikan masalah sendiri" Yuta memutuskan untuk ke ruangannya saja.

***

'Pip'

'Pip'

'Pip'

'cklek'

Renjun masuk kedalam apartemennya yang gelap. Tidak ada tanda tanda orang lain di apartemennya. Rasanya sangat sepi. Biasanya ia pulang bersama dengan Jeno. Terkadang malah Jaemin sudah menunggu mereka di apartemen dan memasak makan malam. Belum lagi Shotaro yang selama beberapa hari juga ikut meramaikan apartemen.

Renjun bergegas ke kamarnya dan meletakkan barang barangnya juga melepas jasnya dan melemparnya ke keranjang pakaian kotor disudut ruangan. Renjun kemudian keluar kamar dan berjalan ke arah ruang makan dan dapur.

Biasanya jam segini jika ada Jaemin, Renjun akan melihat Jaemin di dapur memasakkan makan malam untuknya dan Jeno. Namun kali ini dapur gelap. Tidak ada siapapun disana kecuali Renjun. Meja makan masih penuh dengan sarapan sisa mereka tadi pagi. Tentu saja masih banyak makanan di meja. Jeno dan Jaemin hanya makan sedikit sebelum pergi. Sementara Renjun belum sempat makan sama sekali.

[END] UNEXPECTED [NORENMIN|NOMINREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang