Vote commentnya jangan lupa readersku tersayang 😘
***
"Shotaro sudah tidur no?" Renjun terbangun saat Jeno masuk kedalam kamar menggendong Shotaro yang kini tertidur lelap.
"Iya akhirnya tidur juga dia. Sepertinya lelah menangis dengan Nana" Jeno tertawa pelan.
"Kau harusnya lihat tadi Nana dan Shotaro menangis bersama di ruang tengah. Aku kira mereka sudah berhasil tidur ternyata masih terjaga dan menangis" Jeno meletakkan Shotaro dengan perlahan di samping Renjun. Shotaro mengeliat dalam tidurnya namun tak lama kemudian ia kembali terlelap."Sepertinya dia kelelahan karena menangis" Renjun membelai rambut Shotaro.
"Tentu saja. Ia menangis lebih dari setengah jam tanpa henti dengan Nana" Jeno.
"Tapi Jaemin lumayan juga. Aku pikir dia hanya akan tahan paling tidak 10 menit" Renjun.
"Ya.. Dia tahan 30 menit dengan berlinang air mata hahaha" Jeno masih saja tertawa mengingat Jaemin tadi."Jangan seperti itu... Pasti sangat berat untuk Jaemin karena ia tidak pernah mengasuh anak sebelumnya" Renjun.
"Kau juga sangat hebat No, selalu membantuku menenangkan Shotaro" Renjun tersenyum.
"Tidak seberapa dibandingkan dirimu Njun. Kau sangat pandai mengurus anak. Jangan jangan kau diam diam sudah punya anak? Kau bahkan tahu banyak tentang bagaimana seharusnya mengurus anak kecil" Jeno.
"Sembarangan. Itu karena aku sangat suka anak kecil" Renjun memanyunkan bibirnya.
"Aku juga suka anak kecil. Tapi tidak tahu apa apa. Karena suka saja, makannya aku bisa sabar membantumu mengurus Shota" Jeno"Saat kuliah aku sering jadi relawan di panti asuhan dan menjaga bayi juga anak anak. Aku belajar banyak disana. Saat di Jepang dan China juga. Setidaknya 2 atau 1 bulan sekali aku mengunjungi panti asuhan dan membantu seharian disana" Jelas Renjun.
"Kau sangat suka anak kecil ya?"
Renjun mengangguk.
"Sangat. Tapi aku tidak bisa mengadopsi anak sekarang kan? Terlalu egois jika aku sibuk bekerja dan hidup sendiri tapi ingin seorang anak" pandangan Renjun tidak lepas dari Shotaro yang kini tidur dengan tenang."Kan sekarang kita bertiga Njun. Hmmm maksudku kalau kau sudah siap kita bisa bertiga. Ada aku dan Nana juga yang bisa ikut menjaga anak anak kita nanti"
"Dan membuat anak" Renjun tertawa pelan.
"Nah itu juga. Aku rasa aku dan Nana cukup ahli dalam hal itu" Jeno ikut tertawa."Hheeeunngggh" Shotaro mengeliat, sepertinya ia terganggu dengan suara Jeno dan Renjun yang terus mengobrol.
"Ssshhhh" Jeno menepuk nepuk perut Shotaro pelan.
"Njun, Shotaro perlu kita bawa ke psikolog anak atau semacam itu tidak?" Tanya Jeno saat Shotaro sudah kembali tidur dengan tenang."Aku juga berpikir ingin membawanya untuk konsultasi dengan psikolog anak Jen. Aku khawatir sesuatu membuatnya trauma. 2 malam ini ia selalu mimpi buruk" Renjun.
"Atau hari Senin kita coba ke kantor polisi yang kemarin lagi? Lalu minta dihubungkan dengan dinas sosial dan meminta saran mereka?" Jeno.
"Boleh juga. Aku juga tidak tahu harus kemana kalau membawa Shotaro ke psikolog. Mungkin dinas sosial bisa menyarankan psikolog yang bisa berbahasa Jepang untuk Shotaro"***
"Ohayo Nana-Jisan" Renjun menyapa Jaemin yang sedang menata meja makan. Renjun kemudian duduk di kursinya.
"Waaaah Shotaro sudah bangun" Jaemin tersenyum saat melihat Shotaro yang duduk dalam pangkuan Renjun.
"Masih ngantuk dia" jelas Renjun saat Jaemin menatap Renjun bingung karena melihat Shotaro terlihat lemas dan bersandar di dada Renjun."Shotaro semalaman ga tidur?" Tanya Jaemin.
"Tidur kok. Setelah lelah menangis bersamamu dia tidur nyenyak tanpa bangun lagi. Hahahaha" Renjun tertertawa
"Ck sial. Pasti Jeno yang memberitahumu" Jaemin berdecak kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] UNEXPECTED [NORENMIN|NOMINREN]
FanfictionRenjun tidak pernah menyangka akan menjadi serumit ini. Ia hanya ingin kehidupan yang tenang setelah kembali ke Korea. Tapi siapa sangka ia harus bertemu kembali dengan Seo Jaemin setelah 5 tahun sejak pertemuan pertama dan terakhir mereka, dan terj...