Jaemin membuka matanya perlahan, yang ia lihat pertama adalah dada Jeno yang naik turun dengan teratur. Ia semalam tidur di kamar Jeno, meskipun berdua saja dengan Jeno karena Renjun semalam tiba tiba berubah pikiran dan tidak mau tidur bertiga. Jeno dan Jaemim tidak dapat memaksa Renjun juga, mereka sudah janji akan menjalani hubungan ini dengan perlahan tanpa terburu buru.
Jaemin menguap, samar samar Jaemin dapat mencium bau masakan yang harum dari luar kamar. Perutnya jadi lapar.
"No... udah pagi... bangun" Jaemin menepuk nepuk pipi Jeno yang sedang tidur dengan memeluknya.
"Hmmm" Jeno masih enggan membuka matanya."Nanti ditinggal Renjun berangkat kerja loh. Renjun udah siap tuh" Jaemin menepuk pipi Jeno lebih keras.
Jeno langsung membuka matanya dan menatap Jaemin dalam pelukannya.
"Renjun udah bangun?" Tanya Jeno.
"Udah lagi masak kayaknya. Bau masakan soalnya" Jaemin menjauhkan tubuhnya dari pelukan Jeno.
"Morning kiss duluuuu" Jeno menahan tubuh Jaemin.'Cup'
Jaemin mengecup bibir Jeno dengan cepat dan tersenyum.
"Kiss bukan cup" Jeno memanyunkan bibirnya dan merengek manja.
Jaemin tertawa pelan kemudian menempelkan bibirnya pada Jeno. Melumat bibir bawah Jeno dengan lembut."Hhhh.... Harus banget belum cuci muka udah ciuman gitu?" Renjun berdiri di pintu kamar Jeno, tak seperti dugaan Jaemin sebelumnya, Renjun ternyata masih mengenakan piyama dibalik apronnya. Rambutnya juga masih berantakan.
"Belum mandi Njun?" Tanya Jaemin. Padahal kemarin Renjun sudah rapi saat memasak.
"Belum. Tadi aku bangun kesiangan. Aku kesini mau bangunin kamu buat bantuin aku masak biar aku bisa mandi" Renjun.
"Oke bentar aku cuci muka dulu"
"Aku tunggu di dapur ya. Dan Jeno..." Renjun menunjuk Jeno dengan telunjuknya
"Jangan tidur lagi dan Mandi!" Perintah Renjun."Aaarrrggghhhh Iya iya..." Jeno mengerang dan turun dari tempat tidurnya.
"Tempat tidurnya juga dirapihkan No..." Ujar Renjun sambil berlalu ke dapur."Hhhhaaah Bahkan dia lebih cerewet dari Mama" gerutu Jeno.
Jaemin tertawa.
"Biar kamu ga manja sayaaaang" Jaemin mencubit pipi Jeno gemas.
"Beresin. Aku mau bantuin Renjun" Jaemin mengecup pipi Jeno dan bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka sebelum menyusul Renjun.***
"Ini udah aku potong sayurannya. Bumbunya juga udah aku masukin ke kuah, masukin sayurannya kalo udah mendidih ya. Terus itu telurnya udah aku campur sama potongan sayuran. Bisa kan bikin telur gulungnya? Sama nanti coba cicip cicip lagi kuahnya kurang apa" Renjun tampak terburu buru melepas apronnya.
"Tenang sayaaaang.. Aku ahli di dapur" Jaemin tersenyum.
"Baguslah" Renjun menyerahkan apronnya dan buru buru mandi.
"Sekalian tata meja makannya ya" Teriak renjun dari arah kamar mandi.
"Iya sayaaaang" Jawab Jaemin sambil tersenyum dan mengikatkan apron Renjun pada tubuhnya.
"Ayo masaaaak" Jaemin mulai memasak sesuai instruksi Renjun.***
"Loh Renjun belum selesai mandi?" Tanya Jeno yang sudah mengenakan kemejanya rapi. Jaemin sedang menata meja makan.
"Udah. Dia lagi dandan di kamar" tadi Renjun memang sudah keluar dari kamar mandi dan sekarang ada di kamarnya.
Jeno hanya mengangguk.Jaemin menatap dasi Jeno yang masih digenggam Jeno. Sama sekali belum dipakai.
"Hhhh sinih" Jaemin mengambil dasi Jeno dan memakaikan dasi Jeno.
"Jaem. Kompornya" Renjun keluar dari kamarnya saat Jaemin hampir selesai memakaikan dasi Jeno.
"Aaah.. Lupa" Jaemin langsung meninggalkan Jeno dan berlari ke arah kompor. Mematikan kompor dan mengangkat sup yang tadi ia buat.Renjun berjalan kearah Jeno dan menarik dasi Jeno yang belum selesai di pakaikan Jaemin. Lalu dengan cekatan Renjun memakaikan dasi Jeno dengan rapi. Jeno menahan nafas melihat wajah Renjun dari dekat. Bulu mata lentik Renjun, hidungnya yang tinggi dan bibir mungil yang mengerucut ketika Renjun fokus memasangkan dasi tampak sangat lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] UNEXPECTED [NORENMIN|NOMINREN]
FanfictionRenjun tidak pernah menyangka akan menjadi serumit ini. Ia hanya ingin kehidupan yang tenang setelah kembali ke Korea. Tapi siapa sangka ia harus bertemu kembali dengan Seo Jaemin setelah 5 tahun sejak pertemuan pertama dan terakhir mereka, dan terj...