15

3.4K 458 25
                                    

Hayooo vote dulu jangan lupa. terus comment biar rame.

***

"Tidak ada yang melapor anak hilang?" Tanya Jeno. Mereka sudah di kantor polisi terdekat dari restaurant dan melaporkan bahwa mereka menemukan anak kecil berusia sekitar 4 atau 5 tahun. Shotaro bilang ia 4 tahun.
"Belum ada yang melapor sama sekali tuan" polisi di depan Jeno bersuara.

"Lalu anak ini bagaimana?" Tanya Renjun.
"Kalian bisa meninggalkan anak ini disini. Kami punya ruangan yang bisa digunakannya untuk istirahat. Nanti anak ini akan kami jaga, jika besok pagi masih belum ada yang melapor kami akan antar ke dinas sosial sampai orang tuanya mencari" Jawab Pak polisi.
Renjun memandang Shotaro yang sedang kebingungan dengan sedih.

"Ojisan wa shotalo hitoyini (hitorini) shinain desuyone?" [Paman tidak akan meninggalkan shotaro sendiri kan?]
"Shotalo wa kowa gayu (garu)" [Shotaro takut] Shotaro mulai terisak.

"Ssssttt nakanaide... Renjun ojisan wa hanarenaiyo" [sssst jangan nangis... Paman Renjun tidak akan pergi] Renjun menggendong Shotaro dan berusaha menenangkannya.

"Kalau kami bawa pulang boleh pak?" Tanya Jeno.
"Dia tidak bisa bahasa korea sama sekali. Pasti ia akan sangat ketakutan jika kami tinggalkan disini. Biarkan kami membawanya pulang saja pak. Nanti setelah orang tuanya melapor bapak bisa hubungi kami" Jeno menatap polisi yang bertugas dengan tatapan memohon.

Polisi di hadapan Jeno tampak berfikir dan menimbang nimbang tawaran Jeno.
"Baiklah. Biar kami cek dulu identitas anda dan silahkan tinggalkan nomor telephone dan alamat yang bisa kami hubungi atau datangi nanti" Pak polisi tersenyum menjawab pertanyaan Jeno.
"Terimakasih pak!" Jeno dan Renjun tersenyum lega.

***

"Kita pulang dulu saja sekarang. Besok saja beli baju untuk Shotaro. Sekarang sudah terlalu larut" Renjun menepuk nepuk pelan punggung Shotaro dalam dekapannya. Sekarang sudah terlalu larut untuk berbelanja kebutuhan Shotaro. Shotaro juga sudah kelelahan dan tertidur lelap dalam dekapan Renjun.
"Yasudah kita pulang saja ya" Jeno.

"Aku tidak sedang menggodamu loh. Hehehe" Jeno tertawa saat membantu Renjun memasangkan sabuk pengaman.
"Waaah kau pendendam sekali masih ingat itu" Renjun.
Jeno hanya tertawa.

"Apa kita perlu bilang pada para orang tua?" Tanya Jeno
"Bilang apa?"
"Shotaro"

"Tak perlu Jen. Semoga saja besok atau lusa Shotaro sudah bisa kembali ke keluarganya. Jika kita memberitahu tentang Shotaro yang ada para orang tua akan setiap hari ke apartemen. Itu merepotkan" Renjun masih terus menepuk nepuk punggung Shotaro. Sekarang ia malah bersenandung pelan sambil sesekali tersenyum saat Shotaro bergerak atau mengeliat dalam dekapan Renjun.

Jeno yang sedang menyetir ikut tersenyum sesekali melihat Renjun dan Shotaro. "Sepertinya kau menikmati sekali mengurus Shotaro sejak di restaurant tadi" Renjun hanya tersenyum. Renjun memang sejak di restaurant tadi selalu tersenyum dan dengan sabar mengurus Shotaro dengan baik. Jeno jadi bisa melihat sisi lain dari Renjun. Sisi lain yang sama sekali tidak pernah Jeno duga. Dan jujur saja itu membuatnya semakin tertarik dengan Renjun.

***

"Heeunnnggg hhikks" Shotaro bangun dan mulai rewel saat Renjun meletakkannya di tempat tidur Jeno. Renjun berniat membersihkan Shotaro dan mengganti pakaian Shotaro, namun itu malah membuat Shotaro bangun dan rewel karena mengantuk.

"Gomen'ne Shotaro-chan... karadao kireni shite kigaeyo" [maaf Shotaro... kita bersihkan diri dan ganti dulu yuk] Renjun mengusap air mata Shotaro dengan lembut. Shotaro yang mendengar suara Renjun kembali tenang dan mengangguk. Renjun kemudian melepas baju Shotaro dan menyeka tubuh balita itu dengan handuk yang sudah ia celupkan ke air hangat.

[END] UNEXPECTED [NORENMIN|NOMINREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang